Sudah dua bulan ini Haechan meminta Mark meluangkan waktunya untuk tetap bersama dalam waktu agak lama. Mark tentu tidak menolak, syukurlah kondisi kantor sudah membaik dan juga ia selalu dapat jadwal mengajar siang hari jadi bisa meluangkan waktu pagi bersama istrinya.
“Mas, kemarin kakak curhat sama aku. Katanya dia pengen banget kerja di perusahaan handphone, aku awalnya bingung kenapa dia mau kerja disana padahal bisa ikut kerja di perusahaan kamu kayak dulu.”
“Terus?”
“Ternyata... Itu perusahaan pamannya Jisung, pantes aja dia mau kerja disana sekalian bisa pacaran.”
Mark terkekeh pelan mendengar cerita Haechan, tangan lentik itu mengukir ukir di dada Mark dan Mark menepuk-nepuk bokongnya.
“Yaudah biarin aja kalo dia nyaman disana.” Ucap Mark
“Oh iya! Adek jam bentar lagi pulang, mas mau jemput apa kakak aja?” Tanya Haechan
“Biar kakak aja yang jemput.” Jawab Mark
Ting tong
Keduanya terdiam sejenak saling menatap satu sama lain, Haechan mendudukkan dirinya hingga mereka berhadapan.
“Siapa ya, mas? Masa adek udah pulang?”
“Mungkin tamu, sayang. Yaudah mas bukain dulu ya.”
“Iya, mas.”
Posisi mereka ada di ruang tamu lebih tepatnya di sofa. Haechan menatap Mark yang tengah berjalan mendekati pintu utama untuk melihat siapa yang bertamu di siang hari.
Cklek
“Apa kabar, mas.”
Mark terkejut melihat sosok perempuan yang sudah lama tak ia temui. Haechan yang melihat itupun ikut berdiri untuk memastikan orang yang datang kemari.
“Arini?”
Ya, perempuan itu Arini.
“Iya mas. Maaf ga ngabarin kalo mau kesini.” Ucap Arini
“Ada apa kamu kesini?” Tanya Mark dengan ketus
Arini terdiam sejenak, ia tau terakhir ia bertamu hal buruk terjadi dan itu karena ulahnya.
“Aku rindu keponakan ku, mas. Apa tidak boleh?”
“Chenle ga ada dirumah, dia kuliah.”
Haechan menghampiri mereka yang masih berdiam diri didepan pintu, sengaja ia menautkan tangannya di lengan Mark.
“Eoh? Arini?” Sapa Haechan dengan seringaian.
“Hm, hai.” Balas Arini acuh
“Mas, suruh aja masuk masa di luar gini? Kamu mau ketemu Chenle kan?” Tanya Haechan
“Iya.”
“Ya sudah ayo masuk, tunggu Chenle pulang.”
Mark menatap aneh ke arah Haechan, bukannya Haechan tidak menyukai Arini? Kenapa ia bersikap ramah dengan perempuan itu. Mereka masuk dan duduk di sofa. Bahkan, Mark mengikuti Haechan ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY (2)
FanfictionJika didalam buku sebelumnya kisah Haechan dan Mark hanya dilingkupi dengan jalan yang lurus, maka dibuku ini mereka dan anak anak mereka akan melewati rollercoaster yang terus berputar. Namun, cemara tetaplah cemara. Tak ada kata perpisahan karena...