Chapter 17

3.7K 229 20
                                    


Sore hari pun tiba.

Kini di ruangan Kenzi sudah ada Kenzo dan kedua orang tua tiri nya.

"Mamah tau gak?"ucap Kenzi membuat Kinara yang sedang memotong buah pun melihat ke arah nya.

"Enggak, emang nya kenapa?"tanya Kinara balik.

"Ihk Ken kan belum bicara."

"Ia maaf Ken mau bicara apa?"

"Tapi Mamah jangan marah ya kalau Ken bicara?"

"Gak bakalan sayang, cepat bicara apa?"

"Pasti kalian juga udah tau si, Ken lagi hamil loh,"ucap Kenzi dengan nada gembira.

Perkataan Kenzi membuat Kinara Bima dan juga Kenzo saling tatap.

Apa yang harus mereka lakukan sekarang, apakah berpura-pura tidak tau saja?, atau mengatakan yang sebenarnya?.

Kenzi yang melihat keterdiaman ketiga nya merasa sedih, diri nya merasa jika mereka tidak suka dan juga jijik pada nya.

"Kenapa diem, kalian gak suka ya?"tanya Kenzi dengan ragu-ragu.

"E-engga gak ko sayang, kita suka, karna sekarang Ken lagi hamil jadi Ken harus banyak makan, biar bayi nya sehat, dan juga Ken nya cepet sembuh,"ucap Kinara yang tak ingin Kenzi sedih.

"Siap Mamah, Ken akan lakukan itu, karna Ken pengen bayi nya sehat."

"Dek, kamu menanti banget ya kehadiran bayi itu?"tanya Kenzo hati-hati agar tak menyinggung sang adik.

"Ia, emang nya kenapa?, Abang gak suka ya punya ponakan, karna ini itu anak haram?"tanya Kenzi dengan nada sedih.

"Bukan gitu sayang, udah Abang nya jangan di dengerin, ini bukan anak haram ko, dia kan masih punya Papah sama Daddy,"ucap Kinara kembali menghibur Kenzi.

"Tapi Daddy nya gak suka sama bayi nya."

"Kalau Daddy nya sampai gak suka dan gak mau tanggung jawab, Papah bakalan bunuh Daddy nya,"ucap Dirga yang sedari tadi hanya diam.

"Beneran ya Pah?"

"Ia Ken, kapan si Papah bohong sama Ken?"

"Gak pernah."

"Udah sekarang Ken istirahat biar cepet sembuh, kita pergi makan dulu ya,"ijin Kinara dan dapat anggukan kepala dari Kenzi.

Lalu mereka bertiga pun pergi dari ruangan Kenzi, agar Kenzi bisa istirahat dengan tenang, sedangkan mereka?, pergi untuk makan.

Lima menit setelah mereka pergi, tiba-tiba seseorang masuk kedalam ruang Kenzi dengan raut muka penyesalan nya.

Kenzi yang memang belum tidur pun, perlahan membuka mata nya.

Saat tau siapa yang datang menghampiri nya, seketika Kenzi membelalakan mata nya dengan tubuh yang bergetar karna takut.

"Ma-mau apa lu k-kesini?"tanya Kenzi dengan nada ketakutan.

"Ken saya tau selama ini saya salah, saya mohon maafkan saya, saya janji akan tanggung jawab, dan saya akan menjagamu dengan baik,"ucap Azka dengan nada yang serius.

"P-pergi g-gue gak mau l-liat lu lagi,"pinta Kenzi dengan air mata yang sudah mengalir.

"Ken saya mohon, kali ini saya benar-benar, tolong beri saja kesempatan sekali lagi."

Kenzi yang mendengar ucapan Azka langsung mencengkram seprai yang sedang diri nya duduki.

"Gue bilang pergi, pergi njing,"ucap Kenzi sedikit menaikan suara nya.

Azka yang melihat kenzi takut pada nya, tidak tau harus berbuat apa, diri nya benar-benar menyesal telah melakukan hal jahat pada Kenzi.

"Ken,"ucap Azka sambil melangkah mendekat ke arah Kenzi.

"M-mau apa lu, di-diem lu, gue gak mau li-liat muka lu lagi,"ucap Kenzi semakin ketakutan.

Kenzi yang semakin ketakitan pun, tidak tau harus berbuat apa, sedangkan Azka terus melangkah mendekat ke arah nya.

Sampai seseorang datang dan langsung memukul Azka begitu saja, bahkan tak membiarkan Azka untuk melawan sedikit pun.

"Mau apa lagi lu hah?, belum puas lu liat adik gue yang sekarang?"tanya Kenzo dengan nada marah nya. Ya dia adalah Kenzo, orang yang masuk dan juga memukul Azka.

"Saya hanya ingin meminta maaf,"ucap Azka.

"Gue udah pernah bilang sama lu, jangan pernah deketin adik gue lagi, pergi gak lu dari sini."

Azka yang tak tau harus berbuat apa lagi pun, hanya bisa pergi dari ruangan Kenzi dengan perasaan yang begitu sakit.

"Gak usah lu datang lagi ke sini njing,"ucap Kenzo sebelum Azka benar-benar tidak keliatan di dalam ruangan itu.

"A-abang,"panggil Kenzi.

"Kamu gak papah kan Dek?, dia gak nyakitin kamu?"tanya Kenzo dengan nada khawatir.

"Adek takut Bang,"ucap Kenzi sambil memeluk erat tubuh sang Abang.

"Udah gak usah takut, ada Abang di sini, dan dia juga gak bakalan berani datang lagi ke sini."

"Kenapa setelah lu lakuin hal ini sama gue, lu baru nyesal, kemana aja lu selama ini bangsat, gara-gara lu gue jadi kaya gini njing, gue benci sama lu,"batin Kenzi sambil mengepalkan kedua tangan nya dengan erat.

Tbc

Jangan lupa tinggalkan vote

Dendam yang salah (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang