Chapter - 14. Again and Again

103 22 0
                                    

HAPPY READING 📖

-------------------------------------------

Andrea menghela napas kasar setelah duduk manis di kursi penumpang. Emosi masih terlalu menggebu di dada.

"Sabar ...." Matthew terkekeh kecil, sedangkan Andrea memutar bola mata.

"Dia itu seperti bocah! Kalau saja bukan di area kantor, mungkin sudah kuajak gulat. Suka sekali memancing emosi orang!" kesal Andrea sembari melipat lengannya di dada.

Matthew tak banyak bicara. Ia pun tak terlalu suka dengan Richard yang semakin gencar menjauhkan mereka. Jika saja ia tak diliputi kesabaran yang besar, bisa saja ia bermasalah dengan pria satu itu. Hanya saja ia tidak terlalu suka mencari masalah.

"Eum, hari ini kita makan malam di rumahku, ya? Aku ingin memperkenalkanmu ke mereka." Suasana hati Andrea langsung berubah tatkala membayangkan wajah terkejut ibu dan ayahnya melihat ia sudah memiliki pacar. Ia juga sudah berpesan untuk memasak makanan yang banyak untuk makan malam agar Matthew bisa menikmatinya juga meskipun ia tidak mengatakan apa-apa selain itu semalam.

"Ah, Rea! Aku-aku malu!" Matthew menggaruk kepala belakangnya. Andrea pula tertawa terbahak-bahak.

"Jangan malu! Ayahku tidak menyeramkan dan ibuku baik. Tenang saja. Mereka pasti menyambutmu dengan senang hati." Matthew menggangguk malu, membuat Andrea gemas hingga meletakkan kepalanya di bahu Matthew. "Semoga hubungan ini bertahan sampai kita tua, Matt. Aku mencintaimu."

"Aku juga, Rea." Malu-malu, Matthew mengecup rambut Andrea. Sebelah tangan Matthew menggenggam tangan Andrea, sedangkan sebelahnya mulai menyetir.

***

"Aku gugup, Rea." Andrea terkekeh, masih menunggu di dalam mobil karena ketidaksiapan Matthew. Ia juga menyadari ia terlalu tergesa-gesa, tapi ia hanya ingin Matthew menjadi miliknya. Ia takut jika ia terlambat mengklaim Matthew, pria itu akan direbut.

"Aku akan menunggu sebentar bersamamu kalau kau sudah siap."

"Ayo."

"Sudah?" Andrea menaikkan sebelah alis.

"Ya." Pintu keduanya terbuka bersamaan. Memasuki rumah, tangan mereka bergenggaman hingga menekan bel dan pintu terbuka.

"Hai!" sapa Kim ceria. "Kau pacarnya Andrea?" terka Kim dengan tatapan menggoda.

Matthew menggangguk malu. "Iya, Bibi."

"Ah, ayo masuk. Pantas saja anak nakal ini menyuruhku untuk masak banyak."

Andrea dan Matthew memasuki ruang makan berdua. Masih tidak ada orang lain selain mereka. Rizzo dan Chandra masih belum terlihat, sedangkan Kim pamit ke dapur untuk menyiapkan minuman.

Diam di antara mereka, menjadi semakin canggung saat tiga orang sudah memasuki ruang makan. Hal pertama yang Andrea lihat adalah raut Rizzo tampak terheran-heran.

"Kata Mommy, dia pacarmu? Bukankah pria satu lagi yang menjadi pacarmu? Sebenarnya kau ada berapa pacar, Rea? Kenapa Daddy merasa diam-diam kau menjadi playgirl, huh?"

Andrea, Kim, dan Chandra ikut bingung. Pasalnya Andrea tak pernah mengenalkan pacarnya dan baru hari ini ia perkenalkan. Kim pula terbingung-bingung, bukankah pria ini yang Rizzo ceritakan, yang katanya terkesan kekanakan dan centil?

"Apa maksudmu, Dad? Pacarku hanya ini." Andrea tersenyum canggung. Jangan karena ucapan ayahnya, Matthew merasa tersinggung.

"Aku pernah bertemu dengannya di kantormu. Kebetulan aku tidak tahu tempatmu dan pria itu membantuku. Saat aku menyebut namamu, dengan bangganya dia bilang kau adalah calon istrinya. Kau tahu apa yang kupikirkan waktu itu? Kau mulai menutupi rahasia pada ayahmu." Rizzo mulai duduk dan menunggu Kim menyiapkan makanan.

Unexpected Destiny ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang