Bagian 014

9 2 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rambutnya rusak karena sering diwarnai, dan rambut pirangnya yang acak-acakan menarik perhatianku.

"Hyungnim, apakah kamu tidur?"

"Tidak." Sambil menggosok mataku yang lelah secara refleks, aku menegakkan tubuhku di kursi. Meja penuh kertas yang baru saja kulihat tampak berantakan pada pandangan pertama.

"Wow, lihat wajahmu. Jaga dirimu baik-baik, Hyungnim, karena wajahmu sungguh baik dan semacamnya"

"Bocah sombong. Apakah aku temanmu atau semacamnya? Berikan padaku apa yang kau beli."

Pria yang menatapku dengan cemberut mengulurkan apa yang ada di tangannya. "Aku menjalankan tugas untukmu, membeli kopi setiap hari. Kau sama sekali tidak pernah berterima kasih."

"Dan kau terus datang dan pergi? Apakah kau ingin aku mengusirmu?"

"Oh, bukan itu maksudku!"

"Mahasiswa yang tidak belajar dan malah keluar masuk kantor seperti preman, tidak seharusnya diberi rasa terima kasih."

"Kau juga tidak, sialan..."

"Sialan?"

"Astaga, telingamu tajam sekali."

Bahkan sampai akhir, dia memberontak, berpura-pura tertawa dan menggelengkan kepalanya. Terserah. Apa lagi yang bisa kukatakan padanya? Alih-alih mengomel, aku menaruh sedotan di vanilla latte yang dibelinya dan menyesapnya. Aku minum kopi dalam diam beberapa saat dan lelaki yang menatapku dengan tatapan kosong itu menyapu rambutnya yang seperti anjing ke belakang dan berkata, "Oh, sungguh menakjubkan betapa enaknya kau meminum sesuatu yang begitu manis."

"Enak sekali."

"Tidak cocok. Anggur akan lebih cocok untukmu."

"Apa pentingnya aku suka yang manis-manis atau tidak? Kalau kau tidak ada urusan lain di sini, kenapa kau tidak berhenti berbicara dan pergi saja?"

"Ugh, aku memang akan pergi! Sungguh, menyebalkan sekali."

Siapa yang tahu apa masalahnya, tetapi pria itu buru-buru membuka pintu kantor dan keluar sambil membuat keributan. Aku tidak terlalu peduli, jadi aku minum kopi saja. Rasanya manis dan dingin. Enak.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(TL) I Don't Want This Reincarnation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang