Chapter 4

368 31 0
                                    

“Mommy!”

Haechan terperanjat saat mendengar teriakkan anaknya yang tiba tiba datang dari atas tangga. Haechan menoleh kemudian tersenyum manis menatap Serena.

“Kamu tuh ya, ngagetin mommy aja.”

“Heheh sorry mom...”

Serena menarik satu kursi meja makan kemudian duduk disebelah Haechan yang tengah mengupas apel merah.

“Ada apa, hm?”

“Mom, besokkan weekend. Temen temen Serena biasanya suka champ champ gitu, ayo dong mom kita juga camping.” Bujuk Serena

Haechan nampak berfikir sebelum menjawab, “tanya papa dulu ya? Soalnya papa sibuk banget akhir akhir ini, kakak juga sibuk jadi harus nunggu keputusan mereka. Kalo cuma mommy sama adek kan ga seru?”

Serena menunduk sembari menunjukkan wajah sendunya, Haechan tentu tidak bisa kalo sudah melihat anak perempuannya sedih. Ia tangkup wajah kecil itu untuk menatap dirinya.

“Tenang aja, nanti mommy bujuk papa sama kakak.”

Wajah yang tadinya sendu kini sumringah dan langsung memeluk Haechan, “YEY! Makasih mom, Serena sayang banget sama mommy!”

“Mommy juga sayang Serena.”

—°°—

Cup!

Mark mengecup bibir Haechan lembut saat Haechan melepaskan jas miliknya, sementara Haechan tersenyum dan balas mengecup pipi kanan Mark.

“Mas.”

“Hm?”

“Boleh ngobrol sebentar? Atau mas mau mandi dulu terus makan?”

Mark menarik lengan Haechan untuk duduk di sofa kamar mereka saling berhadapan, Haechan tersenyum saat Mark sigap mendengar Haechan ingin bicara.

“Mau ngobrol apa?” Tanya Mark lembut.

“Aku tau kamu lagi sibuk sibuknya, tadi... Adek bilang ke aku mau camping keluarga karena temennya juga camping. Kalo bisa ayo kita camping keluarga, mas. Cukup sederhana aja, kita punya halaman di belakang dan itu bersih, aku rasa disana bagus buat quality family. Tapi, kalo kamu ga bisa gapapa. Mas beri pengertian aja sam adek soalnya aku ga bisa, mas.” Jelas Haechan sangat pelan.

Mark masih setia menatap Haechan, bahkan tangannya masih mengelusi punggung tangan Haechan.

“Cuma itu?” Tanya Mark

“Ugh?”

Mark tersenyum manis kemudian membawa pingga Haechan mendekat hingga Haechan menyandarkan kepalanya di dada Mark sembari menikmati elusan di tangannya.

“Jadi adek mau camping? Cuma itu permintaannya?” Haechan mengangguk.

“Tentu saja bisa! Apa yang tidak bisa untuk anak anak kita? Meluangkan waktu tidak akan membuat kita miskin, justru ide adek buat camping itu bagus banget. Udah lama kita ga deep talk sekeluarga? Kita sering sibuk masing masing, makanya adek mau kita kumpul lagi.” Ucap Mark lembut

Haechan mendongak menatap senang saat mendengar perkataan suaminya itu. “jadi bisa ya, mas?”

“Bisa sayang... Malam ini kita campingnya ya? Kamu siapin makanannya nanti kakak sama mas siapin tendanya.”

MOMMY (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang