Beberapa hari kemudian.
Terlihat seorang pemuda yang duduk di atas brangkar rumah sakit, dengan pandangan melihat ke arah jendela.
"Mamah sama Papah ko gak ada di sini ya?, apa mereka gak tau kalau Ken di rawat?"tanya nya pada diri sendiri.
Ya dia adalah Kenzi, Kenzi sudah siuman beberapa menit yang lalu, tapi yang lain masih belum tau jika Kenzi sudah siuman.
Saat sedang melamun, tiba-tiba dua orang pria masuk kedalam ruangan nya.
"Dek,"panggil nya.
Kenzi yang merasa ada yang memanggilnya pun melihat ke arah sumber suara, saat melihat siapa orang yang memanggil nya, Kenzi langsung membelalakan mata nya.
"A-abang,"ucap Kenzi dengan nada terkejut.
"Ia Dek ini Abang, akhirnya kamu sadar juga, Abang selalu nunggu kamu loh Dek."
"Emang Adek tidur nya lama ya?"
"Ia, saking lama nya, Adek bikin Abang khawatir."
"Maafin Adek ya Abang, tapi Abang juga bikin Adek khawatir, selama ini Abang kemana aja?"
"Tuh salahin dia, Abang di culik sama dia,"tunjuk Kenzo menggunakan dagu nya pada Dirga.
"Abang gak di apa-apain kan sama dia?"
"Engga ko, Abang gak di apa-apain."
"Abang,"panggil nya dengan nada manja.
"Kenapa Dek?"tanya Kenzo dengan nada lembut.
"Gendong."
"Kan masih sakit, nanti kalau infus nya lepas gimana?"
"Pokonya mau gendong,"rengek nya.
"Nanti ya gendong nya kalau adek udah sembuh."
"Enggak mau, adek mau nya sekarang."
Kenzo yang tak punya pilihan lain pun, akhirnya mrmilih mengalah, dan berakhir Kenzi yang berada di atas pangkuan nya.
Ini lah sifat asli Kenzi jika bersama Abang nya Kenzo.
"Om ngapain si di sini, ganggu tau gak,"ucap Kenji yang tiba-tiba.
"Kenapa?, kamu tidak suka saya di sini?"tanya Dirga.
"Kalau ia gimana?"
"Udah ikutin aja, lagian gue juga gak bakalan kabur ko,"ucap Kenzo yang langsung du turuti oleh Dirga.
"Abang pacaran sama Om itu?"tanya Kenzi.
"Terpaksa."
"Ko terpaksa si Bang, kalau Abang gak suka ya udah jauhin aja."
"Kamu gak bakalan ngerti Dek, intinya Abang gak suka sama dia."
"Oh ya, Abang udah liat Papah baru belum?"
"Udah, kenapa emang nya?"
"Gak papah ko, aku cuma nanya aja."
"Udah jangan banyak bicara, kamu kalau sama Abang bawel banget, udah istirahat."
"Enggak mau, Adek masih kangen sama Abang."
"Ya kalau kangen diem, jangan banyak bicara."
"Ihk ko gitu si, Abang udah gak sayang lagi ya sama Adek?"
"Ya ampun Dek, Abang gak ada pikiran kaya gitu, Abang masih sayang sama kamu."
"Terus kenapa Abang larang adek bicara."
"Terserah kamu aja deh."
Kenzi yang mendengarnya hanya tertawa, lalu membenamkan muka nya di dada Kenzo, saking nyaman nya, hal itu berhasil membuat Kenzi tertidur.
Kenzo yang menyadari kalau kenzi tertidur pun, berniat memindahkan nya, sebelum keluar, Kenzo menyempatkan untuk mengecup kening Kenzi terlebih dahulu.
"Udah?"tanya Dirga.
"Ya lu liat lah sendiri,"jawab Kenzo dengan nada ketus.
"Kenapa bicara nya jadi ketus kaya gitu, kamu mau saya meninggalkan mu lagi?"
"Gak usah ngancem gue kaya gitu deh, kalau lu berani ninggalin gue, gue gak bakalan segan-segan bakar rumah sama perusahaan lu."
"Ya lagian salah kamu bicara ketus sama aku."
"Gak usah lebay deh Om, walau pun gue ketus sama lu, lu juga pasti tau lah, kalau gue itu sayang sama lu."
"Baik lah saya mengerti, mau makan?"
"Tapi di suapin."
"Baik lah."
Lalu mereka berdua pun pergi dari ruangan Kenzi, tanpa mereka sadari, ternyata Kenzi mendengar semua perkataan kedua nya.
"Andai si Azkanjing kaya gitu sama gue, pasti gue gak bakalan berakhir kaya gini, gue harap anak gue gak mati,"batin Kenzi sambil mengelus-ngelus perut rata nya.
Tbc
Jangan lupa tinggalkan vote
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam yang salah (End)
Historia CortaMencerita seorang kenzi yang harus menanggung kesalahan kembaran nya yang menghilang entah ke mana