Tujuh

135 5 0
                                    

Pagi menjelang siang, suasana di toko mulai hidup. Rayan dan zeline tiba dengan langkah tenang, disambut hangat oleh dua karyawan muda mereka, Rani dan sania. Kedua gadis berusia 20 tahun itu selalu senang melihat kedatangan zeline, terutama hari ini, saat gadis kecil itu mengenakan gaun merah muda yang membuatnya terlihat semakin manis. Rayan, yang awalnya canggung dengan urusan pakaian anak perempuan, kini mulai mengerti berkat bantuan Rahma, Rani, dan Sania. Mereka telah mengajarinya cara memilih pakaian yang cocok untuk putri kecilnya.

Toko telah dibuka dan suasana sudah tertata rapi. Pengunjung mulai berdatangan, menambah kesibukan pagi itu. Kue-kue yang tersusun rapi di etalase tampak segar, menarik perhatian pelanggan. Di bagian dapur, karyawan lainnya fokus membuat kue agar stok di etalase terus terjaga.

Rani dan sania, meskipun sudah lama bekerja di toko, hanya tahu sedikit tentang kehidupan pribadi rayan. Mereka tahu bahwa rayan sudah menikah, tetapi sampai sekarang, mereka belum pernah mendengar siapa ibu dari zeline. Hal itu sering menimbulkan rasa penasaran dalam hati mereka, namun rasa hormat terhadap rayan membuat mereka enggan untuk bertanya lebih jauh. Mereka hanya tahu bahwa rayan adalah sosok ayah yang penuh kasih sayang terhadap putrinya, dan itu sudah cukup bagi mereka.

Rayan duduk di kursi kasirnya, dengan zeline yang setia duduk di sampingnya, gadis kecil itu menjadi pusat perhatian. Seiring dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang, suasana di toko semakin ramai. Zeline, dengan senyum cerianya, menyambut setiap tamu yang masuk. Senyumnya adalah sambutan yang hangat, yang membuat para pelanggan merasa lebih nyaman.

Banyak di antara mereka yang tampak jatuh hati pada zeline. Tidak jarang, ada yang meminta izin kepada rayan untuk berfoto bersama gadis kecil itu. Rayan, dengan senyuman ramah, selalu mengizinkan selama permintaan tersebut dilakukan dengan sopan. Zeline pun, dengan polos dan lugu, berpose bersama para pengunjung, membuat suasana toko terasa lebih hangat dan bersahabat. Hari-hari di toko itu selalu terasa lebih hidup dengan kehadiran zeline yang membawa keceriaan, tak hanya bagi ayahnya, tapi juga bagi setiap orang yang datang.

-
-

Rayan tidak pernah menyangka bahwa toko kecilnya akan mendapatkan begitu banyak perhatian di media sosial hanya karena zeline. Para pengunjung yang datang merasa terkesan dengan keceriaan dan keramahan gadis kecil itu, dan tanpa ragu mereka mengunggah foto-foto bersama zeline di akun sosial media mereka. Ketika beberapa orang bertanya tentang akun sosial media pribadi rayan, dia hanya tersenyum dan menjawab. .

"Kalian boleh menandai akun toko kami saja." Mereka pun melakukannya, dan segera, unggahan-unggahan tersebut mulai bermunculan.

Sania, yang sedang mengecek ponselnya, tersenyum lebar melihat akun toko mereka ditandai di banyak unggahan. Dia dengan cepat memposting ulang beberapa di antaranya, membuat toko semakin terkenal di dunia maya. Tak butuh waktu lama, unggahan tersebut akhirnya muncul di beranda media sosial rai.

Saat itu, Rai sedang bersiap-siap di studio untuk latihan suara, ditemani oleh dina. Ketika mata rai tertuju pada foto seorang gadis kecil yang cantik, berpose dengan pengunjung di sebuah toko, dia merasa tersentuh tanpa mengetahui kebenarannya. Dengan antusias, dia membagikan ponselnya kepada Dina.

"Kak dina, lihatlah gadis ini, dia cantik sekali kan?" ucap rai dengan kagum.

Dina melihat sekilas dan mengangguk tersenyum. .

"Iya, cantik sekali. Gaunnya juga indah. Pasti ibunya pintar sekali memilih gaun untuknya," tambah dina.

Rai tersenyum tipis, hatinya sedikit hangat melihat gadis kecil itu. Tapi tanpa dia sadari, gadis kecil yang memikat hatinya sebenarnya adalah putrinya sendiri, zeline, yang selama ini dia kira telah tiada.

zeline racheline [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang