Halo semuanya, kali ini aku kembali dengan cerita baru.
Aku di sini akan memberitahu dan mengingatkan bahwa ini akan menjadi cerita terliar yang pernah aku buat. Akan banyak adegan dewasa dan kalimat-kalimat kasar. Jadi untuk usia di bawah umur mohon bijak dan tinggalkan lapak ini segera ya.
Sekali lagi, dimohon untuk bijak dan tidak meniru apapun yang ada dalam cerita ini.
Selamat membaca!
Best regards,
Fadilawliet ♡
===================================
"And if wanting you makes me insane, then I'll wear that title with pride, baby."
Julius Arkved
===================================
"You're awake."
Aku membuka mata perlahan, menyesuaikan diri dengan sinar matahari yang masuk melalui jendela. Sesosok pria yang familiar bersandar di kusen jendela, menatapku seraya melipat tangan di dada.
Rasa kagetku bercampur dengan kebingungan dan ketakutan saat menyadari jika diriku berada di tempat asing, di sebuah kamar klasik modern bersama dengan pria yang tidak aku kenal. Yang aku ingat, pria itu hanyalah pria random yang aku temui di dermaga pada sore itu.
"Kau?" Aku terduduk dan mundur hingga punggungku menabrak sandaran kasur, mataku tidak lepas dari pria itu, menatapnya dengan penuh kewaspadaan.
Pria itu menyeringai kecil. "Senang melihatmu sudah bangun sekarang. Kau tidur lama sekali." Dia kemudian menjauhkan diri dari jendela dan mendekatiku, meletakkan lututnya di tepi tempat tidur kemudian memiringkan kepalanya. "Apa kau ingat apa yang terjadi?"
"Seharusnya aku yang bertanya!"
Pria itu terkekeh, "Kau pingsan, Sayang. Dan aku membawamu ke rumahku."
"Pingsan?" Kebingungan semakin mengerubungi pikiranku.
"Katakan saja ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu." Kata pria itu lagi sambil menyeringai sebelum mengangkat tangannya dan membelai pipiku dengan lembut namun segera kutepis dengan kasar.
"Kau membawaku ke sini hanya untuk berdiskusi? You must be crazy!"
Pria itu mengangkat alisnya mendengar kata-kataku. "Oh, sayang. Aku pernah melakukan hal-hal yang jauh lebih buruk. Aku bisa meyakinkanmu tentang itu."
Aku terus menatapnya dengan perasaan gelisah, memerhatikan tiap gerak-geriknya yang cukup menakutkan.
"Apa kau selalu bersikap menantang saat berbicara dengan laki-laki?"
"Maksudmu, apakah aku selalu menantang saat berhadapan dengan penculik sepertimu?"
Pria itu tertawa mendengar kata-kata terakhirku, seolah mengejek. "What an attitude you have, Baby." Katanya sambil membelai dahiku dengan ibu jarinya. "Itu mungkin akan membuatmu mendapat masalah di sini."
Aku kembali menepis tangan lancangnya untuk yang kedua kali. Namun dia mengusap dahiku lagi sebelum akhirnya menarik tangannya. Dia seolah senang dengan reaksiku.
"Oh, how feisty you are."
Aku meremat selimut yang masih menutupi setengah tubuhku saat dia duduk di tempat tidur dan menyilangkan lengannya.
"Ini akan menjadi obrolan paling menarik yang pernah kulakukan." Dia menyeringai. "Bagaimana kalau kau ajukan pertanyaan-pertanyaan itu padaku dan aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menjawabnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Julius
RomanceJulius Arkved. Aku tidak mengenalnya. Tidak tahu siapa dia, dari mana asalnya, atau mengapa tatapannya terasa begitu berat seolah menembus setiap lapisan diriku. Hidupku berjalan biasa saja-sampai semuanya berubah ketika aku pergi berlibur ke pulau...