“Mas, udah ah sana. Aku mau nonton jangan ganggu.”
Semenjak Mark mengambil cuti dari kampus, ia bisa meluangkan banyak waktu di rumah bersama anak anak dan Haechan. Tapi, hal itu membuat Haechan sedikit risih. Pasalnya sejak dari pagi Mark selalu menempel padanya bahkan saat tengah memasak ia masih menempel badannya. Yang lebih parahnya saat Haechan ingin pup pun, Mark ikut masuk.
“Mas udah ambil cuti loh, sayang. Masa di anggurin?”“Aku ga nganggurin kamu kok, ini kan lagi nonton tangan kamu jangan kemana mana. Aku ga fokus nonton, mas.” Ucap Haechan sembari menyingkirkan tangan Mark dari pahanya.
“Emang ga boleh ya pegang pegang istri?”
Haechan memutar bola matanya malas, “mending matiin tv terus ngewe, dari pada kamu nafsuan ga jelas gini.”
Sontak kalimat itu membuat Mark menarik tangannya kembali dari paha Haechan, niatnya bukan itu. Pure ia hanya rindu pada Haechan tidak lebih kok.
“Oke, maaf ya sayang mas ganggu kamu nonton? Yaudah mas ke atas dulu, kasih tau kalo kamu udah nonton.” Ucap Mark dengan lembut sembari mengecup kening Haechan sebelum pergi ke atas.
Sret!
“Mas!”
Haechan menahan tangan Mark yang ingin beranjak pergi, Mark menoleh sembari tersenyum. “kenapa sayang?”
Haechan berdiri kemudian memeluk tubuh Mark, tentu Mark membalas pelukannya. Sama sama menyalurkan kehangatan dalam pelukan mereka setelah melewati banyak masalah dalam rumah tangga.
“Ke kebun yuk, mas.” bisik Haechan
“Kebun? Emangnya ga panas? Kamu mudah panas loh orangnya, nanti pipi kamu merah merah.” Ucap Mark
“Kan ada topi, aku pengen ke kebun. Boleh ya, mas?” bujuk Haechan
Cup!
Mark mengecup bibir Haechan, “boleh, sayang.”
—°°—
“Banyak banget strawberrynya, mas.”Sedari tadi hanya Mark yang memetik buah itu sementara Haechan hanya sibuk memotret suaminya itu dengan buah yang ada disana.
“Masih kurang ga, sayang?” Tanya Mark
“Kayaknya cukup deh, mas.” Jawab Haechan
“Yaudah kita istirahat dulu ya?” Haechan mengangguk.
Mereka berjalan ke ujung kebun dimana ada pondok kecil yang memang sudah Mark siapkan, oh ya. Kebun mereka tidak luas, kebun yang jaraknya cuma beberapa meter dari rumah mereka. Khusus untuk menanam sayuran dan buahan.
“Tuh kan, pipinya merah merah. Kamu kan ga bisa panas panas udah dibilangin.”
Mark menarik lengan Haechan hingga Haechan berdiri di antara dua kaki Mark dan menghadap ke arah suaminya itu yang duduk di pondok.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY (2)
FanfictionJika didalam buku sebelumnya kisah Haechan dan Mark hanya dilingkupi dengan jalan yang lurus, maka dibuku ini mereka dan anak anak mereka akan melewati rollercoaster yang terus berputar. Namun, cemara tetaplah cemara. Tak ada kata perpisahan karena...