bab 3: BERHARAP

35 3 1
                                    

Hii Kitty🙆

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum memasuki cerita ini, plus tambahin ke perpus biar ada notif setiap update

Untuk lebih kenal dengan aku, kunjungi sosial media:

(Instagram)

wp.fikham

....

Wanita paruh baya cantik itu menatap intens anak bungsunya yang sedang berjalan menuju ke arahnya dengan pakaian sekolah yang tidak lengkap seperti biasa.
Dasi ntah kemana, topi juga tidak ada dikepala, dan baju sekolah yang dikeluarkan.

Sebenarnya anak ini niat mau sekolah atau malah mau ngamen sih!

"Kamu niat sekolah gak sih!" Bunda liana yang menatap tajam bak elang anaknya itu.

"Iyalah bunda, gak liat apa, ini Ilham sekarang udah pake baju sekolah" jawaban anak itu setelah mengecup secepat kilat pipi sang ibunda ratu.

"Apaan sih! Jigong kamu nempel nempel!" Bunda liana yang mengelap pipinya yang sudah dikecup barusan.

"Ada apa ini! Kenapa kamu cium cium istri ayah!" Ayah novan yang baru saja datang langsung ikut nimbrung.

"Bunda Ilham juga kali" Ilham yang menatap datar ayahnya itu.

"Udah dong, ayo cepetan makannya, biar cepet berangkat kekantor sama kesekolah" lerai bunda liana sambil menyiapkan makanan kepada kedua orang itu.

"Arvan kemana bun?" Tanya ayah novan kepada sang istri.

"Mungkin masih tidur, cape kali dianya" jawab bunda liana yang langsung dapat membuat sang suami mengerti.

"Kamu berangkatnya sama fika ya, tadi bunda sahira udah telpon bunda" ucapan bunda liana dapat memberhentikan kegiatan ilham yang ingin makan.

"Gak bisa, Ilham ada urusan" jawab Ilham dengan cepat tapi tetap santai.

"Kok gitu sih! Padahal bunda tadi udah bilang iya sama bunda sahira"  ucap bunda liana menatap kesal Ilham yang saat ini sedang makan.

"Kan bisa diantar sama supir" jawab Ilham dengan entengnya.

"Kalau berangkat sama kamu memangnya kenapa? Jangan bilang kalian gak akur dari kemarin kemarin" tebak bunda liana membuat ilham mengedikkan bahunya.

"Nggak ada! Kamu berangkatnya sama fika mulai dari sekarang! Jangan kaya anak kecil! Itu semua masa lalu!" Ayah novan yang langsung angkat bicara membuat ilham menatap datar sang ayah.

"Iya, masa lalu yang bikin Ilham terluka sampai sekarang" setelah mengucapkannya, Ilham langsung beranjak pergi dari sana.

"Ilham! Mau kemana kamu! Ini makanannya belum dihabisin!" Bunda liana meneriaki sang anak yang sudah pergi.

"Ini semua salah kamu! udah tau anaknya sensitif! masih aja dibahas soal masa lalu!" Ayah novan meringis ketika sang istri dengan cepat mencubit perutnya sambil mengomel.

"Nanti fika berangkat sama kamu aja! sahira sama revan udah berangkat keluar kota tadi subuh, supirnya juga di bawa, makanya mereka nitipin fika ke kita" sambung bunda liana dengan menatap tajam suaminya.

FIKHAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang