24. Maaf

1.3K 261 18
                                    

Teruntuk untuk pembaca pemula atau baru nemuin cerita ini, tolong ya kalau nggak suka sama ceritanya atau nggak suka sama penulisannya, jangan tinggalkan jejak yang nggak enak, kalau kalian nggak suka baca kalian boleh tinggalkan cerita ini, toh aku juga nggak tahu kalian baca atau enggak, kalian tahu coment kalian yang nggak enak itu buat aku down🥺 aku ini penulis pemula, aku masih belajar, aku tahu cerita aku jauh dari kata bagus

Jangan lupa vote dan coment ya😊

*****
Prang

Aciel yang berdiam diri didalam kamar, mengernyit ketika indra pendengarannya mendengar suara pecahan kaca, yang berasal dari luar, jarak dapur dengan lantai dua itu dekat, apalagi setiap kamar tidak ada yang kedap suara, Aciel heran,  karena setahu dirinya Keysha tak lagi dirumah karena wanita itu tadi izin keluar ikut dengan Jef yang memang ada acara dengan kolega bisnisnya, kedua kakak sulungnya itu sudah pasti pergi ke ke kampus, sedangkan para saudaranya sekolah, jadi siapakah yang berada didapur? Itu pertanyaan yang ada dipikiran Aciel sekarang ini.

Aciel meletakan pulpennya, ia tutup buku pelajaran yang sejak tadi ia baca, dirinya belum diizinkan kembali sekolah.

"Siapa ya? Apa mama udah pulang? Tapi masa 'kan hari baru jam 10 pagi" monolog Aciel bingung, ia berjalan menuju lantai bawah, ia sedikit was-was jika yang ada dibawah itu adalah maling, mana rumah lagi sepi membuat bulu kuduk Aciel meremang.

Aciel berjalan mengendap-endap tanpa menimbulkan suara, ia berjalan menuju dapur, tapi yang ia lihat malah adik bungsunya yang sedang membersihkan pecahan kaca yang berserakan dilantai.

"Biar Ciel bantu" Ansel mendongak ketika melihat Aciel yang sudah berada didepannya, ia hanya diam saja, ketika Aciel mulai membantu membersihkan pecahan beling dari gelas yang tak sengaja Ansel jatuhkan.

Aciel memasukan semua beling ke dalam plastik, lalu ia buang ke dalam tong sampah, Aciel menyapu bekas tempat pecahan beling tadi, takut ada serpihan yang tertinggal dan melukai kaki. Setelah semuanya sudah bersih Aciel mendekati Ansel yang berdiri diam seperti patung.

"Aku pikir cuma aku sendiri yang ada dirumah" ucap Aciel menatap Ansel lembut, walaupun ada rasa canggung dan takut tapi Aciel tetap berbicara dengan Ansel, terserah mau ditanggepin atau tidak, Aciel hanya berusaha.

"Mama kemana? Rumah kok sepi!" Setelah cukup lama terdiam Ansel akhirnya berucap, ia menanyakan kemana kepergian Keysha, sejak ia bangun tidur tadi, ia sudah tak melihat siluet sang ibu yang biasanya sudah duduk dengan anggun diruang tamu.

"Mama ikut papa ke acara teman papa" jawab Aciel, "Ansel kenapa nggak ke sekolah?" Tanya Aciel karena Ansel tak pergi sekolah seperti saudaranya yang lain.

"Semalam aku demam, makanya mama nggak bangunin aku buat sekolah pagi tadi" jawab Ansel, Aciel menatap wajah Ansel dengan lekat benar saja bibir adiknya sedikit pucat.

"Ansel sudah makan? Sudah minum obat?" Tanyanya khawatir, Ansel merasakan dadanya bergemuruh tatapan khawatir itu membuat ia merasa bersalah dengan perlakuannya selama ini, sudah jahat kah dia? Padahal Aciel anak yang begitu tulus sebagai saudara.

Ansel mengerjap lucu menatap wajah khawatir tapi menggemaskan Dimata Ansel, "semalam aku udah minum obat dan aku udah baik-baik aja, tapi pagi ini aku belum sarapan dan sekarang aku lapar" jawabnya menenangkan Aciel yang mengkhawatirkan dirinya.

"Memangnya nggak ada makanan di kulkas?" Tanya Aciel dan dibalas gelengan oleh Ansel, Aciel berjalan menuju kulkas dan membukanya, benar saja tak ada sisa makanan sarapan pagi tadi, sebenarnya Aciel tak tahu keluarganya sarapan apa pagi tadi, karena dirinya tak ikut sarapan, tadi sebelum pergi bersama Jef, Keysha mengantar bubur ke kamar Aciel, setelahnya wanita itu pergi, bahkan Keysha tak memberi tahu jika tak hanya ada di dirinya dirumah.

SEVEN ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang