Chapter - 44. His Revenge Life

94 10 2
                                    

HAPPY READING 📖

--------------------------------------------

"Sekolah bertahun-tahun, mendapat gelar, nyatanya yang bergelar lebih banyak menyakiti. Apa yang diajarkan tidak pernah sesuai kalau kekuasaan sudah berbicara."

Membaca status terbaru Richard di Twitter, jujur saja membuat ia sakit hati. Ia tidak tahu status itu untuk siapa atau hanya sekadar basa-basi tentang keresahan hidup, tapi ia merasa itu sindiran untuknya. Ia tahu itu sama sekali tidak ada sangkut paut, dan ia pun tidak menggunakan kekuasaan yang berlebihan, tapi akhir-akhir ini setiap kata kasar atau sindiran yang Richard lontarkan selalu membuatnya merasa tersindir, seolah ia melakukannya. Tangannya ingin sekali mengetik beberapa kata kemudian mengirimkannya pada Richard. Seketika jiwa gilanya meronta.

Jika diputar kembali, ini adalah kesalahannya. Ia salah telah menghina Richard. Ia salah telah menolak pria itu terang-terangan. Ia salah karena memilih Matthew dan mengabaikan Richard. Ia salah karena sekarang ini ia menyesal dan berharap semua kembali seperti semula.

Ia tidak pernah berada di satu titik paling mengerikan dalam hidup, dan itu telah diberikan Richard sendiri. Ia tidak meyangka jika pada akhirnya akan menjilat ludah. Itu adalah hal yang paling tidak bisa ia duga selama hidup. Entah harus dengan cara apalagi ia menjelaskan pada Richard dan meminta maaf. Ia tidak bisa hidup seperti ini terus. Ia ingin menjelaskan yang sebenar-benarnya, ia ingin meminta maaf atas kesalahan yang ia perbuat, tapi ia tahu, Richard tidak akan mendengar, bahkan meliriknya sedikit saja. Ucapannya akan menjadi angin lalu.

Notifikasi di ponsel menampilkan pesan dari Christian. Akhir-akhir ini, mereka sering bertukar pesan. Berawal dari Christian yang menanyakan tentang Billie, kemudian berujung curhat dengan pekerjaan dan keluarga. Ia saja baru tahu ternyata pasangan termanis—Zoe dan Jay—pernah hampir bercerai. Dari situlah, mereka sering bertukar pesan dan mengabari. Kata Christian, dia ingin seperti Chandra dan Billie yang bersahabat. Awalnya ia biasa saja, tapi karena tujuan Christian baik dan ia juga pernah menginginkan hal serupa, maka beginilah sekarang. Meskipun ia cukup ragu apa memang persahabatan antara pria dan wanita tidak akan melibatkan perasaan.

Kau lihat betapa puitisnya Richard di status Twitter-nya?

Tiba-tiba, tawa mengalir dari bibir. Ia menganggap pesan itu adalah sindiran. Oh, fakta tak terduga yang ia ketahui bahwa Christian dan Richard adalah teman baik.

Kurasa dia galau dan sok membuat status menjijikan itu. Bagaimana kalau kau mengirimnya pesan agar dia tidak galau lagi?

Tawanya seketika berhenti tatkala melihat pesan selanjutnya. Ia tidak yakin itu adalah kegalauan. Ia pun tidak yakin jika Richard galau karena dirinya. Itu adalah hal yang paling mustahil.

Kau menyindirku sekarang?
Send, sent.

Ia menarik napas kemudian meletakkan ponselnya ke sisi ranjang. Baru saja ia hendak berdiri, bunyi notifikasi terdengar dan sudah ia duga itu siapa.

Ia mengurungkan niat kemudian mengambil ponselnya dan berposisi seperti semula.

Tidak. Kurasa kau dan dia harus bermediasi baik-baik. Mau sampai kapan seperti itu. Kesalahpahaman itu harus dimusnahkan. Kurasa lebih baik kau kirimkan pesanmu padanya dan bilang kalau semua itu tidak benar. Ngomong-ngomong, semoga cepat sembuh. Kasihan sekali Richard tidak mengirimkan pesan untukmu.

Tanpa sadar Andrea berdecak. Penghinaan halus Christian terlihat memalukan. Ia bahkan harus berdecak berkali-kali untuk menolak perasaan yang mengatakan bahwa ucapan Christian benar adanya.

Untuk apa dia mengrim pesan untukku. Tidak ada yang berubah. Dia akan tetap berlaku sama, malah dia akan menghinaku. Percuma saja, sakitku akan semakin parah.
Send, sent.

Unexpected Destiny ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang