Happy reading!....
"Ilham jangan macam macam ya! Fika teriak nih! Aya___"
Ucapan Fika terpotong karena Ilham langsung membekap mulutnya, hingga gadis itu memberontak mencoba melepaskan.
Akhirnya Fika pun terdiam karena Ilham saat ini tengah memeluknya dengan erat, bahkan cowo itu sudah menjatuhkan kepalanya di pundak Fika.
"Lima menit, gakpapa kan?" Tanya Ilham dengan suara yang teredam dipundak gadis itu.
"Tapi nanti kalau ayah sama bunda lihat gimana? Ilham jangan gini dong!" Ucap Fika sedikit khawatir, tidak biasanya Ilham bersikap seperti ini.
"Sebentar doang Fika, janji deh" ucap Ilham dengan nada pelan dan lembut, akhirnya Fika mengangguk pasrah saja.
"Ilham kenapa jadi gini, Fika tadi sampai terkejut tau!" Kesal gadis itu dengan mengelus elus pelan kepala dan juga punggung cowo itu.
Tidak ada jawaban, Ilham hanya diam menikmati tangan kecil Fika yang membuatnya nyaman saat ini. Hal itu langsung membuat Fika pasrah, ia seperti berbicara dengan tembok saja.
Sudah lima menit berlalu, Fika sudah mulai merasakan pegal karena berdiri dengan memeluk Ilham sekaligus.
"Udah dong Ilham, ini Fika udah pegel tau! Ilham berat banget sih!" Ucap gadis itu dengan kesal membuat ilham segera melepaskan pelukan mereka, dan sekarang ia tengah menatap gadis yang sedang berwajah jutek didepannya.
Fika akhirnya mendongak untuk melihat cowo didepan nya , tetapi ia dibuat terkejut dengan kening Ilham yang sudah berlepotan dengan darah.
"Ilham! Itu kening Ilham kenapa! Kok banyak darahnya?!" Panik Fika segera membawa Ilham duduk dipinggiran kasurnya.
Ilham yang baru saja sadar, ia malah lupa untuk mengelap darahnya tadi karena terlalu khawatir dengan keadaan Fika.
Cowo itu memegang keningnya dan langsung melihat jari jari tangannya yang sudah ada darah.
Fika begitu panik, ia langsung beranjak mencari kotak P3K. Setelah mendapatkan kotak tersebut, gadis itu pun ikut bergabung duduk disamping Ilham dengan berhadap hadapan.
"Hiks.... Kenapa bisa gini sih! Ini pasti sakit, hiks...."
Kan kan, sudah Ilham duga, Fika pasti bakal menangis seperti ini ketika melihatnya terluka, apalagi sampai berdarah seperti ini.
"Lo jangan nangis, ini gak sakit kok" ucap Ilham mencoba menenangkan gadis yang tengah telaten mengobati lukanya dengan masih menangis.
Fika tidak menjawab, ia saat ini tengah fokus mengobati lukanya Ilham
"ini kenapa?" Tanya gadis itu dengan suara lirih."Tadi gue jatuh bawa motor karena buru buru mau kesini" dengan entengnya Ilham menjawab sambil sedikit meringis karena kapas ditangan Fika mengenai lukanya.
"Lain kali jangan banyak gaya kalo bawa motor. Emang Ilham mau metong karena kecelakaan!" Marah Fika dengan wajah merah padam membuat ilham sedikit ngeri, jarang jarang Fika marah dengan serius seperti ini.
"Metong, sadis banget!" Ungkap cowo itu dengan ngeri membayangkannya, jangan sampai deh.
"Kalau gue metong, Lo bakal jadi janda dong nanti" ucap Ilham yang lagi lagi keceplosan.
"Janda darimana nya? Orang kita belum nikah. Lagian kalau Ilham metong, masih banyak kok cowo cowo yang ngantri mau jadi suami Fika" ucapan gadis itu dengan gaya songong nya membuat ilham langsung mendelik kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIKHAM
Teen FictionKisah ini dimulai ketika ILHAM ALIMANSYAH VICHELO dan FIKA RAHMAYANI CLARICHEL kembali dipertemukan oleh takdir setelah sekian lama berpisah. Fika yang tidak menyangka atas perubahan Ilham sahabat masa kecilnya yang begitu drastis, hingga cowo itu...