chapter 17

498 54 11
                                    

Zela dan Bella tersenyum kemenangan saat melihat Selly tergeletak lemah di lantai.

"Kerja bagus, kalian akan mendapatkan bonus dariku." Ucap Bella dengan bangga.

Mereka berdua bekerja sama dengan para bandit. Memanfaatkan kesempatan untuk membawa mereka masuk. Acara ini tak hanya mengundang bangsawan dari dalam tapi juga mengundang bangsawan dari kerajaan lain, sehingga para tamu dari dalam maupun luar bisa masuk jika mendapat undangan, untuk saja zela sudah mengcopy undangan istana. Walaupun di gerbang istana ada pengecekan tapi tak membuat kakak beradik itu kehilangan ide. Mereka menyuruh bandit itu untuk menyamar, sungguh licik.

"Baiklah, rencana kedua segera beraksi." Ucap zela.

Di dalam istana tengah ricuh akibat Selly yang menghilang tiba-tiba. Semua para tamu sudah di bubarkan. Edgar menggeram marah menatap satu persatu bawahan nya.

Semua para kesatria maupun prajurit menunduk takut saat menyadari raja mereka tengah kembali ke setelah awal. Yaitu sebagai tiran yang kejam.

"Hiks, dimana keberadaan Selly. Aku takut terjadi sesuatu dengan putri kita Henry." Tangis Camelia pecah.

"Tenanglah, kita akan mencari nya." Henry mengelus punggung istrinya yang masih bergetar.

Tak jauh berbeda dengan Aron yang sudah babak belur di pukuli oleh Edgar. Dirinya merasa ini pantas di dapatkan, dirinya telah lalai dalam menjaga permaisuri.

"Mencari permaisuri yang mulia?."

Ucapan itu membuat seluruh orang yang berada di sana menoleh ke arah sumber suara. Mereka mendapati Selly yang pingsan tengah di bawa ala bridal style oleh pria bandit itu. Dan di sebelahnya ada Bella, pelayan disini.

"Anakku." Histeris Camelia.

Edgar sangat marah saat melihat pemandangan itu, dirinya mengepalkan tangannya, urat-urat di tangannya mulai menonjol. Dirinya tak suka saat ada seorang pria menyentuh istrinya.

"Turunkan istriku." Tegas Edgar.

Bukannya menuruti nya justru pria bandit itu malah tersenyum miring. "Maaf yang mulia, istri mu begitu nikmat saat kucicipi."

"BAJINGAN." bentak Edgar menghampiri pria itu sembari membawa pedang di tangannya.

"Berhenti!!! Atau pisau ini akan menyayat leher permaisuri jika anda berjalan kemari." Ucapan itu membuat Edgar menghentikan langkahnya.

Dengan nafas yang memburu Edgar menatap mereka semua bergantian, ia pastikan mereka semua tak ada yang selamat dari hukumannya.

Sungguh Edgar akui nyali pelayan ini sangat hebat, seharusnya wanita seperti ini sudah Edgar bunuh sebelum bertindak sesuka hati.

"Apa yang kau inginkan?." Dingin Edgar.

"Haha, anda cukup pintar ternyata. Saya ingin anda menjadi kan adik saya sebagai selir."

"Hei wanita murahan, derajat mu lebih rendah tak usah meminta terlalu jauh." Bentak violet marah.

"Kau mengancam ku?." Tanya Edgar sambil terkekeh sinis menatap Bella.

Sontak keberanian Bella senyap seketika." Y-ya s-seperti itu." Gugup nya.

Tiba-tiba saja dari arah belakang Felix memukul kepala bandit itu. Dengan gerakan yang cepat ia berhasil menumbangkan seluruh bandit menyebalkan ini. Terlebih lagi Bella yang terduduk di lantai dengan panik.

Sebelum tubuh Selly jatuh ke lantai, Edgar sudah lebih dulu menangkap nya.

"Selly, bangunlah." Edgar menepuk pipi Selly pelan.

I Become Empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang