How Did It End?

Bulan purnama merah

Setelah rapat yang melelahkan ,satria kembali ke kamarnya. Rapatnya lumayan lama, terlihat dari waktunya. Saat rapat dimulai matahari masih tinggi,tapi sekarang sudah hampir terbenam

Satria terdiam saat memandang   matahari yang terlihat memancarkan sinar oranye

Ia terpikirkan sesuatu

Joy,Joy terlihat sangat aneh dimatanya.
Tapi ia tak tau pasti kenapa. Seperti ada yang menggelitik dadanya saat memandang Joy

Tok

Tok

Seseorang mengetuk pintu kamar milik satria

Satria menjentikkan jarinya dan pintu yang awalnya terkunci menjadi terbuka

Seano masuk ke dalam

Satria hanya diam

"Bisa kita bicara" Seano memecah keheningan malam
Satria hanya mengangguk dan kemudian menghilang diikuti oleh Seano

"Mau ngomong apa?" Tanya Satria saat mereka telah sampai di atap kerajaan
Bentukannya hampir sama dengan roptoff,tapi di sini dilengkapi dengan sebuah tempat yang memiliki atap dengan meja dan kursi bulat

Satria menunggu jawaban dari Seano sembari memandang ke luar kerajaan. Tampak kelap kelip lampu dari rumah rakyatnya.

Rumah rumah yang terlihat kecil di luar,tetapi sebenarnya besar di dalam

"Tentang Nou dan  ...." Seano ragu untuk mengatakannya

"Dan?" Tanya Satria. Kali ini ia berbalik badan dan menghadap Seano yang terlihat ragu mengatakan nya

"Apa kau masih ingat tentang pemilik  baru kristal biru ?" Seano bertanya dengan pelan sembari menatap sahabatnya, maksudnya rajanya

"Ya ,aku ingat ,bukankah dia ada di pihak kita?"  Satria mengangkat sebelah alisnya

"Aish,aku lupa,kau belum membuka buku itu ya" Seano menepuk jidatnya

"Besok bulan purnama merah,kita kembali ke bumi" ujar Seano

"Tidak bisakah kau memberi tahuku langsung" satria dibuat jengkel oleh Seano

Tinggal bilang apa susahnya

"Tidak bisa,itu hanya bisa diketahui oleh raja,aku juga tidak tau bagaimana kebenarannya, karena semua tertulis di buku itu" seano berujar

"Kenapa tiba tiba membicarakan pemilik kristal biru?" Satria bertanya dan hanya dibalas singkat oleh Seano

"Dia kembali,aku merasakan nya" Seano membalas pertanyaan satria dengan gestur khawatir

"Aku hanya takut dengan kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Mengenai perang hebat di masa depan" Seano terlihat cemas

"Kenapa kau cemas huh? Dasar penakut" ejek satria yang dibalas dengusan kesal dari Seano

"Aku tak tau. Perasaan ini mengganggu ku" Seano berujar sembari meremas dada bidangnya

"Tenang saja,kita akan tetap berusaha demi kemakmuran kita semua" satria memegang bahu Seano sembari tersenyum kecil. Dan ajaibnya, senyuman itu membuat perasaan Seano menjadi lega

"Ada yang aneh" Seano berbicara  setelah sekian lama terdiam

"Ya , ada yang tidak beres" satria membenarkan

Hari  sudah malam,namun hutan gelap  tidak muncul

Mereka berdua menelisik keluar perisai bening. Tidak ada tanda tanda hutan gelap akan muncul