Bab 11 - Bicaralah seperlunya

19 7 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

بسم الله الرحمن الرحيم

🌻🦋

اَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ

°°°
Assalaamu'alaikum readers.
Cuma mau mengingatkan. Setelah baca, jangan lupa vote dan komentar ya. Terima kasih banyak🫶🏻

°°°

TAKARLAH APA YANG KAU KATAKAN!

Amr bin Al-Ash radhiyallahu ‘anhu berkata :

“Bicara itu seperti obat. Jika pas (sesuai dosisnya) akan bermanfaat.
Jika kebanyakan, bisa mematikan.”

Rabi’ul Abrar, 2/136

°°°
Bu Silva said :

"Kalau mau ngomong, dipikir dulu. Khawatir perkataan yang akan di keluarkan itu menyakiti hati orang lain."

Kia : "Sayangnya walau Kia sudah menjaga lisan Kia, orang lain malah berkata seenaknya pada Kia, Bu."

:)

°°°

Dalam kamar itu, seorang gadis sedang terduduk di lantai dengan bersandar ke lemarinya. Ia memeluk lututnya sendiri seakan mencari ketenangan di sana. Bahunya sedikit bergetar dengan isak tangis yang terdengar samar.

Diam-diam Kia menangis dengan menenggelamkan wajahnya di antara lipatan tangannya. Sengaja seperti itu, agar suara tangisannya bisa sedikit teredam.

Sumpah demi apa pun, hatinya sangat sakit mendengar pertanyaan dan perkataan dari dua orang yang menjadi tetangganya itu. Rempong sekali mereka!

Padahal, mereka juga mempunyai seorang anak perempuan yang belum menikah. Bukannya mendesak anaknya sendiri, malah gencar mendesak anak orang.

Di usianya yang masih belasan (19th), Kia didesak tetangganya untuk segera menikah. Dengan dalih, karena di desanya itu sudah ada beberapa gadis yang sudah menikah di usianya yang memang lebih muda dari Kia.

Tapi, apakah menikah itu adalah suatu ajang perlombaan? Sedangkan yang seharusnya, menikah itu karena takdir dan juga kesiapan.

Lalu, kalau belum saatnya Allah mendatangkan jodohnya, secepat yang lainnya, apa itu salah Kia?

Selain geram, Kia juga merasa heran.

Mengapa orang itu suka sekali mengurusi hidup orang lain? Padahal hidup mereka sendiri 'kan, juga harus di urus. Mengapa tidak terfokus pada hidup masing-masing saja, sih?

MY CRUSH - MAS SANTRI [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang