Seperti biasa, yang ga suka atau dibawah 18+ silakan skipp!!!
Haechan menatap layar ponselnya dimana terlihat potongan video yang dikirimkan oleh temannya waktu masa kuliah yaitu renjun. Video itu sebenarnya tidak terlalu vulgar tapi kenapa Haechan merasa horny? Apa ini mungkin efek kehamilannya? Ia juga ingat pesan dokter saat mengatakan bahwa hamil anak cowok biasanya memang begitu berbeda dengan saat hamil anak perempuan.
“Mas Mark kapan pulangnya sih?!” gumamnya
Ting
Suara notifikasi ponselnya menandakan bahwa sebuah pesan baru saja masuk.
Papanya anak anak💙
Sayang
Mas sebentar lagi pulang
Kamu mau nitip sesuatu ga?
Sekalian tanyain adek sama kakak mau apa?Mas...
lagi pengen kamu aja
cepetan pulangAda apa sayang?
Apa perutnya sakit?Setelah itu tak ada lagi balasan dari istrinya itu. Benar, Haechan mematikan ponselnya karena sedikit malu untuk menjawab pertanyaan suaminya itu. Jadi, lebih baik ia akhiri pesan itu agar Mark cepat pulang.
Cklek
Mark membuka pintu kamar, pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah Haechan yang tengah memakai piyama yang super terbuka. Apalagi bagian belakang punggungnya benar benar terlihat kulit putih itu. Mark menghampiri Haechan setelah menaruh tas kampusnya di sofa.
Grep!
Haechan memeluk leher Mark sedikit menjinjit karena Mark memang sedikit lebih tinggi darinya. Dengan sigap Mark menarik pinggang Haechan agar keduanya semakin dekat berpelukan.
“Ada apa, hm?” Tanya Mark lembut
Haechan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Mark, samar samar Mark mendengar ucapan Haechan namun tidak terlalu jelas.
“Jelas jelas sayang... Mas ga denger.”
“Aku... Lagi pengen, mas.” bisiknya
Ide jahil terlintas dipikiran Mark, “coba mintanya yang bener kek mana? Masa mukanya sembunyi gitu?”
Haechan merenggut kesal akhirnya melepaskan pelukannya, meski tangannya masih melingkar di leher Mark.
“Mas lagi pengen!”
“Iya pengen apa?”
Haechan menarik nafas dalam-dalam, “ish!!! Pengen ewein! Dibikin enak! Kalo ga ngerti dientot mas! Ish!”
Mark yang mendengar ucapan Haechan barusan terkejut sejenak, karena memang Mark jarang mendengar ucapan Haechan segitu frontal. Tapi, ia tidak boleh lupa kalo dulu Haechan adalah anak nakal. Bukan orang yang polos seperti setelah menikah dengannya.
Sementara Haechan, melihat Mark yang masih diam membuatnya malu setengah mati. Ia kembali memeluk Mark menyembunyikan wajahnya yang memerah karena baru sadar mengatakan hal kotor.
Mark terkekeh pelan, “hahah udah punya dua anak aja masih malu kalo lagi pengen?”
“Ish! Ayo cepetan, mas!”
“Iya iya, tapi mas mandi dulu ya? Baru kita main.” Bujuk Mark sembari melepaskan pelukannya.
“Kenapa harus mandi dulu? Biasanya kamu langsung nerkam aku? Apa karena aku ga cantik lagi? Ga bikin kamu sange lagi? Iya mas?” Tanya Haechan bertubi-tubi dengan raut wajah sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY (2)
FanfictionJika didalam buku sebelumnya kisah Haechan dan Mark hanya dilingkupi dengan jalan yang lurus, maka dibuku ini mereka dan anak anak mereka akan melewati rollercoaster yang terus berputar. Namun, cemara tetaplah cemara. Tak ada kata perpisahan karena...