Keesokan paginya, Selly mengawali hari dengan berkeliling istana. Walaupun tubuhnya baru saja pulih, Selly tak ingin bermalasan karena hal itu.
Kemarin juga Selly mendapatkan undangan minum teh oleh duchess yang masih di bawah pimpinan Edgar. Tentu saja Selly tak menolak nya, sekalian ia ingin berinteraksi dengan bangsawan lainnya.
"Permaisuri, semua barang sudah saya siapkan." Seorang pelayan menghampiri Selly.
"Terimakasih." Balas Selly sembari tersenyum ramah.
Ia besok akan berangkat menggunakan kereta kudanya, untung saja pesta teh itu dekat. Jadi tak ada masalah baginya.
Tak sengaja mata nya menatap pohon yang berbuah dengan lebat di tengah taman.
Innerchildreen nya melonjak, ia segara berlari ke arah pohon itu dan di ikuti oleh pelayan di belakang nya yang setia menjaga nya.
"Yang mulia." Teriak mereka bersamaan.
"Ah, maafkan aku. Aku ingin buah itu apakah boleh?." Tanya Selly.
"Tentu yang mulia, semua milik anda." Balas pelayan itu.
"Permaisuri, saya akan memanggil tukang kebun untuk mengambilkannya." Ucap pelayan lainnya.
Selly mengangguk, ia menunggu dengan duduk di bawah pohon. Tampang nya sudah seperti anak hilang saja.
Menit demi menit Selly tunggu tapi tak hadir-hadir. Bahkan para pelayan lainnya juga ikut gelisah, mereka takut jika ratu mereka akan mengamuk. Tak tau saja ini bukan jiwa Selly, mana mungkin Agnes akan mengamuk hanya karena hal sepele.
"Aku hanya menginginkan satu apel saja sampai menunggu selama ini." Batin Selly kesal.
Ia kemudian berinisiatif untuk memanjat sendiri saja.
Lagian pohon nya juga tak terlalu tinggi dan jika jatuh juga tak terlalu sakit. Pikir Selly.
Selly mulai memanjat dengan keahlian nya dulu saat dia masih remaja. Jujur saja jiwa nya Agnes sangat suka mencuri buah-buahan yang ia jumpai di jalan. Bahkan Clara juga ikut. Tak heran mereka bisa berteman.
"Yang mulia ratu." Teriak mereka histeris.
Hei, astaga. Selly hanya memanjat pohon bukan melakukan percobaan bunuh diri. Tapi kenapa mereka begitu dramatis.
"Kalian tenang saja, aku tak akan jatuh." Teriak Selly dari atas pohon.
Untung saja ia memakai pakaian yang simple, jadi tak terlalu Sulit bagi Selly untuk memanjat.
Selly dengan anteng duduk di atas pohon sembari menikmati buah apel yang begitu banyak di sekelilingnya.
"Surga nya dunia." Batin Selly sembari mengigit apelnya.
"Selly!!." Teriak seseorang dari bawah.
Selly terperanjat dari duduknya, siapa pria yang tak santai memanggil namanya. Tak sopan pula.
Ia menoleh dan melihat Edgar tengah menatap nya tajam.
"Turun Selly, jika kau jatuh bagaimana?." Kesal Edgar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Become Empress
Hayran KurguDi baca dulu, di jamin bakal naksir sama ceritanya hehe. Pernahkan kalian membayangkan jiwa kalian terlempar ke masa zaman kerajaan dulu. Sulit di percaya bukan? Kisah ini terjadi kepada Agnes, ia berusia 20 tahun. Hidup nya jika tak tentang sejara...