Chapter 20

3K 150 5
                                    

Ayo kita bicara, ya?”

Di sebuah toko kue Haelycake milik Haechan ramai dikunjungi oleh para pembeli dari kalangan remaja hingga dewasa, bangunan aesthetic itu memang cocok untuk date anak anak muda.

Haechan sibuk melayani pesanan yang lumayan banyak. Saat sedang memonitor kondisi toko, seseorang menghampiri dirinya.

“Hai Haechan.”

Deg

Haechan menoleh, sosok itu sangat ia kenali. “C-cassie?”

Ya, perempuan yang satu bulan ini berhasil membuat rumah Cemara itu sangat hampa dibuatnya. Haechan tersenyum balik menyapa Cassie di depannya.

“Boleh kita bicara?”

Secangkir teh madu Haechan teguk kala mendengarkan Cassie berbicara, “apa kamu kesini hanya untuk menjelaskan hal itu?” Tanya Haechan

Cassie menunduk sejenak, “maaf, aku ga berfikir kalo aku menyaingi kamu karena jelas aku kalah. But, aku cuma mau meluruskan kesalahpahaman ini.”

“Memangnya kamu tau apa masalah ini? Apa aku menyuruhmu untuk menjelaskan sesuatu? Kurasa tak ada sesuatu yang harus diluruskan.” Ucap Haechan santai

“Haechan—

Cassie menjeda ucapannya dan menatap mata kecoklatan milik pemuda manis didepannya, —aku tau kamu dan mas Mark sedang perang dingin semenjak kedatangan ku. Mas Mark menampakkan kegelisahannya padaku karena selama satu bulan ia merasa benar benar kehilangan kamu yang dulu, mungkin aku ga tau persis kamu gimana karena kita memang tidak begitu kenal. Tapi, aku yakin kamu adalah orang yang sangat careful, manis. Aku mau jelasin kalo apa yang kamu pikirkan itu ga benar, aku minta maaf kalo sikapku membuat kalian salah paham. Aku benar benar pure hanya rekan kerja Mark sekarang, tak ada hubungan apapun lagi.”

Haechan terkekeh kecil mendengar penjelasan Cassie, matanya melirik ke sekeliling toko. Helaan nafas terdengar dari mulutnya.

“Dengar, kamu ga perlu jelasin apapun. Aku dan mas Mark tidak ada masalah, aku tidak cemburu sedikit pun tentang kamu. Kamu tidak akan paham maksud ku tapi gapapa.”

“Besok aku akan berangkat ke Jerman, aku ga mau ninggalin kesan buruk antara Mark dan kamu.”

“Hm”

—°°—

“Mom...”

Haechan menghentikan langkahnya saat ingin memasuki kamar, kini ia membalikkan badannya saat mendengar suara yang sangat ia kenali.
Disana, ketiga anak anaknya berdiri sejajar menghadap dirinya. Terlihat raut sendu dari ketiga anak anaknya.

“Mom, Serena mau tidur sama mommy.” Ucap Serena pelan

“Kakak juga, mom.” Kini Chenle ikut bersuara

“Adek juga.” si bungsu bersuara

“Memangnya kenapa sama kamar kalian?” Tanya Haechan pelan.

“Kamar kita ga ada pelukan hangat, mom.” Balas Chenle

“Kita rindu, mommy.” Ucap Zherio sangat pelan.

Haechan memejamkan matanya sejenak, bibirnya terukir senyuman indah. Ia merentangkan kedua tangannya mengkode agar anak anaknya menghampiri dirinya dan memeluk tubuhnya. Dengan kepekaan 100% Chenle, Serena dan Zherio berlari menerjang maju memeluk Haechan hingga tubuh itu terpundur akibat pelukan mereka.

“Ayo tidur.” Ajak Haechan

Mereka masuk kedalam kamar, ketiga tiganya naik ke ranjang sudah dengan posisi masing masing dimana ada space di tengah untuk Haechan. Sementara Haechan mematikan lampu utama dan menghidupkan lampu di atas nakas yang tidak terlalu terang. Kemudian Haechan naik ke atas dan langsung dipeluk oleh Zherio dan Serena. Mata Haechan beradu dengan Chenle yang tidur di samping Zherio sembari tersenyum manis.

MOMMY (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang