بسم الله الرحمن الرحيم
🌻🦋
اَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ
°°°
Assalaamu'alaikum readers.
Cuma mau mengingatkan. Setelah baca, jangan lupa vote dan komentar ya. Terima kasih banyak🫶🏻°°°
Pintu terbuka dan menampilkan Bu Sila yang berdiri di depannya saat ini.
"Lho? Tante? Nyari Ibu, ya? Ibu sudah berangkat kok, sejak tadi. Mungkin sekitar dua jam yang lalu," cerocosnya tanpa membiarkan Bu Sila menjawab pertanyaan pertamanya.
Reaksi Bu Sila hanya tersenyum. "Tante ke sini bukan mau mencari Ibu kamu, tapi Tante mau menemui Kia," ucapnya ambigu.
Apa ini maksudnya? Apa jangan-jangan, Kia juga diminta untuk bantu-bantu di sana? Tidak, tidak! Kia tidak mau!
Mendengar kabarnya saja, sudah membuat hati sakit bukan main. Apalagi jika Kia ke sana, ia akan melihat langsung proses berjalannya acara dan wajah calon pendamping Mika.
Kia tak akan sanggup untuk itu.
"Maksudnya? Bukannya kata Ibu, Kak Mika mau melamar seorang gadis dan itu artinya di rumah Tante sedang ada acara, 'kan? Lalu, mengapa Tante di sini sekarang? Dan ingin menemui Kia?" tanya Kia yang tak mengerti.
Bu Sila tak menjawab. Namun, menggeser tubuhnya ke samping. Memperlihatkan seseorang berpakaian rapi dengan baju kokoh berwarna putih dengan hiasan burung dan batik. Dipadukan dengan sarung berwarna hitam polos dan peci yang senada dengan sarungnya.
Sangat sederhana jika untuk acara lamaran. Biasanya, untuk lamaran saja, pemuda seusianya sudah heboh memakai kemeja dan celana ketat yang biasa disebut celana pensil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRUSH - MAS SANTRI [ TAMAT ]
Teen FictionAda yang bilang begini, "Jangan terlalu benci, takutnya rasa benci itu akan berubah menjadi cinta nantinya. Karena jarak antara benci dan cinta itu sangat tipis." Benar saja. Hal itulah yang saat ini sedang dialami oleh gadis berhijab, pemilik nama...