Beberapa bulan kemudian, hubungan Edgar dan Selly semakin dekat saja. Namun sayangnya satu sama lain tak ada yang berani mengungkapkan perasaan nya masing-masing.
Selly terus menjalani hari nya dengan baik dan bahagia, tapi entah kenapa semenjak kedatangan zela ia agak was-was jika Edgar berpapasan dengan nya. Ada rasa tak rela apalagi saat zela menyapa Edgar dengan ramah.
Selly juga melihat gelagat zela yang seperti mencari perhatian kepada Edgar, terkadang Selly juga memergoki zela yang tengah memandangi Edgar yang sedang menikmati suasana pagi di taman istana.
"Yang mulia raja kereta anda dan permaisuri sudah siap." Ucap seorang kusir datang menghampiri Edgar dan Selly yang tengah duduk di atas pangkuan Edgar. Mereka sudah tak kaget melihat hal ini.
Semua penghuni istana sangat bahagia melihat rumah tangga raja dan ratu mereka harmonis. Jika di publik banyak berita tentang pernikahan raja dan ratu Kerajaan zexton yang harmonis dan bahagia itu semua hanya opini saja. Semua penghuni istana tentu tau karena mereka juga bekerja disini. Tapi untung saja berita opini itu menjadi kenyataan.
"Hm, baiklah." Balas Edgar.
"Bagaimana, apakah kau sudah siap?." Tanya Edgar kepada Selly.
Selly mengangguk. "Tentu yang mulia."
Mereka berdua akan melakukan perjalanan ke wilayah barat, tempat dimana tubuh Selly asli lahir dan dewasa. Apalagi kalau bukan bertemu dengan ayah dan ibu Selly.
Awalnya Selly ingin sendiri saja tapi Edgar tetap kekeh untuk ikut, alhasil Selly hanya bisa pasrah menuruti nya.
Edgar dan Selly duduk berhadapan di dalam kereta yang mulai berjalan menjauhi istana. Semua pekerjaan istana Edgar percayakan kepada tangan kanan nya, Philip
Sembari memandangi pohon-pohon yang rindang, Selly sedikit memikirkan bagaimana rencana kedepannya, sungguh ini sangat sulit tak ada arahan untuk melakukan apa. bagaimana bisa Selly asli memilih jiwa nya untuk melanjutkan kehidupan Selly. Padahal Agnes tak pintar, orang nya juga bar-bar, terlebih lagi otak nya suka loading tiba-tiba.
Apakah ia bisa bertahan disini?
"Selly."
"Selly."
"Sayang."
Tubuh Selly tersentak dari duduknya, kepalanya menoleh menatap Edgar yang tengah menatap nya khawatir.
"E-eh a-ada apa?." Gugup Selly.
"Kau baik-baik saja? Sedari tadi aku panggil kau tak dengar Selly?."
"Aku baik-baik saja Edgar, kau tak perlu khawatir." Ucap Selly sembari tersenyum.
"Benarkah??" Tanya nya.
Selly mengangguk.
"Edgar." Panggil Selly.
"Hm?."
"Aku ingin menagih janji mu."
"Janji apa?." Heran Edgar.
"Kau lupa?? Bukan kah Aron akan menjadi kesatria pribadi ku lalu itu kapan?."
Edgar menatap Selly datar. "Hanya itu?."
"Hanya kata mu? Itu sudah janji Edgar, jangan melanggar nya jika tidak kau akan di hukum oleh dewa." Sinis Selly.
Edgar terkekeh mendengar ucapan selly. "Baiklah setelah pulang aku akan tugas kan Aron. Tapi ingat kau tak boleh terlalu dekat dengan nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Become Empress
FanfictionDi baca dulu, di jamin bakal naksir sama ceritanya hehe. Pernahkan kalian membayangkan jiwa kalian terlempar ke masa zaman kerajaan dulu. Sulit di percaya bukan? Kisah ini terjadi kepada Agnes, ia berusia 20 tahun. Hidup nya jika tak tentang sejara...