bab 6: HUJAN

17 2 2
                                    

Sebelum baca vote terlebih dahulu ya Kitty🙆

Happy reading!

....

Seorang cowo tampan itu saat ini sedang berjalan memasuki rumahnya dengan santai. Siapa lagi kalau bukan ilham jawabannya.

Ia menuju kearah dapur karena mendengar ada sedikit kebisingan dari arah sana.

Sesampainya didapur ia dapat melihat bundanya liana dengan seorang gadis juga disana ntah sedang membuat apa.

Gadis itu adalah fika, Ilham dapat mengenalinya walaupun keadaan gadis itu saat ini sedang membelakangi dirinya.

Bunda liana akhirnya menyadari kedatangan anak bungsunya yang bandel itu.

"Ohh! Bagus yaa! Udah jam berapa ini! Baru ingat pulang juga kamu! Ini udah sore Ilham!" Marah bunda liana yang tak habis habisan mengomeli sang anaknya itu.

Ilham meneguk ludahnya sedikit takut, siapa yang tidak takut dengan amukan sang bunda, kalau saja sekarang ia berada didekat bundanya itu, pasti telinganya yang akan mungkin menjadi sasarannya.

Fika menunduk sebentar karena menahan tawanya yang ingin keluar, kapan lagi ia bisa melihat Ilham yang ketakutan seperti ini. Momen ini sedikit langka rasanya.

"Ilham tadi ketiduran di markas" jawabnya dengan wajah datarnya itu.

"Alah! gak betul itu mah! Bunda tau kalau itu cuma alasan kamu! Supaya nggak kena marah sama bunda kan!" kali ini bunda liana menatap dengan tajam anaknya itu, membuat ilham saat ini sedikit was was.

"Cepetan ganti baju! Terus kamu pergi anterin fika ke supermarket!" Suruh bunda liana mutlak dengan menatap Ilham horor.

"Tap_" belum selesai Ilham berbicara tapi sang bunda sudah memotong ucapannya.

"Nggak ada tapi tapian! Cepetan! Kalau nggak, bunda bakal tahan semua fasilitas kamu, termasuk motor kamu itu!" Murka bunda liana yang segera membuat ilham langsung berlari kearah kamarnya, sebelum ucapan sang bunda itu akan menjadi kenyataan.

Fika tertawa pelan setelah kepergian Ilham.

"Lama lama bunda masukin juga tu anak lagi kedalam perut bunda" ucapan bunda Liana membuat fika langsung tertawa.

....

Jam 05:32 wib


Ilham akhirnya keluar dari kamarnya setelah setengah jam bersiap siap didalam sana.

Ia berjalan menuju ruang tamu yang terdapat Fika dan bunda liana yang sedang tertawa lepas. Ntah apa yang dibahas keduanya.

"Hmm" Dehem Ilham agak keras membuat keduanya langsung menoleh kepadanya.

"Kamu anterin fika ke supermarket  beli bahan bahan buat kue" ucap bunda liana langsung menatap Ilham tajam supaya cowo itu tidak menolak atau beralasan lagi.

"Iya bunda" jawab Ilham singkat dengan wajah yang dibuat malas malas berjalan keluar rumah menuju garasi motornya.

"Kita pergi dulu bunda" ucap fika setelah mencium singkat pipi bunda liana.

"Iya sayang, bilangin Ilham hati hati bawa motornya, kalau tu anak ngebut jewer aja telinganya sampai lepas!" Teriakan bunda liana menggema di seluruh sudut rumah.

Ayah novan dan arvan memang tidak ada dirumah, mereka berdua sedang berkerja dikantor, mungkin nanti malam baru pulang.

Ilham bergidik mendengar teriakan sang bunda yang sangat membahana dari luar. Sungguh bundanya itu kejam sekali, padahal kan dia adalah anak kandungnya.

FIKHAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang