Chapter. 18

679 125 51
                                    


"Yuka no Chi"


"Aroma darah ini berbeda?" tatapannya curiga.

"Be-benarkah? Ta-tapi ini hanya luka kecil." Untuk apa kusembunyikan darimu? Lu-luka ini tidak berarti apa-apa."

"Jawabanmu salah, sejak tadi sikapmu mencurigakan." Sasuke melangkah ke dalam washiki.

Mata itu kembali menerawang, mengamati isi ruangan yang tidak terlalu besar. Dia selalu hafal sifat Hinata, wanita yang tidak terlalu pandai berbohong.

"Jika kamu bilang ini luka kecil, aromanya tidak akan semenyengat ini."

Well, si pemilik sharingan, jangan sembunyikan apapun darinya.

"A-apa Suke-san tidak mempercayaiku? Se-setelah apa yang telah kita lalui, Suke-san masih menaruh curiga padaku?" Tatapan iris lavender itu sendu.

Hinata maju dua langkah, mencoba merapatkan tubuhnya pada punggung sang suami. Sasuke tersenyum ketika wajah cantik itu menyentuh kulitnya.

"A-aku takut..." bisiknya lirih.

"Hn? takut apa?" Sasuke seperti berbisik.

"A-aaku takut karena permasalahan kecil, hubungan kita menjadi buruk, dingin seperti dulu. Aku tidak sanggup menerima sikapmu yang dulu, dan aku pun tidak akan sanggup jika Suke-san bersikap kasar di saat aku mengandung."

Sasuke memiringkan kepalanya, pria itu terlihat bingung dengan penjelasan Hinata. Mana mungkin Dia berani bersikap kasar pada wanita yang sedang mengandung benihnya? Mustahil.

Hanya ditinggalkan dua minggu dan sikap Nona Hyuuga telah berubah. Cukup aneh dan mencurigakan, namun sekali lagi, dia sedang hamil, mungkin itu bawaan dari kehamilannya. Sasuke tidak akan bertanya panjang lebar, dikhawatirkan malah akan mengundang pertengkaran baru, Wanita hamil memang selalu sensitif.

"Aku ada untukmu, apa yang kau takutkan?" Akhirnya hanya kalimat itu yang bisa diungkapkannya.

Perlahan-lahan Sasuke menyandarkan kepala kecil sang istri ke dada bidangnya. Dengan perlahan-lahan pula ia mengelus rambut indigo panjang itu, sangat pelan, seolah takut tubuh porselin Hinata akan luntur karena sentuhan tangan kasarnya.

"Ku-kumohon jangan bicara kasar padaku." Lima jemari mungilnya membelai dada telanjang Sasuke.

"Baiklah, kita lupakan kata-kataku." Masi setia dengan elusannya, "kita keluar dari sini."

"Aa...Sa-suke-san, bisakah aku minta sesuatu...lagi?" Hinata nampak ragu-ragu.

"Apa itu?"

"Aa-aku ingin makan tempura."

"Hn? tempura?"

"Huum, aku ingin makan tempura. Ta-tapi Suke-san yang harus membelinya." Ia berkata dengan lugunya.

Oke, Hinata sedang mengandung, seorang wanita yang sedang mengandung terkadang suka meminta hal yang aneh-aneh. Dalam hal ini, Sasuke bisa mengerti. Tapi untuk pergi membeli tempura? Bukankah mereka memiliki banyak pelayan yang bisa dimintai tolong?

"O-onegai."

Kalimat manja, wajah lugu, mata pucat, rambut indah, wangi tubuh memabukkan, ditambah lagi suara yang lembut, belaian sang Dewi, gerakan gemulai, dan segala unsur yang ada dalam diri Hinata, semuanya menjadi candu untuk pria sekelas Uchiha Sasuke.

Hal apa yang tidak akan dikabulkan oleh seorang pria bagi wanita secantik bidadari layaknya Hyuuga Hinata? Jangankan hanya untuk membeli sekantong tempura, pergi ke langit ketujuh pun pria itu akan rela.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Feel My SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang