Happy reading!
....
Fika melamun di balkon kamarnya, ia masih saja membayangkan Ilham dengan seorang gadis di mall kemarin, sudah mulai dari semalam Fika sedih.
Tak terasa setetes cairan bening jatuh dari pelupuk matanya yang sudah berkaca kaca.
Lamunan Fika seketika buyar karena telpon nya berdering, si penelpon adalah Keni temannya.
Gadis itu semakin sedih karena Keni mengatakan kalau ia melihat Ilham saat ini sedang bersama gadis itu di salah satu salon.
Keni dengan ibunya memang hari ini pergi perawatan ke salon seperti biasanya, tetapi Keni cukup terkejut melihat Ilham dengan gadis itu juga yang berada di sana. Sebab itu ia langsung memberitahukan nya kepada Fika.
Fika mencoba menahan Isak tangisnya yang ingin keluar, ia langsung mematikan teleponnya dengan Keni setelah mengucapkan terima kasih kepada temannya itu.
Gadis itu dengan segera menghapus air matanya yang sudah berjatuhan sendiri tadi.
"Lo jangan nangis Fika! Lo kan bukan siapa siapanya Ilham! Itu pilihannya Ilham. Harusnya Lo senang dong ngeliat dia senang juga!" Ucap gadis itu mencoba menguatkan dirinya, tetapi ia tidak dapat berbohong, hatinya sangat sakit sekarang ini.
....
Ilham dan Cia akhirnya keluar dari salon tersebut, setelah gadis itu baru saja selesai perawatan berbagai macam tadi. Hampir dua jam Cia berada disana, hingga membuat ilham ingin sekali meninggalkannya, tapi Ilham masih takut dengan bundanya Liana.
Sekarang keduanya tengah memasuki mobil Ilham. Cowo itu tidak mau lagi membawa motor, karena kalau ia membawa motor Cia pasti akan mencari kesempatan untuk memeluk dirinya dari arah belakang. Dan Ilham tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
"Ilham pasangin sabuk pengaman aku dong! Aku gak tau cara pasangnya" pinta Cia dengan manja membuat ilham muak dan tetap fokus untuk menjalankan mobilnya.
"Kamu dengerin aku gak sih! Aku nangis nih! Nanti kalau kepala aku kebentur kedepan gimana?!" Ancaman gadis itu dengan matanya yang di buat berkaca kaca.
"Lo bukan anak kecil, Lo pikir gue bodoh apa! Gue tau Lo bisa pasang sendiri! Jadi gak usah sok manja!" Balas Ilham dengan sangat kesal mencoba menahan amarahnya yang ingin meluap luap juga sekarang ini.
"Nanti aku bilangin bunda Liana!" Ucap gadis itu mencoba mengancam dengan menangis lumayan kencang.
Ilham hanya diam tidak mau menjawab, percuma menjawab, ia bisa bisa akan semakin emosi di buat gadis oleh licik ini.
Seketika gadis itu bergerak mengambil ponsel Ilham yang berada didepan untuk ia pakai katanya.
"Lo jangan coba pegang ponsel gue!" Tegas Ilham mencoba merebut ponselnya.
Tetapi gadis itu malah menghindar dengan sangat lincah sehingga membuat Ilham nampak susah untuk mengambil ponselnya itu, apalagi saat ini ia tengah menyetir.
"Aku mau pake doang kok" jawab Cia dengan santainya, entah kemana gadis yang sudah menangis tadi.
Saat ia menyalakan ponsel Ilham, ia malah di buat terkejut dengan walpaper layar kunci cowo itu.
Cia dapat melihat foto seorang gadis cantik dengan tersenyum begitu manisnya di ponsel yang saat ia tengah ia pegang.
"Dia siapa kamu?" Tanya Cia yang tidak suka melihat wajah gadis itu, ia sangat cemburu sekarang ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIKHAM
Teen FictionKisah ini dimulai ketika ILHAM ALIMANSYAH VICHELO dan FIKA RAHMAYANI CLARICHEL kembali dipertemukan oleh takdir setelah sekian lama berpisah. Fika yang tidak menyangka atas perubahan Ilham sahabat masa kecilnya yang begitu drastis, hingga cowo itu...