bab 19: BAIKAN

74 6 0
                                    


Happy reading!

....

Ilham yang sedang tiduran di atas kasurnya terganggu akibat ketukan di pintu kamarnya yang lumayan keras.

"Ilham buka pintunya! Cia takut! Tadi ada yang ngetuk ngetuk jendela kamar Cia!" Teriakan yang sangat nyaring akhirnya masuk ke indra pendengaran Ilham yang sudah ingin tidur.

Cowo itu menggeram marah, tetapi ia sangat mencoba menahan amarahnya mulai dari sekarang, apalagi ketika mengingat janjinya kepada Fika waktu itu.

"Sabar Ilham, biarin aja tu anak teriak teriak sampai nyerah sendiri. Sekarang lo harus langsung tidur supaya besok bisa pergi kerumah sakit untuk jaga istri lo" ucap Ilham mencoba menahan kesabarannya yang hanya setipis tisu itu.

Ada tiga menitan gadis itu mengetuki pintu kamarnya, tetapi Ilham tetap tidak mau membukanya, ia berharap Cia segera pergi karena merasa kalau dirinya sudah tidur dengan nyenyak.

Akhirnya suara ketukan tidak lagi terdengar, gadis itu sepertinya sudah menyerah. Ilham tau saat ini Cia sedang mencari cari alasan agar ia mau menemuinya. Ilham tau itu adalah salah satu rencana licik Cia untuk bisa bersama dengannya.

Cowo itu pun kemudian mulai kembali memejamkan matanya supaya dapat cepat tertidur dan mudah untuk bangun saat subuh pagi besok.

Dilain sisi, bik ani langsung menegur Cia yang sedang menggedor gedor pintu anak majikannya.

"Ngapain malam malam gini gedor gedor pintu kamar orang! Semuanya terganggu karena tingkah mu yang kaya gini!" Bik ani menatap Cia dengan tajam sambil memegangi pipinya yang bengkak akibat sakit gigi.

Siapa yang tidak emosi ketika sakit gigi malah mendengarkan suara yang begitu berisik, apalagi niat gadis ini pasti sama sekali tidak penting.

"Berani banget pembantu kaya lo larang larang gue! Nanti gue laporin sama bunda Liana baru tau rasa lo!" Cia menatap bik ani tak kalah tajam, tetapi suaranya tidak kencang karena takut kedengeran oleh Ilham. Image nya yang sedang menyamar sebagai cewe imut bisa ketahuan kalau sampai cowo itu mendengarkan nya.

"Heh! Laporin aja sana! Dasar cewe ular yang suka berubah ubah! Didepan semua orang sok imut kamu! Tapi kenyataannya padahal sikapnya gini!" Sewot bik ani tak mau kalah, ia sangat tidak suka kepada Cia mulai dari gadis itu datang kerumah ini.

Saat didepan keluarga nya Ilham pasti dia akan mejadi cewe yang childish, cengeng, manja dan sok imut. Padahal kalau di depan para ART dan juga para pekerja disini, cewe itu bahkan merasa dirinya sebagai seorang bos dan berkuasa.

"Huh! Awas aja lo pembantu yang gak tau diri! Gue bakal usir lo kalau gue udah berhasil jadi nyonya dari istrinya Ilham disini!" bisik Cia di telinga bik ani dengan menyeringai seram sambil tersenyum licik.

Setelahnya, gadis itu pun beranjak pergi berjalan menuju kamarnya dengan perasaan dongkol, mungkin mulai besok ia akan melakukan kembali rencananya untuk meluluhkan hati Ilham sang pujaan hati.

"Dasar mak lampir! Dia pikir bisa milikin den Ilham apa! Mana mungkin! Orang den Ilham aja sekarang udah nikah, punya istri baik banget lagi" Gumam bik ani gregetan, ingin sekali ia sekarang mencakar cakar wajah Cia yang sok imut itu.

....

Keesokan harinya.

Fika terbangun saat adzan subuh berkumandang. Tetapi gadis itu sedikit terkejut melihat keberadaan Ilham yang sudah ada disana lengkap dengan peralatan sholatnya, bahkan cowo itu sudah memakai sarung dan pecinya.

FIKHAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang