EXTRA PART

26 2 0
                                    

Terus-terusan saya dihantui hanya karena merasa endingnya gantung. Jadi, silakan nikmati EXTRA PART!

ANYWAY, BACA ASISSTANT FOR A YEAR dan ada sequelnya dengan judul LITTLE MISTRESS AND BIG LORD! MUST READ IT!

HAPPY READING 📖

------------------------------------------

Acara pernikahan usai, Richard masih bertanya-tanya apakah ini semua nyata atau ilusi? Ia masih tidak menyangka dan butuh disadarkan karena menikahi Andrea adalah salah satu impian yang ia rasa tak mungkin menjadi nyata. Melihat Andrea dalam balutan gaun pengantinnya, ia semakin merasa dirinya tak waras. Apakah benar ini pernikahannya dengan sosok yang ia cintai sejak perempuan itu masuk ke perusahaan? Benarkah ia menikah dengan perempuan cinta pertamanya?

"Kenapa menatapiku terus?" tanya Andrea galak, padahal ia gugup karena ditatapi intens. Telapak tangannya langsung berkeringat, menyadari jika hanya mereka berdua di kamar dan membayangkan akan ada perbuatan apa setelahnya. Ia bukanlah perempuan polos dan lugu. Ia tahu apa yang akan terjadi saat dua manusia berbeda kelamin di kamar yang sama setelah menikah. Tapi saat ini terjadi padanya, ia menjadi gugup tak tertahankan.

Richard gelagapan dan menjadi gagu. "Aku-aku ..." Ia menarik napas panjang, mencari pasokan udara yang tiba-tiba menipis. "Aku hanya merasa ini seperti mimpi."

Andrea terdiam karena ia merasakan hal yang sama. Suhu ruangan langsung menurun drastis.

"Kau mandilah terlebih dulu," kata Richard, hampir berupa bisikan. Ia menjadi malu.

Kedua alis Andrea terangkat heran. Kenapa jadi seperti ini? Apa Richard tak ingin membantunya melepas gaun sialan ini? Apa Richard akan melewatkan kesempatan untuk beromantis ria? Apa Richard akan membiarkannya kesusahan sendirian? 

Ia mendekati Richard dan langsung mendongakkan kepala itu. "Kau masih saja berlagak bodoh!" kesalnya.

"Maksudmu?" Richard melotot kaget saat kepalanya terdongak dan melihat jelas kemarahan di wajah Andrea.

Kesal karena Richard masih belum mengerti maksudnya, Andrea menunduk dan mempertemukan bibir tipisnya pada bibir Richard, menciumnya kasar dan agresif, memberinya pemberitahuan tanpa kata mengenai sesuatu yang seharusnya pria ini lakukan dengan penuh inisiatif. Bukan malah ia yang bergerak duluan, apalagi harus mengatakan isi pikiran.

Bunyi decapan keras menjadi bukti betapa kasarnya Andrea. Namun, ia tak peduli. Bahkan jika perlu sampai mereka kehabisan napas, baru ia akan berhenti.

Richard melepas paksa ciuman mereka susah payah karena kini Andrea duduk di pangkuannya, mengeratkan pelukan di lehernya, seolah tak membiarkan ciuman itu terhenti.

"Kenapa?" tanyanya berbisik dan tak sengaja menatap bibir Andrea membengkak dengan lipstick yang telah meleber ke sekitar pipi.

"Kau masih tanya kenapa?" Andrea melotot lebar, mengancam Richard, seolah jika pria itu mengatakan satu kata lagi, ia akan marah.

Richard terdiam tak mengerti. Saat ia melihat Andrea di dekatnya sekarang, suhu yang menurun seketika meningkat. Menyadari jika Andrea duduk di pangkuannya dengan status sebagai istri, hasrat seorang lelaki langsung meningkat tajam, layaknya binatang buas yang hendak menangkap mangsa di depan mata.

"Kau terlihat cantik dengan gaun ini, Sayang," bisiknya sembari mendekatkan bibir ke telinga Andrea, memberinya gigitan seduktif.

Andrea merasa lumpuh. Ia tahu ia terlihat agresif, tapi jika menerima perlakuan ini juga, ia akan terdiam mati kutu.

"Aku berbuat kesalahan? Katakan padaku? Curahkan apa yang menganggu pikiran istri cantikku." Bibir itu berucap sembari menjelajah kulit mulus Andrea, seolah membungkam, membiarkan pertanyaannya mengudara tanpa jawaban.

Unexpected Destiny ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang