Sesampainya di lokasi fanmeet, Rai menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah keluar dari mobil bersama dina, berusaha menyiapkan wajah ceria demi para penggemarnya. Di belakangnya, Maharani berjalan anggun bersama brian dan ibunya, Davika. Saat keluar dari mobil rai tersenyum hangat, melambaikan tangan pada kerumunan penggemar yang bersorak menyapanya, menjaga senyum di wajahnya agar tetap terlihat profesional meskipun hatinya di liputi kegelisahan.
Dina, tak ingin melewatkan momen itu, segera mengangkat ponselnya, merekam sambutan meriah yang diterima rai. Dengan cepat, dia mengunggah video itu ke media sosial dan membagikannya di grup chat yang sania buat khusus untuk mereka. Dengan begitu, Rayan yang masih di rumah sakit bisa mengikuti kegiatan rai dari kejauhan. Rai sendiri tak menyangka bahwa sania juga menambahkannya ke grup itu, namun hatinya merasa sedikit lebih tenang mengetahui bahwa rayan dan zeline tetap dapat memantau kesehariannya meski mereka terpisah.
Saat duduk di kursi yang telah disediakan, Rai tetap tersenyum, menyapa para fans yang datang untuk mendukungnya. Namun, di balik senyuman itu, hatinya terasa kosong. Pikirannya kembali melayang kepada zeline, membayangkan putrinya mungkin sedang menangis mencari-carinya. Kerinduan dan kekhawatirannya semakin berat untuk dipendam, namun ia berusaha menahannya, demi menghadapi acara dengan sepenuh hati. Di tengah sorak-sorai dan kegembiraan para penggemar, Rai merasakan betapa beratnya menjadi dirinya menjaga kehangatan di depan banyak orang, sementara hatinya jauh bersama keluarganya yang ia rindukan lebih dari apa pun sekarang.
Dan acara fanmeet pun dimulai, dan Rai tampak tersenyum serta berbincang hangat dengan para penggemar, meski hatinya terasa sepi. Di tempat lain, di rumah sakit di kota berbeda, Zeline perlahan terbangun dari tidurnya, matanya mengerjap kecil mencari sosok yang paling dirindukannya.
Melihat zeline terbangun, Rahma yang tengah asyik berbicara dengan rayan langsung menoleh dan bangkit mendekatinya. "Dek," panggil rahma dengan lembut, berusaha menyapa zeline dengan senyuman. Namun, Zeline hanya menatap rahma dengan mata berkaca-kaca, bibir mungilnya bergetar sebelum suaranya yang kecil penuh harap bertanya "Bunda mana?"
Rahma terdiam sesaat, hatinya terasa sesak melihat kesedihan dalam mata kecil zeline. Tapi ia berusaha menguatkan dirinya, lalu berkata dengan lembut, "Bunda pergi sebentar, nanti bunda datang lagi ." Kemudian, Rahma membukakan tangannya, mendekati zeline dengan ajakan hangat, "Sini tante gendong yuk, kita sama ayah."
Tanpa berpikir panjang, Zeline memeluk rahma erat, masih terisak, dan rahma mengangkatnya dengan penuh kasih sayang, membawanya mendekat pada rayan. "Ayah di sini dek. Kita tunggu bunda pulang ya?" ujar rayan pelan, mengusap punggung kecil putrinya. Mereka berdua duduk bersama di sisi rayan, berusaha menenangkan kerinduan zeline, menanti hingga ibu yang dirindukannya kembali ke sisinya.
Rayan lalu menyerahkan ponselnya kepada zeline. "Lihat ini dek, ini bunda. Bunda sedang bekerja," ujarnya dengan suara lembut, berusaha menenangkan putrinya. "Adek sudah ya, jangan nangis lagi, nanti bunda sedih kalau lihat adek nangis."
Zeline memperhatikan layar ponsel dengan mata berbinar dan tangis yang mulai mereda. Dengan suara kecil yang penuh kagum, ia bergumam "Bunda cantik."
Rayan dan rahma tak bisa menahan tawa kecil mendengar ucapan polosnya. Rahma mengusap kepala zeline dengan penuh kasih dan berkata, "Iya dong, makanya adek juga cantik, yakan?"
Zeline mengangguk tanpa berpaling sedikit pun dari layar, matanya terpaku pada sosok ibunya yang tampak tersenyum menyapa para penggemar. Sesekali, senyuman kecil muncul di wajah zeline, tampak tenang dalam kenyamanan seolah ibunya sedang benar-benar berada di dekatnya.
-
-Satu jam yang penuh dengan canda dan kehangatan bersama para penggemarnya, acara fanmeet pun berakhir. Rai berdiri dari kursinya, mengatur senyum terbaiknya untuk sesi foto terakhir bersama para penggemar yang masih berkumpul di sekelilingnya. Sorak-sorai dan antusiasme mereka membuatnya tak henti-hentinya tersenyum, menyadari bahwa dukungan mereka adalah semangat yang menguatkan dirinya.