Chapter 20

1.7K 166 19
                                    

Banyak yang nanya part 17 sama part 18 nya kebalik, ia kemarin aku up nya salah, intinya kalau habis baca part 16 langsung ke part 17 yang di bawah baru kembali lagi ke atas, maaf ya😁🙏.

Mari lanjut kecerita.









Sesampai nya di ruangan diri nya di rawat.

Ternyata di sana sudah ada Kenzo yang terlihat khawatir karna diri nya tidak ada di dalam ruangan.

"Dek kamu dari mana aja?, Abang nyariin kamu dari tadi?"tanya Kenzo dengan nada khawatir nya.

"Abang hiks,"ucap Kenzi sambil memeluk Kenzo dengan sangat erat.

Kenzi tak bisa menahan air mata nya lagi, hati nya entah kenapa tiba-tiba sakit hanya karna bertemu dengan Azka.

"Dek kamu kenapa?"tanya Kenzo masih dengan nada khawatir nya.

"Hiks sakit Abang hiks,"ucap nya masih dengan tangisan nya.

"Mana yang sakit?, bilang sama Abang."

"H-hati adek sakit Abang."

"Siapa yang sakit kamu?, apa om-om itu nyakitin kamu lagi?"

Kenzi hanya diam tanpa menjawab pertanyaan dari Kenzo, diri nya hanya terus menangis.

"Emang ya tuh orang gak ada kapok-kapok nya, harus Abang apakan Dek?, biar dia kapok?"

"Hiks ndak tau, poko nya sakit."

"Udah ya, sekarang kamu istirahat, mau makan cemilan gak?" Dan dapat gelengan kepala dari Kenzi.

Kenzo yang tak tau harus berbuat apa lagi pun, memilih untuk menenangkan sang adik saja, agar berhenti menangis.

************

Malam hari pun tiba.

Tepat jam 00:00.

Kenzi terbangun dari tidur nya,diri nya ingin buang air kecil.

Setelah melakukan apa yang diri nya ingin kan, Kenzi kembali duduk di atas brangkarnya.

Kenzi yang tak bisa tidur pun, malah melamun, sampai perkataan Dokter tadi pagi, kembali diri nya ingat.

Kenzi yang belum mengikhlaskan sang anak, akhirnya menangis sambil mengelus-ngelus perut nya.

Mata Kenzi tak sengaja melihat pisau yang berada di atas meja, pisau itu bekas Kinara tadi memotong buah sebelum diri nya tidur.

"Papah akan susul kamu sayang, tunggu Papah di sana,"gumam nya sambil berjalan ke arah pisau yang letak nya tak jauh dari diri nya duduk.

Saat Kenzi sudah dekat dengan pisau itu, dan bersiap akan menggoreskan pada pergelangan tangan nya, tiba-tiba seseorang masuk dan langsung memeluk nya dari arah belakang.

"Lepasin gue njing,"pinta Kenzi sambil memberontak dan tak lupa dengan air mata yang terus mengalir.

"Kamu mau apa dengan pisau itu?"tanya orang yang memeluk nya dengan nada khawatir.

"Bukan urusan lu, lepasin gue, jangan halangin gue buat bunuh diri."

"Enggak, aku gak bakalan lepasin kamu, kenapa kamu mau melakukan hal itu?"

"Gak usah sok peduli, sekarang lepasin gue, gue mau susul anak gue."

Saat mendengar ucapan itu dari mulut Kenzi, seketika hati Azka menjadi sakit.

Ya orang yang memeluk Kenzi adalah Azka, Azka selalu mengawasi Kenzi, jadi Azka tau apa saja yang akan di lakukan oleh Kenzi.

"Aku mohon Kenzi, jangan tinggalin aku, aku janji akan berubah, asalkan kamu tetap di sisiku."

"Gak usah mimpi lu, gue udah sakit hati sama perlakuan lu selama ini, di tambah lu bunuh anak gue, dengan gampang nya lu bilang maaf?"

"Aku tau selama ini aku salah, tapi aku mohon Kenzi, jangan tinggalin aku, tolong beri aku kesempatan sekali lagi buat berubah, saya janji tidak akan berbuat kasar lagi pada mu."

Kenzi yang mendengar ucapan tulus Azka pun, seketika terdiam, walau pun begitu, hati nya tetap sakit.

"Gue gak bakalan mempan sama ucapan lu, mau lu mohon-mohon sama gue sambil sujud pun, gue gak bakalan maafin lu."

"Kata kan padaku, aku harus apa?, agar kamu mau maafin aku."

"Lu nanya sama gue lu harus apa?"

"Ya, kata kan ayok."

"Mati, gue mau lu mati bangsat."

Azka yang mendengar ucapan Kenzi pun melepaskan pelukan nya, lalu jongkok di hadapan Kenzi, dengan hati-hati Azka mengambil tangan Kenzi yang sedang memegang pisau itu, lalu meletakan nya, tepat di mana jantung berada.

"Lakukan, jika itu bisa membuat mu memaafkanku, maka lakukan lah,"ucap Azka dengan tulus.

Kenzi yang mendengar nya hanya diam dan masih memegangi pisau itu, bahkan mata nya terus menatap muka Azka.

"Cepat lakukan Kenzi."

Kenzi tak bisa membunuh Azka, mau bagaimana pun, Kenzi suka sama Azka, bahkan Kenzi takut kehilangan Azka.

Kenzi yang tak tau harus berbuat apa pun, menggenggam pisau itu dengan sangat erat, lalu membuang nya ke sembarang arah, setelah nya memeluk Azka dengan sangat erat, sampai membuat kedua nya terjatuh, dengan Kenzi yang berada di atas tubuh Azka.

"Hiks bajingan, gue benci sama lu,"ucap Kenzi sambil memukul-mukul dada bidang Azka.

"Lu yang bikin gue kaya gini, tapi gue gak suka liat lu sakit, gue benci sama perasaan gue ini."

Kenzi terus memukul-mukul dada Azka, sedangkan Azka hanya membiarkan nya, dan memilih menenangkan Kenzi.

"Lu orang bajingan yang gue kenal, lu yang bilang sama gue, kalau lu benci dan jijik sama gue, tapi sekarang apa?, lu yang selalu muncul tiba-tiba dan bilang minta maaf, bahkan lu bilang sama gue, kalau gue jangan tinggalin lu, sebenar nya mau lu apa njing."

Kenzi terus saja berucap dengan air mata yang mengalir dan tangan yang masih memukul-mukul dada Azka.

Tak berselang lama, Kenzi pun tertidur karna merasa lelah, sedangkan Azka yang melihat nya hanya tersenyum lalu mengecup kening Kenzi.

"Jangan pernah meninggalkan ku,"gumam Azka sambil berusaha bangun dan memindah kan Kenzi ke atah kasur.

Tbc.

Maaf kalau kali ini aku up nya suka lama dan gak tentun, soal nya hp aku lagi elor, ini juga bisa main hp lagi, hp nya gak tau kenapa, di cas dari malam sampai sekarang gak dapet-dapet, ini aja sambil di cas, sekali lagi maaf ya.

Jangan lupa tinggalkan vote.

Dendam yang salah (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang