Waktu terus berlalu. Bulan dan bintang kembali tidur setelah menyelesaikan tugasnya. Digantikan oleh mentari yang bangkit tuk menyapa dunia. Gradasi langit hitam jingga kebiruan menghiasi angkasa. Menjadi pertanda dimulainya aktifitas hari ini.Anak laki-laki berusia 8 tahun itu kini telah siap dengan seragam pelayan miliknya. Ia segera keluar kamar lalu menuju dapur. Menyiapkan makanan yang ringan untuk dikonsumsi seperti roti dan segelas susu hangat. Kemudian ia berniat untuk membawanya dengan troli makanan. Namun ia urungkan karena tubuhnya yang hanya setengah lebih tinggi dari troli itu. Akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan nampan saja seperti kemarin.
"Jadi anak kecil susah juga ya ...."
Langit telah membiru sepenuhnya. Membuat anak itu harus segera pergi menuju kamar sang majikan. Dengan langkah yang sedikit cepat namun tetap berhati-hati supaya minuman yang ia bawa tidak tumpah. Akhirnya ia tiba disana.
Ia mengetuk pintu tiga kali. Kemudian langsung masuk ke dalam kamar setelah melakukan formalitas. Ia meletakkan nampannya di atas meja kaca. Lalu berjalan menuju jendela dan membuka tirai merah yang terbentang disana. Cahaya hangat pagi masuk melalui besarnya kaca jendela. Menerangi hampir setiap sudut kamar sang majikan.
Netra hijau miliknya menatap ke arah anak laki-laki yang menjadi pemilik kamar. Anak itu menggeliat dibalik selimutnya setelah merasakan cahaya dari balik kelopak matanya. Ia membuka mata, memperlihatkan manik emas yang bersinar begitu indah berkat cahaya pagi. Surai ungunya tampak urak-urakan ketika ia mendudukkan tubuhnya.
"Selamat pagi, tuan muda," sapa Leo pada Killian tepat di sampingnya. Membuat anak itu sontak membulatkan pupil matanya. Ia begitu terkejut akan kehadiran Leo disana. Karena selama ini ia akan bangun dengan sendirinya tanpa ada yang membangunkannya.
"Saya akan segera mengambilkan anda air untuk cuci muka jadi tolong tunggu sebentar," ucap Leo lalu berjalan menuju kamar mandi. Meninggalkan Killian sendiri yang masih berusaha mencerna situasi.
"Semenjak kedatangan orang itu, semuanya mulai berubah ...," batin Killian.
Meski baru beberapa jam semenjak kedatangan Leo ke paviliun ini sebagai pelayan pribadi Killian. Tapi ia sudah melakukan berbagai macam hal untuknya. Mulai dari menyiapkan makanan dan mengantarkannya langsung ke kamar. Kemudian membersihkan kamarnya. Hingga membantunya mandi.
"Bahkan tadi malam ia berniat menceritakanku sebuah dongeng dan lagu pengantar tidur. Tapi tentu aku menolaknya, karena ... itu terlalu kekanak-kanakan." Killian membatin dengan bibirnya yang sedikit ia kerucutkan.
Tak lama kemudian, Leo datang dengan sebaskom air hangat dan handuk. Ia pun memegangi baskom itu di depan Killian yang sudah duduk di pinggir kasur. Meski sedikit ragu, Killian kemudian membasuh wajahnya. Lalu mengeringkannya dengan menggunkan handuk bersih yang tergantung pada lengan kanan Leo. Setelahnya, Killian sedikit mengangkat matanya tuk melihat ke arah Leo. Hanya untuk menemukan anak itu yang tersenyum padanya. Membuat Killian mau tak mau salah tingkah akibat alasan yang ia sendiri bahkan tidak tau.
"Setelah ini anda ada kelas sejarah kan?" tanya Leo seraya meletakkan baskomnya di atas laci dan merapikan handuk yang sudah Killian gunakan.
"Ah, uhm, jam 8," balas Killian sedikit gelagapan seraya mengangguk. Ia terlalu sibuk memikirkan sosok baru bernama Leo hingga lupa akan kelasnya.
Meski banyak yang mengatakan bahwa Killian "ditinggalkan" oleh ayahnya. Namun anak itu tetap mendapatkan pendidikan selayaknya anak bangsawan pada umumnya. Ia belajar pelajaran dasar, etiket, dansa, bahkan berpedang. Semua itu tidak lain tidak bukan diberikan oleh Melville, sang ayah.
"Padahal dia difasilitasi seperti itu, tapi kenapa banyak yang bilang kalo dia ditinggalkan? Cuman karena sikap bapaknya itu acuh, begitu?? Lihat aja, bakal kubuat tu bapak satu cuman merhatiin Killian satu-satunya di dunia!!" batin Leo menggebu-gebu. Ia kemudian menatap ke arah Killian yang hendak berjalan menuju kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] I've Become The Villain's Servant
FantasíaLeonhart Elvis, seorang mafia yang bereinkarnasi ke dalam sebuah novel romansa yang ia baca. Dan kini ia harus menemukan cara untuk dapat menghindari ending cerita yang tragis. ================================ Note: Cerita ini hanya saya tulis atas...