Seminggu yang lalu Mark mengatakan pada Haechan kalau akan ada acara di kampus, dimana pihak dosen boleh membawa pasangan masing masing. Awalnya Haechan menolak karena ia tak mau pergi ke kampus itu lagi, para dosen disana pasti mengenali Haechan. Pernikahan mereka dulu memang private dan hanya beberapa yang tau, jadi Haechan yakin para dosen pasti tak menyangka kalo anak basket yang jarang masuk kelas ini ternyata sudah menjadi istri dari dosen administrasi Mark.
Tapi, dengan segala bujuk rayu dari sang suami membuat Haechan mau ikut meski dengan terpaksa.
Mark menepikan mobilnya di area parkir, sebelum keluar dari mobil mereka bersiap siap terlebih dahulu.
“Sayang, coba liat. Dasi mas rapi ga?”
Haechan menoleh menghadap ke samping, “coba sini, yang. Biar aku benerin.”
Dengan telaten Haechan merapikan dasi hingga kemeja yang dipakai oleh Mark, sesekali ia melirik Mark yang tengah menatap wajahnya sembari tersenyum.
“Mas ngapain senyum senyum?”
Cup!
Mark mengecup bibir Haechan sekilas, “rasanya ga mau ngajak kamu karena kamu cantik banget hari ini. Takutnya ada yang ngelirik kamu.”
Haechan terkekeh pelan, “apasih masih cemburuan? Kamu tuh udah hamilin aku dua kali, lagian siapa yang mau sama orang yang udah punya tiga anak?”
“Ada, aku.” Jawab Mark cepat
Haechan menatap jengah ke arah Mark sementara Mark tersenyum manis.
“Kalo seandainya kamu janda anak tiga pun aku tetep mau!” Ucap Mark
Bugh!
Satu pukulan Haechan layangkan ke dada Mark, ucapan suaminya itu benar benar membuat Haechan sedikit kesal.
“Udah ah! Ayo cepetan nanti acaranya udah mulai.”
—°°—
Mark menggandeng tangan Haechan menuju area kampus, beberapa mahasiswa menatap sang dosen. Haechan sebenarnya sedikit risih dengan tatapan mereka, rasanya ingin ia colok mata mereka satu satu.
“Itu pasangan pak Mark?”
“Iya kayaknya, tapi... Keknya gue kenal deh?”
“Eh, itu yang posternya di lapangan basket ga sih? Yang pembasket pertama masuk nasional itu?”
“Eh? Bener”
Haechan dapat mendengar percakapan beberapa siswa yang membicarakan tentang dirinya, entah rasa pd nya kembali datang. Tak ada kebanggaan paling besar dari sebagai pemain basket pertama masuk nasional.
“Silakan masuk— eh, pak Mark?” Sapa seorang wanita muda yang berdiri di depan gedung pintu masuk acara.
“Selamat pagi, bu Evelyn.” Mark balik menyapa
Evelyn tersenyum menatap Mark, namun tatapan nya beralih pada Haechan yang ada di samping Mark tengah menggenggam lengan Mark.
“Eum, itu siapa pak?”
Mark melirik Haechan sekilas kemudian menatap Evelyn, “dia istri saya, Haechan.”
Haechan tersenyum ramah pada Evelyn, namun perempuan itu nampak biasa saja malah mengacuhkan Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMMY (2)
FanfictionJika didalam buku sebelumnya kisah Haechan dan Mark hanya dilingkupi dengan jalan yang lurus, maka dibuku ini mereka dan anak anak mereka akan melewati rollercoaster yang terus berputar. Namun, cemara tetaplah cemara. Tak ada kata perpisahan karena...