25. Ulang Tahun

39 13 0
                                    

Haloooo, maaf bangeeeeet aku kelamaan gak update 😭
Kayaknya kalian harus baca part sebelumnya dulu deh biar gak lupa sama jalan ceritanya, huhuhu.

Aku sehat, tapi emang sempet drop juga. Ini udah agak mendingan, tapi lagi agak ngedrop wkwkwk gimana cobak itu.

Pokoknya, happy reading

🌻🌻🌻

"Sudah ketemu, Che?" 

"Titiknya berhenti di depan sana, phi." 

Biu melajukan mobilnya ke arah yang ditunjukkan oleh Che. Semua berawal dari Biu yang mendapat panggilan masuk dari kekasihnya namun pemuda tampan itu tidak bicara dengannya. Justru hanya terdengar suara orang lain, dan Kai. Ya, Biu tidak salah dengar. Dia sangat hafal suara mantan kekasihnya itu. 

"Berhenti, phi."

Biu menghentikan mobilnya di area pertokoan, lumayan ramai karena masih jam delapan malam. Biu sesekali menoleh ke belakang, memastikan adiknya masih dalam jangkauan amannya. 

"Phi, ada suara tangisan." 

Biu diam sejenak, begitu juga Che. Samar-samar terdengar suara isakan anak kecil. 

"Itu Venice," ucap Che yang langsung berlari menuju ujung lorong. Disitu ada sebuah celah kecil dan gelap. Perasaan Biu tidak enak, dia takut sekali kalau dua orang kesayangannya bersembunyi di sana. Dan benar, di dalam sana ada Venice yang sedang menangis sambil memeluk pacar kecilnya. 

"Papa, Che. Tolong p'Bible. Dia pingsan," ucap Venice di sela isakannya. Biu langsung mengambil alih tubuh Bible, napas kekasihnya itu terdengar berat. 

"Che, bantu aku. Kita bawa ke rumah sakit," ucap Biu. Che mengangguk lalu membantu Biu untuk memapah kekasihnya itu. Sebenarnya Biu agak setengah hati membawa Bible ke rumah sakit, akan berbahaya membawanya ke tempat umum. Tapi jarak ke rumah aman sangat jauh, Bible membutuhkan pertolongan segera. 

Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, Venice terus menangis dalam pelukan Che. Hati Biu mencelos mendengar tangisan anak itu. Hal yang selalu ia hindari akhirnya terjadi juga, tidak hanya kekasihnya, tapi anaknya pun jadi ikut terancam bahaya. 

*** 

"Kenapa kamu tidak membawa Bible ke rumah aman saja? Bahaya sekali kamu membawanya ke fasilitas umum seperti itu.

"Kondisi Bible darurat, phi. Terlalu jauh kalau aku harus membawanya ke rumah aman dulu."

"Jo dan Arm sudah menyusul ke sana. Begitu kondisi Bible membaik, segera pulang."

"Phi."

"Apa?"

"Beri aku waktu beberapa hari. Aku mau ke rumah hutan."

"Kamu tau kalau itu berbahaya, kan?"

"Aku tau, tapi aku ingin merayakan ulang tahun anakku."

"Bawa saja ke rumah aman."

"Phi. Aku ingin memberikan kenangan yang indah untuknya."

Biu menggenggam ponselnya erat saat menunggu jawaban Mile di seberang sana.

"Baiklah. Arm dan Jo akan berjaga di rumahmu. Setidaknya, saat kondisimu dalam bahaya, mereka bisa lebih cepat menolongmu."

Senyum mengembang di wajah manis Biu, dia benar-benar lega mendengar jawaban Mile barusan.

"Terima kasih, phi. Aku berjanji akan menjaga mereka semua."

The Bloody DaisyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang