Chapter 21

6.8K 390 16
                                    

Ke esokan hari nya.

Kenzi terbangun dari tidur nya, dan ternyata semua keluarga nya sudah berkumpul, karna hari ini adalah hari dimana diri nya pulang.

Semua nya tidak ada yang tau tentang kejadian semalam yang Kenzi lakukan.

Bahkan saat mereka datang, mereka tidak melihat ke beradaan Azka, karna Azka sudah pergi sebelum keluarga nya datang.

"Pagi sayang,"sapa Kinara dan tak lupa dengan senyuman nya.

"Hm,"jawab Kenzi.

Entah kenapa, saat melihat keluarga nya, Kenzi merasa kesal dan tak ingin untuk berbicara, mungkin karna mereka telah membohonginya.

"Ko cuma hm aja si, terus gak senyum lagi,"ucap Kinara lagi.

"Ken mau mandi,"ucap Kenzi sambil bangun dari tempat tidur nya dan berjalan ke arah kamar mandi.

Saat melewati Kenzo, Kenzi tak menyapa bahkan melihat ke arah Kenzo pun tidak.

"Ada apa dengan nya?"tanya Bima.

"Entah lah, aku juga merasa bingung,"jawab Kinara.

"Apa ada yang mengatakan hal itu pada nya?"tanya Dirga.

Pertanyaan Dirga mendapat gelengan kepala dari semua nya.

Tak berselang lama, Kenzi pun selesai dengan mandi nya, dan sudah memakai pakaian nya.

"Ken kamu kenapa?, ada yang nyakitin kamu?"tanya Kinara.

"Ken gak papah, bukan nya kalian ke sini mau jemput Ken ya, ya udah kita pulang, padahal gak di jemput juga gak papah,"jawab Kenzi sambil mengambil tas milik nya, dan juga menggendong nya.

"Dek kamu kenapa?, bilang sama Abang,"pinta Kenzo sambil menggenggam tangan Kenzi.

"Ken gak papah, lepasin tangan Ken,"ucap Kenzi sambil menghempaskan tangan Kenzo.

"Ken sarapan dulu, kamu belum makan, kalau nanti masuk angin gimana?"

"Gak mau."

"Dikit aja ya, ini Mamah udah masakin kesukaan Ken."

"Gue bilang enggak, ya enggak, gak usah paksa gue,"ucap Kenzi dengan nada kesal bahkan diri nya menyebut diri nya dengan sebutan gue bukan Ken atau pun aku.

"Adek!"bentak Kenzo

Kenzi yang baru pertama kali di bentak oleh Kenzo pun, melihat ke arah Kenzo dengan tatapan dingin.

"Abang bentak Adek?"tanya Kenzi dengan tatapan dingin nya.

"Ia, karna kamu gak sopan sama Mamah, siapa yang ngajarin kamu kaya gitu?"

"Bukan urusan lu."

Kenzo yang kesal karna Kenzi berkata tidak sopan pun, langsung berjalan mendekat ke arah Kenzi.

Saat sudah dekat, Kenzo langsung mencekik leher Kenzi, yang membuat Kenzi kesusahan untuk bernapas.

"Sekali lagi bilang apa?, mau Abang robek mulut kamu?"

Kenzi yang memang kesal pada keluarga nya, di tambah Kenzo membentak dan sekarang mencekik nya, hal itu membuat Kenzi semakin kesal dan juga marah.

Kenzi yang hampir kehabisan nafas pun, akhirnya bisa bernafas lagi saat Kenzo melepaskan cekikannya.

Bukan nya takut, Kenzi malah menatap Kenzo dengan tatapan marah dan mengepalkan kedua tangan nya.

"Kalau lu pada jujur sama gue, gue juga gak bakalan kaya gini, jangan pernah cari atau pun bicara sama gue, karna gue gak kenal sama lu semua,"ucap Kenzi dan langsung pergi dari sana begitu saja, menghiraukan teriakan Kenzo dan juga Kinara.

"Siapa yang memberi tau nya?"tanya Bima.

"Aku tidak tau,"jawab Kinara.

"Sudah lah, ayok kita pulang, biarkan dia tenang dulu, nanti kita cari sama-sama,"ucap Bima.

Lalu Bima dan Kinara pun pergi dari ruangan itu, hanya menyisakan Kenzo dan Dirga saja.

"Ayok pulang,"ajak Dirga.

"Gue mau cari adik gue,"jawab Kenzo.

"Pulang, atau saya paksa?"

"Emang ke anjing ya lu, bisa gak, gak usah pake kekerasan?"

"Nurut."

"Kalau gue bilang gak mau ya gak mau, gue mau cari gue, kalau lu masih maksa gue, gue bakal pergi ninggalin lu."

"Urusan adik mu nanti saja, sekarang kita pulang lalu sarapan, setelah nya baru kita cari adik mu."

"Janji?"

"Ia, saya janji."

"Oke, gendong,"ucap Kenzo sambil tersenyum dan merentangkan kedua tangan nya.

"Baik lah."

Lalu mereka berdua pun keluar dari ruangan itu, dengan Kenzo yang di gendong oleh Dirga.

Kembali ke Kenzi.

Kini Kenzi berada di pemakaman umum, tak lupa dengan air mata yang terus keluar.

Lalu Kenzi jongkok di salah satu makam.

"Hiks Mamah,"ucap nya sambil mengelus batu nisan nya.

"Kenzi harus apa Mamah?, Kenzi belum bisa ikhlasin anak Kenzi Mah, semua nya jahat Mamah,"ucap nya lagi.

"Kalau Kenzi ikut Mamah, Mamah gak bakalan marah kan?"

Kenzi terus saja menangis, sampai seseorang datang dan menyodorkan sapu tangan ke arah nya.

Bukan nya mengambil sapu tangan itu, Kenzi malah mendongak melihat siapa orang yang membinya sapu tangan.

"Ngapain lu di sini njing?"tanya Kenzi dengan suara khas orang habis nangis.

"Aku hanya mengunjungi makam kedua orang tua ku,"jawab nya dengan nada dingin.

"Gak percaya gue, pasti lu ngikutin gue kan, ngaku gak lu?".

"Untuk apa saya mengikutimu, seperti saya tidak ada kerjaan aja."

"Hiks Mamah dia ngeselin, kenzi mau ikut Mamah,"adu nya.

Azka yang melihat nya hanya tersenyum, karna merasa lucu dengan tingkah Kenzi.

"Gak usah senyum njing, kalau senyum lu serem, lebih serem dari hantu."

"Jaga bicara mu Kenzi, ingat kita sedang di mana?"

"Kenapa?, lu takut?"

"Gak, ngapain saya takut."

"Alah bilang aja takut."

Saat Azka akan menjawab ucapan Kenzi, tiba-tiba ada suara orang yang berdehem, hal itu membuat Kenzi berteriak dan memeluk Azka dengan sangat erat.

"Maka nya jangan asal bicara, datang kan hantu nya,"ucap Azka sambil tersenyum.

"Bacot lu,"ucap Kenzi dan langsungpergi dari sana dengan muka kesal nya dan tak lupa di ikuti oleh Azka.

Mengapa Azka tidak takut, karna itu bukan hantu, melainkan orang yang menjaga tempat kuburan itu.

Tbc.

Jangan lupa tinggalkan vote.

Dendam yang salah (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang