Permainan Dimulai

1K 62 0
                                    

Mavis mulai sadar, pandangannya masih gelap. Ia tidak sadar apa yang dialaminya. Sakit dikepala dan leher masih ia rasakan akibat minuman dan pukulan yang diterimanya.
Ia mencoba memijit pelan kepalanya untuk menghilangkan rasa sakit.

Mavis melihat sekitar dan ruangan itu benar-benar gelap, hanya ada cahaya dari beberapa obor yang menempel didinding. Ia juga sudah tidak berada di tempatnya pingsan kemarin, tempat ini juga asing baginya.

Mavis melihat jam tangannya, untuk memastikan jam berapa sekarang, tapi jam tangannya hilang dan ditukar dengan sebuah jam digital. Angka di jam itu juga aneh hanya ada 2 digit angka yaitu 17.
Raut wajah Mavis sedikit kesal, bukan karena ia tidak tahu jam berapa sekarang namun karena ia kehilangan jam pemberian adiknya. Salah satu benda yang paling ia jaga.

Benak Mavis bertanya-tanya apa yang terjadi.
Mavis berdiri dan melihat sekitar namun tak ada seorangpun disana. Mavis mengambil salah satu obor untuk menjadi media penerangan.
Mavis berjalan dari tempatnya untuk mencari Reyhan dan Andi lalu segera pergi dari tempat ini.

Mavis berjalan dengan pelan, namun suara langkah kaki yang cepat mengagetkannya. Seorang wanita berambut hitam panjang dan menggunakan dress hitam berlari kearahnya.
Wanita itu berhenti dan menatap tajam Mavis ketika melihat Mavis didepannya.

"siapa kau? dan dmana aku?", nada suara wanita itu sedikit bergetar mungkin karena ketakutan.

"aku Mavis, dan aku juga tidak tahu tempat apa ini"

"apa yang sebenarnya terjadi?"

"sayangnya aku juga tidak tahu"

"Perhatian-perhatian",

Sebuah suara pria dari pengeras suara yang terpasang hampir diseluruh sudut ruangan menghentikan pembicaraan mereka.

Mavis dan wanita itu kemudian memfokuskan diri pada salah satu pengeras suara.

"Wellcome To The Game.
Kalian masih berada didalam pesta dan inilah puncak acaranya.
Kami telah mendata peserta yang telah terdaftar dalam pesta puncak ini. Total peserta berjumlah 24 orang dan terbagi menjadi 2 tim.
Aku menamainya tim penjahat dan tim pahlawan.
Sebagaimana seharusnya, pahlawan harus membasmi penjahat atau penjahat yang membunuh para pahlawan.
Percayalah penjahat tak punya belas kasihan. Hahaha..
Jam tangan yang baru kalian temukan adalah petunjuk dari permainan ini.
Peraturan permainan ini adalah tidak adanya peraturan.
Semua senjata diperbolehkan dan kalian bisa menemukan senjata yang telah disembunyikan.
Mari kita mulai pertunjukkannya.
3..2..1.. Mulai"

Terdengar suara sirine panjang yang sedikit menyakitkan telinga.

Wanita itu terduduk lemas, pandangannya kosong, ia sangat ketakutan.

"apakah kau akan membunuhku?"

"tidak, aku tak ingin membunuh siapapun"

"apa maksud orang yang berbicara tadi?"

"aku juga tidak tau, mungkin saja dia hanya pria iseng yang tidak punya kerjaan"

"bagaimana kalau yang ia katakan benar, apa aku akan mati?"

"sebaiknya kita mencari temanku dan pergi dari tempat ini. Kau akan aman bersamaku"

Mavis benar-benar kasihan melihat wanita berparas cantik ini terjebak disini.
Wanita itu melihat Mavis yang tersenyum padanya.

"kalau aku boleh tau, namamu siapa?"

"Kinan, tadi namamu Mavis ya?"

"ya, Kinan bagaimana kalau kita segera pergi dari tempat ini"

Mavis tetap dengan senyumnya, membungkukkan badannya dan mengulurkan tangannya untuk membantu Kinan berdiri.
Wajah Kinan perlahan menunjukkan senyum manisnya.

Mavis senang bisa mengurangi ketakutan pada wanita itu, walaupun sebenarnya ia juga membutuhkan seseorang untuk menghilangkan rasa takut yang luar biasa pada dirinya.
Kinan berdiri dan mereka bergegas meninggalkan ruangan itu dengan obor yang masih berada ditangan kiri Mavis sedangkan tangan kanannya berada dalam genggaman erat Kinan. Mavis merasa sedikit senang dengan genggaman Kinan, mungkin karena sudah lama tidak ada wanita yang memegang tangannya seerat ini.

Can You Kill Me ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang