chapter 9

826 69 1
                                    

Istana yang dulunya suram, sepi dan sunyi berubah semenjak jiwa Agnes memasuki tubuh Selly. Di dalam istana para pelayan dapat merasakan rasa yang nyaman saat bekerja tak seperti dulu. Mereka begitu takut untuk melakukan apapun.

Dimana mereka semua harus berhati-hati tak boleh melakukan kesalahan apapun. Jika tidak majikan mereka akan marah besar dan tentu saja nyawa mereka bisa melayang. Raja dan ratu mereka begitu kejam, tak ada rasa belas kasihan.

Di zaman ini nyawa seperti tak ada harga dirinya.

Selly menatap bangunan kastil yang tampak megah dengan di hiasi dengan pernak pernik dan aksesoris lainnya.

"Salam permaisuri, saya sangat senang sekali anda sudah berkenan hadir." Seorang wanita dengan gaun yang indah berwarna merah maron menghampiri Selly.

"Terimakasih, duchess velina." Balas Selly sembari tersenyum, hari ini penampilan Selly tak kalah indah. Ia memakai gaun berwarna biru yang kontras dengan mahkota di kepalanya.

"Silahkan masuk, maaf jika ini sederhana yang mulia." Velina menuntut Selly memasuki kastilnya.

"Menurut ku ini sudah mewah duchess velina." Balas Selly.

Saat Selly sudah memasuki kastil banyak sekali bangsawan yang langsung mengerubungi nya. Hal itu membuat Selly kewalahan dalam menjawab pertanyaan mereka. Tapi akhirnya ia bisa mengatasi itu semua.

Kebanyakan bangsawan memandang dari status nya. Agnes tahu itu, Mereka seperti menjilat satu sama lain. Tapi ya karena Selly juga bangsawan ia juga akan mengikuti cara bangsawan.

"Yang mulia, apakah anda mau jika saya mengundang anda ke acara pesta teh saya?." Tanya bangsawan lain yang ikut berdiri di samping Selly.

"Mungkin, jika urusan saya tak banyak saya akan menyempatkan diri untuk berkunjung." Balas Selly sembari tersenyum.

"Saya sangat menantikan itu yang mulia." Balas nya.

Mereka semua mulai meminum teh dan di iringi dengan percakapan.

Disini Selly harus pandai berucap, salah sedikit saja sudah ia pastikan akan mendapatkan cibiran.

Tak lama datanglah seorang wanita dengan baju yang tak sopan menghampiri Selly.

"Salam yang mulia ratu, perkenalkan nama saya Talisa."

Selly menatap heran perempuan ini, tapi Selly tetap membalas perkenalan perempuan itu.

"Saya Selly." Balas nya.

"Baik yang mulia, silahkan duduk kembali. Maaf jika membuat anda jadi berdiri kembali." Ucap Talisa.

Selly tersenyum menanggapi ucapan Talisa kemudian langsung duduk. Ia juga lelah berdiri.

"Yang mulia, kapan kerajaan ini akan ada calon penerus nya?." Tanya Talisa tiba-tiba. Dan tentu saja mendapatkan bisikan dari bangsawan lainnya.

"Secepatnya akan ada, kalian tunggu saja." Balas Selly.

Kunci dalam percakapan ini adalah sabar, jangan sampai emosi menguasai diri sendiri.

Tak terasa hari sudah mulai gelap, pesta teh telah bubar beberapa waktu lalu.

Selly tengah berkeliling desa tanpa sepengetahuan  siapapun, Ia tengah kabur sekarang. Biarlah dia nekat tapi jika tidak begini dirinya tak bisa berkeliling bebas. Selly juga ingin tahu bagaimana kondisi desa pada abad ke-5.

Karena biasanya, agnes akan membaca buku dan membayangkan sendiri vibes nya. Tapi sekarang ia dapat merasakan dan melihat nya secara langsung.

Selly memakai jubah agar tak ada yang mengenali nya. Sekaligus agar pengawal istana tak ada yang menemukan keberadaan nya.

I Become Empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang