Di dalam sebuah ruangan kerja, diisi dengan berbagai macam furnitur mewah. Jendela setinggi orang dewasa terpampang di sisi kiri ruangan. Memperlihatkan pemandangan malam kota yang sangatlah indah.
Di tengah itu, terdapat seorang pria dipenghujung usia 20an-nya. Tengah terduduk santai di atas kursi meja kerja. Matanya tidak sekalipun teralihkan dari layar ponsel di tangannya.
"Lahh. Biji alpukat! Masa selesai gitu doang??" umpat pria itu.
Namanya Leonhart Elvis. Seorang CEO dari perusahaan ternama. Dan yang paling penting, seorang mafia. Seseorang yang sangat disegani, terlebih di dunia bawah. Auranya yang dingin itu membuat setiap orang merasa sesak berada di sekitarnya.
Namun, hanya sekedar itulah yang orang-orang ketahui. Nyatanya, Leonhart hanyalah pria biasa, yang menyukai novel cerita romansa.
"Buat perang dunia cuman karena ditolak cinta, yang benar aja ni orang??" gumam Leonhart selagi menatap layar ponselnya dengan kesal.
Akhir-akhir ini, pria itu menemukan sebuah novel romansa baru di platform kesukaannya. Dia memang suka membaca novel romansa, ini adalah novel yang orang sebut-sebut sebagai masterpiece, maka dari itu Leonhart mulai membacanya.
Hanya dalam waktu 3 hari, ia sudah selesai membaca novel itu. Dan disinilah akhirnya, ia merasa novel itu memiliki ending yang terlalu tragis dan tidak masuk akal.
Saintess Celestia, itulah judul novelnya. Menceritakan seolah gadis bernama Celestia yang mendapat gelar Saintess setelah membangkitkan kekuatannya. Dan setelahnya ia harus membantu menjaga dunia dari serangan demon.
Sebuah cerita yang bisa dibilang klise, karena itu Leonhart penasaran kenapa semua orang bisa menyukainya. Tapi meski begitu, terdapat satu karakter yang sangat ia sukai. Yaitu sang villain, Killian Nova Heisenberg. Bukan tanpa alasan ia menyukainya. Leonhart merasa, Killian dan dirinya merasakan masa lalu yang sama.
Tapi seiring berjalannya cerita, ia berpikir bahwa Killian menjadi terlalu dibutakan akan cintanya terhadap Celestia. Ia memanipulasi setiap orang. Bersekutu dengan demon. Hingga akhirnya memulai perang dunia dan menghancurkan segalanya.
"Bodoh banget sumpil ...."
"Padahal anda itu ganteng, kaya, berbakat! Cari aja cewek lain yang mau sama dirimu. Kenapa juga pengen banget sama si Celestia itu??!" pekik Leonhart pada layar ponselnya. Seiring Leonhart terus mengeluarkan kekesalannya pada sang karakter yang tidak mungkin dapat mendengarnya itu, tiba-tiba suara notifikasi terdengar dari ponselnya.
Itu adalah sebuah notifikasi dari sebuah platform yang mengucapkan 4 buah kata.
"Selamat ulang tahun, Leonhart."
Leonhart terdiam. Ia menilik tanggal dan jam pada saat itu. Yang menunjukkan tanggal 05 September pukul 00.00. Tidak lain tidak bukan adalah tanggal lahir Leonhart.
"Menyedihkan sekali diri ini sampai diucapi selamat ulang tahun sama aplikasi? Ya, begini lah nasib pria lajang tanpa keluarga di usia 29 tahun. Eh salah, 30 tahun ya sekarang," gumam Leonhart.
Kemudian Leonhart beranjak dari kursinya. Mengambil kunci mobilnya dan segera keluar dari ruangan. Terdapat beberapa pria bersetelah serba hitam di sana. Mereka menundukkan kepala seiring Leonhart berjalan melewati mereka.
Leonhart menghidupkan mobil sedan hitam miliknya. Berkendara keluar dari parkiran basement, menuju jalan raya. Kendaraan lain masih cukup ramai saat itu, terlepas dari sudah seberapa malamnya saat itu. Ya, inilah yang namanya kota.
Ia terus melajukan mobilnya. Tangan kanannya bersender di dekat jendela mobil tuk menopang kepalanya. Sesekali matanya melihat keluar jendela tuk menatap pemandangan malam kota. Yang begitu terang, namun terasa sepi di hati Leonhart.
Ketika memasuki jalan tol, Leonhart menaikkan laju mobilnya. Di saat itu, terdengar suara notifikasi dari ponselnya. Matanya kemudian melirik ke arah layar yang menyala. Memperlihatkan sebuah notifikasi update bab epilog dari novel Saintess Celestia.
Leonhart sedikit mengerutkan keningnya. Ia berpikir memang apa yang berubah jika dirinya membaca epilog itu? Paling isinya akan menjadi happy ending antara sang pemeran utama dengan male lead nya. Tidak akan ada harapan untuk sang villain.
"Kalau aku bisa ketemu dia, bakal ku tampar wajah tampannya itu biar sadar kalau dia pantas mendapatkan cewek yang lebih baik dari Celestia."
Leonhart kemudian kembali menatap ke depan. Hanya untuk menemukan sebuah truk besar yang tanpa diduga melaju ke arahnya. Sontak Leonhart membanting stir. Tapi sisi belakang truk itu menghantam bagian samping mobilnya. Dan berakhir membuat mobil Leonhart terlempar keluar jalan dan terjun ke dalam sungai.
"Ahh ... inikah akhir hidupku? Sial, setidaknya biarkanlah aku menikah ..!"
Byuuurrrrr!!!
.
.
.
Oeeek oeekkk oee...
"Hm? Apa ini? Suara bayi??"
"Apa aku di rumah sakit? Itu artinya aku selamat kan!"
Leonhart perlahan membuka matanya. Hanya untuk mendapati pemandangan langit abu-abu dengan butiran-butiran putih jatuh ke arahnya.
"Salju? Sejak kapan di negaraku ada salju??"
Leonhart mengangkat tangannya. Ia berusaha menangkap butiran-butiran itu untuk memastikan bahwa apakah benar itu salju. Tapi justru dikagetkan dengan hal lain. Yaitu tangannya.
"Apa nih?? Kok tanganku kecil banget kaya anak bayi?"
Ia kemudian berusaha berbicara. Tapi setiap kali ia mencoba, yang keluar justru hanya suara erangan-erangan bayi. Leonhart pun mencoba untuk bangun, tapi tubuhnya terasa begitu berat. Ia kemudian meraba setiap tubuhnya dengan tangan kecil miliknya. Dan akhirnya ia tiba pada satu-satunya kemungkinan akhir.
"Apa aku ... bereinkarnasi???"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] I've Become The Villain's Servant
FantezieLeonhart Elvis, seorang mafia yang bereinkarnasi ke dalam sebuah novel romansa yang ia baca. Dan kini ia harus menemukan cara untuk dapat menghindari ending cerita yang tragis. ================================ Note: Cerita ini hanya saya tulis atas...