***
Malam itu, ketika semuanya sudah tertidur pulas. Tragedi yang sama sekali tidak diharapkan pun terjadi. Lusinan makhluk mengerikan menyerbu desa dengan membabi buta.
Sedangkan di panti, Leo terbangun lebih dulu akibat suara bisingnya warga desa dari luar. Ia menilik keluar jendela, hanya untuk menemukan kobaran api yang begitu besar membakar desa. Segera Leo berlari keluar kamar untuk menemui Jeanne. Ketika itulah mereka tanpa sengaja bertemu di ambang pintu.
"Kak Jeanne!"
"Leo." Jeanne meletakkan kedua tangannya di atas bahu Leo. Menatap anak laki-laki itu dengan tatapan serius.
"Bangunkan adik-adikmu, dan kita harus lari dari sini sekarang juga," ucapnya.
Tanpa bertanya apapun, Leo mengangguk. Segera mereka pergi menuju kamar anak-anak lain. Jeanne menggendong anak-anak yang lebih kecil. Sedangkan Leo membangunkan anak lainnya dan menuntun mereka untuk segera keluar dari bangunan panti.
Mereka terus berlari diantara kobaran api. Anak-anak lain terus menangis melihat pemandangan mengerikan desa yang dilahap api. Leo akan mencoba menenangkan anak-anak yang terus saja menangis sebisanya. Mengucapkan kata-kata janji kosong untuk menenangkan hati.
Jujur saja, Leo sendiri tidak tau apa yang sedang terjadi sebenarnya. Ia terpikirkan kemungkinannya, tapi terus berusaha lari dari kemungkinan tersebut. Hingga akhirnya, fakta sudah tidak bisa di bantah lagi.
Tepat saat mereka sudah hampir keluar dari desa, terdapat monster setinggi 5 meter yang berdiri tegak menghadang jalan mereka. Itu adalah demon. Sontak Jeanne memberikan anak yang ia gendong pada Leo. Wanita itu kemudian berdiri tepat di depan anak-anak untuk melindungi mereka dengan tubuh ringkihnya itu.
"Leo, ketika kakak memberi aba-aba, segara lari ke arah kanan," bisik Jeanne.
"Apa? Tidak, bagaimana dengan kakak??" balas Leo dengan ekspresi yang tampak menggelap.
Jeanne kemudian menoleh. Memperlihatkan senyuman hangat pada anak laki-laki itu.
"Tidak apa-apa. Kakak akan segera menyusul kalian."
"Tolong jaga anak-anak untuk kakak, Leo." Jeanne berbisik. Selirih mungkin bahkan Leo hampir tidak dapat mendengarnya.
Setelah mengucapkan itu Jeanne kembali menatap ke arah depan. Tanganya yang terbentang seketika mengeluarkan api di keduanya. Ketika itu Leo akhirnya tau, bahwa Jeanne juga seorang penyihir.
"SEKARANG!!!" Jeanne berteriak. Memberikan tanda pada anak-anak di belakangnya untuk mulai berlari.
Tanpa ragu, Leo sontak menyuruh anak-anak lainnya berlari ke arah kanan seperti yang Jeanne perintahkan barusan. Sambil menangis, anak-anak tetap berlari. Mereka sedih, karena harus meninggalkan Jeanne sendirian. Begitu juga dengan Leo. Anak laki-laki itu terus berlari dengan kepalanya yang terus menghadap ke belakang.
Tampak disana Jeanne sedang mengeluarkan rentetan bola api pada demon di depannya. Sesekali demon itu menghindar. Atau menahan serangan dengan lengannya. Ketika ia menemukan celah, maka ia akan melayangkan cakaran atau bahkan sihir hitam pada Jeanne. Sayangnya, tidak semua serangan dapat wanita itu hindari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] I've Become The Villain's Servant
FantasyLeonhart Elvis, seorang mafia yang bereinkarnasi ke dalam sebuah novel romansa yang ia baca. Dan kini ia harus menemukan cara untuk dapat menghindari ending cerita yang tragis. ================================ Note: Cerita ini hanya saya tulis atas...