12. Operasi

1.6K 232 47
                                    

Happy reading

Jangan lupa vote dan coment

🌞🌞🌞🌞

Deon menyeringai ketika sudah puas memancing Arkata lewat foto Aciel, Deon yakin lelaki itu akan menyusulnya didalam gudang, Deon akan menantang Arkata atau mungkin membunuh Aciel didepan wajah lelaki itu, Deon sudah membayar tiga anak karate yang tak suka dengan Arkata, Deon akan mengajar lelaki itu habis-habisan hari ini.

Brak

"ACIEL" teriak Arkata ketika menendang pintu gudang, ia melihat Aciel yang terus ditendang Deon tanpa ampun bahkan kesadaran anak itu kian menipis karena tubuhnya terasa sangat lemas, Deon tanpa memberinya jeda untuk bernafas sedikit lega. Baru saja Arkata ingin menghentikan aksi Deon, Brian dan salah satu anak karate yang memang tak suka dengan Arkata menahan tubuhnya.

"Anjing Deon, lepasin dia" maki Arkata marah ketika melihat Aciel sudah dihajar habis-habisan.

"Aarrrgghhh..." erang Aciel ketika Deon menendang dadanya begitu keras, Aciel merasakan dadanya terasa sangat sakit, Deon sudah menendang dadanya tiga kali dengan tendangan yang tak main-main, bahkan Aciel merasakan ada bunyi kretak dari dadanya. "M-as Ar-ka to-long..." Aciel mencoba untuk menggapai Arkata yang ditahan Brian dan Damian, membuat lelaki itu tak bisa bergerak.

Tawa Deon menggema diruang itu, tak akan ada orang yang mengetahui mereka disana, karena itu salah satu gudang yang jauh dari kelas, tak semua orang lewat ke sana, apalagi sekarang sedang jam belajar.

"Gimana Ka? Ini perasaan aku saat kamu merebut Kaila dari aku"

Arkata menatap Deon kecewa, "Bukan ini caranya De, Aciel nggak bersalah dengan masalah ini, aku mohon sama kamu lepasin Aciel" ucap Arkata menatap Deon memohon, hatinya sakit mendengar rintihan sakit dari Aciel, Arkata mengakui dirinya sudah menyayangi Aciel.

Bugh

Bugh

Deon menghajar tubuh Arkata yang dipegang oleh Brian dan Damian, Arkata diam saja, ia menikmati rasa sakit dari pukulan Deon, Arkata menatap Aciel yang meringkuk dilantai sembari meremas dadanya, Arkata tak bisa membayangkan bagaimana adiknya menahan rasa sakit atas pukulan Deon yang tak main-main.

"Anjing Deon" maki Bumi, ia menghajar Deon yang tak menyadari dirinya datang, Deon berdecih ketika merasakan asin dari darah sudut bibirnya. Ia tertawa menatap Bumi dan Arkata remeh.

"Pegang dia" Deon memberikan perintah pada Rama dan Fadhil yang memang bergeming didalam gudang, mereka memegang tubuh Bumi yang terus memberontak.

"SAKIT JIWA" maki Bumi dalam pegangan Rama dan Fadhil, "seharusnya Lo yang mati Deon" Bumi semakin memberontak ketika melihat tubuh Aciel yang sudah tak berdaya, bahkan sejak tadi ia mengerang, meringis membuat Bumi tak tahan ingin membawa Aciel ke rumah sakit.

Bugh

Deon memukul perut Arkata, ia rasanya tak puas jika hanya memukul, Deon yakin itu tak seberapa bagi Arkata yang memang anak karate, Deon tersenyum licik mengeluarkan pisau lipat yang memang ia sembunyikan disaku belakang celana seragam sekolahnya, Aciel melihat itu, Aciel berusaha sekuat tenaga untuk berdiri, dirinya harus menyelamatkan Arkata secepat mungkin sebelum terlambat.

Deon mendekati Arkata dengan pisau yang ia sembunyikan, tak ada yang menyadari itu kecuali Aciel, Aciel berdiri dengan tangan yang meremas dada, bahkan ia sempat terjatuh karena tubuhnya terasa sangat lemas.

"Mas awas" Aciel merasakan benda tajam menusuk perut kirinya, tubuh itu terjatuh, darah segar keluar dari perut itu, mereka syok, bagaiman bisa anak remaja SMA sekolah membawa senjata tajam, Arkata melepaskan diri, karena pegangan Brian dan Damian melemas.

SEVEN ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang