Chapter. 5

3.3K 215 71
                                        


"MAKES ME SICK"

Sasuke POV

Dua puluh satu Oktober, aku tiba dikediamanku pukul lima sore. Hari ini mansion sepi seperti biasanya. Tak ada lagi suara Naruto, tak ada lagi main kartu bersama, acara minum shochu berpindah ke kedai shochu yang jaraknya lumayan jauh di tengah kota, dan yang lebih penting, Naruto tidak diperbolehkan berkunjung ke mansion selama misi kawin-kawinan ini berlangsung.

Ngomong-ngomong, aku baru saja menyelesaikan sebuah misi membosankan. Ku pikir itu adalah rank A seperti yang tertera di surat perintahnya, ternyata hanya kumpulan nuke kelas teri. Gaara menghabiskan lima hari hanya untuk pecundang tak berguna, genin pun sanggup melakukannya, kurasa. Setelah itu kami bersantai di hotel bintang lima, minum es jeruk lima liter, makan kue dango palsu, dan kembali ke Konoha secepat kilat karena Shika dan Yamato mengeluh soal cuacanya, ku pikir jantungnya matang sempurna saking panasnya Suna.

Naruto tidak berada di Desa, aku yakin itu, aku sama sekali tak merasakan auranya. Entah apa yang istimewa dari si keparat itu, seolah dia adalah sumber keceriaan, rasanya aneh jika dalam seminggu aku tak mendengar candanya, maksudku kami, aku dan para nakama, berkumpul bersama selalu menjadi hal yang paling menyenangkan.

Aku manusia paling sial, kegembiraan ini kurasakan ketika usiaku menginjak tiga puluh. Ketika mereka berada dirumahku, seolah masalahku pergi entah kemana, seolah diriku bukanlah Uchiha—melainkan hanya pemuda biasa yang sedang bersenang-senang.

Dulu adalah masa dimana kegelapan menguasai kepalaku, dan di waktu yang sama, di Desa ini, tanpa diriku, Naruto dan nakama menjalani masa remaja yang bahagia. Di samping bertugas sebagai shinobi, mereka tetap punya waktu bersantai bersama, latihan jutsu bersama, piknik mungkin, makan ramen bersama, tumbuh dewasa bersama, dan masih banyak lagi hal-hal menyenangkan yang tak kuketahui. Dan pada saat itulah aku berpikir, betapa bodohnya aku meninggalkan Desa hanya untuk ambisi semata.

Dan sekarang, ketika aku ingin memperbaikinya, ketika aku ingin semua kembali normal, malah masalah lain datang menghampiriku. Aku ingat betul, aku dan nakama hanya bersenang-senang selama dua minggu saja, dan setelah itu mereka melarang mereka datang berkunjung. Maksudku mereka adalah pihak Hokage dan mereka adalah pihak nakama.

Sejak pihak Hokage merencanakan misi kawin itu, mereka membatasi pergerakanku. Aku lebih sering berada di mansion, misi yang kudapatkan hanya misi jangka pendek, dan intensitas pertemuanku dengan nakama semakin berkurang. Kami hanya bertemu dalam tugas, atau berpapasan di jalan, ataupun tak sengaja bertemu di warung ramen, itupun jarang, mengingat mereka selalu pergi dalam jangka waktu lama.

Mereka ingin kondisiku bugar di hari pernikahan, ku rasa itu alasannya. Dia berjanji, jika perempuan itu telah mengandung, maka jadwal misiku akan kembali normal. Ku pegang kata-katanya, dan aku yakin dia bukan nenek tipe pendusta.

Tsunade tak sabar dengan bayi Uchiha, dia ingin agar prosesnya dipercepat, maka akupun demikian. Misi kawin adalah misi yang paling aneh, orang bisa kawin dimana saja dan kapan saja, tidak perlu mengatasnamakan misi, dan tidak perlu mengatasnamakan janji pernikahan. Aku bukan pria labil yang baru mengenal kata seks, para pria selalu mencintai seks, dan kami melakukannya ketika beranjak dewasa. Jujur, aku selalu menginginkannya, dan ketika aku ingin, hasratku harus terpenuhi, rasanya akan sakit jika ku tahan.

Keinginan itu muncul ketika tubuhku dalam kondisi lelah, biasanya selepas misi atau di pagi hari. Beberapa kali ku lawan, tapi rasanya nyeri di bagian vital. Hanya kuhindari satu hal, yaitu mempermainkan penisku sendiri, aku pantang melakukan itu.

Feel My SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang