Bab 2: Firasat buruk

2.3K 277 0
                                    

***

"Setelah mati akibat kecelakaan, sekarang aku bereinkarnasi, sungguh klise sekali."

Kini Leonhart berada di sebuah panti asuhan setelah seseorang memungutnya di tengah dinginnya musim dingin. Jika orang itu tidak memungutnya mungkin ia akan mati lagi tanpa dapat merasakan kehidupan kedua.

"Amit-amit deh ...," batin Leonhart.

"Tapi akankah akhirnya aku menjadi pemeran utama seperti di novel-novel?? Mafia yang bereinkarnasi menjadi villain, bagus tuh kayanya." Leonhart membatin seraya tertawa cekikikan.

Seorang wanita berpakaian sederhana yang mendengar gelakan Leonhart kemudian menghampirinya. Menatap Leonhart yang hanya merupakan bayi kecil di matanya. Dia adalah wanita yang membawa Leonhart ke panti asuhan ini. Dan sepertinya ia jugalah pengurus disini.

"Setelah melawan sejuknya musim dingin sendirian, kini kamu bisa tertawa seperti ini? Sungguh anak yang kuat," ucapnya seraya mengusap lembut kepala Leonhart.

Leonhart yang mendapat perlakuan seperti itu sontak terdiam. Gelakannya terhenti. Berganti dengan matanya yang hanya tertuju pada wanita di depannya itu.

Seorang wanita dengan rambut berwarna coklat terang yang panjang. Memiliki mata coklat muda dan tatapan yang teduh. Senyuman hangat terlukis pada wajahnya yang tampak tidak begitu terurus.

"Kapan ya terakhir aku diperlakukan seperti ini ...?"

Leonhart terlahir di keluarga mafia. Semua orang, bahkan kedua orang tuanya sendiri, hanya melihat Leonhart sebagai penerus keluarga. Bukan sebagai seorang anak yang patut diberi kasih sayang. Yang terpenting hanya Leonhart masih terlihat hidup dan berkualitas bagi mereka. Tidak pernah sekalipun mereka melihat Leonhart sebagai anak, sebagai buah hati mereka.

"Memikirkannya membuatku merasa buruk ...."

Di saat suasana hati Leonhart mulai berubah. Wanita yang sedari tadi masih mengelus kepalanya kini beralih duduk disamping Leonhart. Tangannya kemudian menepuk-nepuk lembut perutnya. Seiring bibirnya menyenandungkan melodi-melodi indah. Membuat mata Leonhart terasa berat. Berulang kali ia berusaha tetap terjaga, tapi akhirnya tertutup juga.

"Ia memiliki suara yang bagus ...."

***

~8 tahun kemudian~

Hembusan angin sepoi-sepoi menerpa. Indahnya langit biru menghiasi pagi dunia. Merdu kicauan burung dapat terdengar dari segala arah.

Di dalam hutan rimbun, entah mengapa terasa sangat sunyi. Padahal kini terlihat seekor beruang setinggi 3 meter sedang berjalan di tengah-tengah jalan setapak. Beruang itu terus berjalan dan berjalan. Seolah tidak merasakan kehadiran seseorang yang sudah memperhatikannya sejak tadi.

Disaat celah susah benar-benar terbuka. Sebuah anak panah melesat dan menancap tepat di atas kepala beruang itu. Namun mungkin karena panahnya yang tumpul atau tengkorak beruang itu terlalu kuat, ia tidak bisa dijatuhkan begitu saja.

Jadi dari arah yang berlawanan, seseorang melesat. Kakinya membuat dorongan dan tubuhnya melompat ke udara. Bilah pedang yang dipegang kedua tangannya mengayun. Terdapat percikan-percikan kuning pada bilah pedang itu. Sepersekian detik kemudian, bilah diayun dan menebas tepat pada leher beruang.

[BL] I've Become The Villain's ServantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang