BAB 8

6 1 0
                                    

-Tahun 2022-

Aku sudah lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana. Di usiaku yang sudah meninjak 28 tahun ini, aku juga sudah bekerja sebagai manager produksi film di salah satu rumah produksi film lokal yang berada di Jakarta bernama Indo Sky Cinema yang sudah berdiri sejak tahun 1990. Pendirinya bernama Gerald Guinandra yang tahun ini berusia 63 tahun sekaligus sebagai komisaris utama. Aku mendapatkan jabatan manager setelah dua tahun bekerja dan memberikan kinerja yang sangat baik. Ada beberapa proyek film yang aku kerjakan menjadi film dengan rating tinggi. Dan saat ini perusahaan baru saja membuat tim untuk memulai produksi animasi baru dimana aku secara khusus diminta untuk menjadi COO dalam proyek tersebut.

“mbak, hari ini rapat penting sama komisaris ya? Ada apa sih? Biasanya gak pernah kan sampai komisaris ngadain rapat. Terus proyek tim kita kan juga baru dibuat seminggu yang lalu. Masih mentah banget nih bahan kalau ditanya sama komisaris. Ide dan konsep kita masih belum solid kan” ucap Jenifer seorang asisten character designer yang berada di dalam tim produksi animasi yang aku pimpin.

“tenang aja. Kemarin saya udah ketemu sama pak Seno dan bu Della perihal desain karakter dan sedikit naskahnya” ucapku sambil menyiapkan bahan rapat nanti.

“oke deh kalau begitu. Semangat mbak Naya” ucap Jenifer.

“pasti” ucapku.

Indo Sky Cinema sudah mempunyai gedung sendiri yang memiliki delapan lantai. Tim yang aku pimpin menempati lantai enam. Dimana di lantai tersebut sudah disiapkan berbagai ruangan untuk mendukung berjalannya produksi animasi yang akan dikerjakan. Mulai dari ruangan penulis naskah, ruang desain karakter, ruang pengisi suara, ruang video editor, juga satu ruang rapat. Dalam satu rumah produksi itu terdapat beberapa tim produksi. Seperti film, iklan dan juga animasi. Masing-masing memiliki COO tersendiri.

Waktu menunjukkan tepat pukul 9 pagi. Aku sudah berada di ruangan rapat utama yang berada di lantai delapan. Selain ruang rapat utama, terdapat juga kantor vice precident (VP) dan CEO. Dalam ruang rapat itu sudah ada VP, CMO, CFO, CTO dan tiga COO dari berbagai tim produksi termasuk aku dari tim produksi animasi.

“tumben banget pak Gerald ngadain rapat. Ada apa sih?” bisik Ratna seorang COO dari bagian produksi iklan.

“aku juga gak tau bu” bisikku.

“mbak Naya, apa kabar?” seseorang menepuk pundakku lembut dari arah belakang. Yang tak lain adalah pak Denis seorang CMO.

“pak Denis. Kabar saya baik pak. Bagaimana kabar bapak?” aku bangun dari duduk dan segera menjabat tangan pak Denis.

“saya juga baik. Kamu sudah punya tim sendiri ya?” tanya pak Denis.

“iya pak betul. Seminggu yang lalu saya di tunjuk sebagai COO produksi animasi” jawabku.

“hebat. Dengan kemampuan kamu itu memang sudah sepantasnya kamu punya tim produksi sendiri ketimbang jadi manager produksi” puji pak Denis.

“terimakasih banyak pak atas pujiannya” ucapku.

“oke kalau begitu saya ke depan dulu ya” ucap pak Denis.

“baik pak” ucapku. Pak Denis berjalan menuju kursi rapat di bagian depan sedangkan aku beserta tiga COO lain duduk di bagian belakang kursi rapat.

Beberapa menit kemudian seorang lelaki yang sudah terlihat tua memasuki ruang rapat diikuti dua lelaki yang lebih muda darinya. Semua yang ada di dalam ruang rapat berdiri menyambut kedatangan lelaki tua itu yang tak lain adalah Gerald Guinandra. Pendiri sekaligus komisaris utama Indo Sky Cinema. Dua lelaki lainnya yang datang bersama pak Gerald  berdiri di belakangnya dengan tegap dan berwibawa.

Perfect StorylineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang