bab 17: KAMBUH LAGI

61 7 0
                                    


Happy reading!

....

Ilham sudah sampai di rumahnya dan segera masuk ke dalam untuk melihat drama apalagi yang dibuat oleh gadis licik itu.

"Assalamualaikum"

Saat sampai didalam, ia cukup dibuat terkejut melihat keadaan Cia yang sedang menangis meraung raung duduk dilantai dengan memanggil manggil nama ibunya yang sudah tiada.

"Waalaikumsalam, akhirnya kamu datang juga sayang. Mama udah cape coba tenangin Cia, tapi dia malah makin gak mau berhenti nangis" keluh bunda Liana yang memijat pangkal hidungnya pusing.

Cia yang mendengarkan Ilham sudah pulang pun kembali mengeraskan tangisnya supaya Ilham mau menghampirinya dan mencoba menenangkannya dengan nada nada yang lembut.

"Sekarang drama apa lagi yang lo buat!" Ucap Ilham membentak dan menatap marah Cia yang sedang menangis duduk di lantai itu.

Cia cukup terkejut dengan bentakan Ilham kepadanya, ia berpikir Ilham akan membujuknya, tetapi ternyata salah.

"Ilham! Jangan bentak adeknya begitu!" Bunda Liana juga cukup terkejut dengan perlakuan Ilham.

"Bunda aja yang mau di bodoh bodohin sama dia! Ilham udah cape bunda. Ilham udah nurutin semua keinginannya dia! Ilham bahkan sekarang udah gak ketemu lagi sama Fika selama tiga hari ini!" ungkap cowo itu dengan menggebu gebu akhirnya meluapkan semua kekesalannya dengan suara yang lumayan tinggi.

Bunda Liana yang melihat wajah Ilham pun tampak merasa sangat bersalah, ia juga salah karena terlalu memanjakan Cia sehingga membuat anaknya menjadi seperti ini.

"Maafin bunda sayang, bunda udah salah selama ini" ucap bunda Liana segera menghampiri Ilham dan memeluk erat anaknya itu.

Ilham membalas pelukan bunda Liana tak kalah erat juga, hal itu langsung membuat Cia yang sedang menangis kembali meraung.

"Cia mau mati aja! disini udah gak ada lagi yang sayang sama Ci__"

Gadis itu memberhentikan ucapannya karena suara ponsel Ilham berdering dengan lumayan keras.

Bunda Liana dan Ilham langsung melerai pelukan mereka, Ilham langsung segera mengangkat telponnya, karena yang menelpon adalah varel.

Ilham dan bunda Liana begitu terkejut ketika mendengar suara varel yang sedang berbicara memberitahukan sesuatu yang dapat membuat jantung Ilham serasa berhenti berdetak sekarang ini, bahkan wajah cowo itu langsung pucat.

Ilham dengan segera ingin bergegas pergi, tetapi Cia malah menahan tangannya yang sudah dingin sekarang.

"Ilham mau kema__"

"Lepasin gue bangsat! Lo bisa diem gak! Ini semua salah lo bangsat!!" Marah Ilham dengan menghempaskan tangan Cia hingga gadis itu terhuyung ke belakang dan terjatuh di lantai.

Ilham tidak memperdulikannya, sekarang pikirannya hanya dipenuhi dengan keadaan istri nya Fika.

"Maafin gue sayang, maaf" lirih Ilham yang sudah berada di atas motornya dengan air mata yang sudah mulai jatuh.

"Hati hati Ilham! Bunda sama ayah akan segera nyusul kesana!" teriak bunda Liana yang juga sudah menangis saat ini, ia sudah semakin merasa bersalah sekarang ini.

Bunda Liana bergegas ke kamarnya untuk menelpon suaminya Novan, ia bahkan sudah tidak memperdulikan Cia yang sedang menangis karena terjatuh barusan.

....

FIKHAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang