Final

596 47 0
                                    

Mr.X, Harry, Diana, and IceMan.

"Srekkkkk",
Suara besi yang digesek kelantai itu membuat suasana disekitar terowongan yang dilalui Mr.X sedikit berisik.

Namun tiba-tiba Mr.X menghentikan langkahnya, karena melihat bayangan seseorang jauh didepannya.
Ia mengangkat tongkat logamnya dan menopangnya dengan bahunya.

Sebuah pisau melayang kearah pria beropeng itu dan menancap tepat dibahu kirinya. Ia mencabut pisau itu dan darah mulai mengalir dibaju pria itu.

"ternyata itu kau Diana, keluarlah dan mari kita selesaikan ini", pria itu mendikte agar pemilik pisau ini menunjukkan dirinya.

"aaaaa..", wanita tanpa busana itu berlari kearah Mr.X

Diana melompat dengan pisau ditangannya.
Dengan sigap pria bertopeng itu mengayunkan tongkatnya kearah kepala Diana.
Diana yang mendapat serangan itu terjatuh dilantai dan mengerang kesakitan seperti seekor binatang. Ia berjongkok dengan tangan dilantai seperti seekor anjing.
Darah mengaliri wajahnya karena pukulan keras dari Mr.X.

Diana mundur dengan posisi jongkok yang masih sama, kelakuannya persis dengan binatang liar.
Diana semakin mundur menjauh dari Mr.X karena rasa takut.

"Brukk", tubuh Diana jatuh dilantai.
Sebuah palu memukul kepalanya dengan keras.
Wanita itu terkulai lemas bersimbah darah yang mengalir dari kepalanya.
Pria dengan palu itu memukul kepala Diana berkali-kali sampai perempuan itu benar-benar tidak bernyawa.
Darah diana membasahi wajah pria berpalu itu.

"Dio, apa itu kau?", Mr.X menanyakan identitas pria dengan palu itu.

"namaku IceMan bukan Dio, apa kau mengerti", IceMan mengangat wajahnya.

"hahaha, terimakasih sudah menghabisi perempuan itu. Dia sungguh merepotkan", Mr.X melempar gurauan.

IceMan hanya membalas dengan sebuah senyuman.

"apa kau ingin membunuhku juga Dio?", Mr.X ingin memastikan tindakan IceMan setelah ini.

"kurasa tidak, sebaiknya aku pergi dari sini. Kurasa kau punya seorang tamu", IceMan membalikkan badannya, mengangkat tangannya dan beranjak dari tempat itu.

Mr.X terlihat tersenyum dari balik topeng polos itu.

seorang pria muda tepat dibelakangnya ternyata sudah menantinya sedari tadi.

"sebaiknya kau pergi dari hadapanku anak muda, suasana hatiku sedang tidak bagus", Mr.X mendikte pria itu tanpa melihat wajahnya.

"aku tidak akan pergi sebelum kau memberitahu dimana jalan keluar dari tempat ini", pria itu tidak memperdulikan perintah Mr.X.

"baiklah, aku sudah memberimu kesempatan pergi tapi kau menolaknya, mari kita selesaikan ini Harry", Mr.X membalikkan tubuhnya dan menghadap Harry.

Harry memegang sebuah pedang samurai dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya sudah tidak ada ditempatnya, dan ditutup dengan perban yang tidak terlalu rapi.

"apa B. Reaper yang melakukan itu pada tanganmu", Mr.X menatap kondisi fisik Harry.

"aku tidak perlu tau nama bajingan itu, yang aku tau aku telah mengirimnya keneraka", Harry berbicara dengan nada tinggi.

"baiklah Harry, aku akan kesana dan memukul wajahmu dengan tongkat ini sebanyak 20 kali", pria bertopeng mulai berjalan pelan sembari memukul tongkatnya kelantai selaras dengan langkah kakinya.

Harry terlihat sedikit gugup karena pria yang dihadapinya benar-benar tidak punya rasa takut.
Ia mencoba memasang kuda-kuda untuk menusuk pria bertopeng ini jika hendak menyerangnya.

Mr.X tetap maju tanpa memperdulikan apa yang dilakukan Harry.

Hingga jarak mereka sekitar seratus sentimeter, Harry menghunus pedangnya kearah Mr.X.
Mr.X mengayun tongkatnya dengan kuat kearah wajah Harry.
Harry terlentang dilantai dan mendapat sobekan pada pelipis kirinya.
Pedangnya terlepas dari genggamannya.
Mr.X berjalan mendekati Harry.

"aku rasa B. Reaper diserang dari belakang. Kau bahkan tidak tau cara memegang pedang. Aku tau kau dan Bobby adalah pasangan sesama jenis. Bobby yang mengajukanmu kesini karena menurutnya kau berselingkuh.
Kau dan Bobby hanya kaum menyedihkan. Baiklah aku akan menepati janjiku. limabelas pukulan dan kau boleh pergi"

"kumohon jangan bunuh aku", Harry memohon ampun pada posisi terlentangnya.

"Cuih", hempasan ludah mempertegas bahwa Mr.X jijik dengan pria ini.

Mr.X mengangkat tongkatnya hingga posisi tongkat dipunggungnya.
Ia mulai menghitung mulai dari angka satu dan pukulan pertama dilakukan. Darah Harry mulai berserakan ditempat itu.
Pukulan itu dilancarkan sebanyak limabelas kali.
Harry tak bergerak lagi, Mr.X menendang kakinya dan tak mendapat respon.
Ia menancapkan tongkatnya yang terbuat dari besi pada bola mata harry, sehingga membuat bola mata itu hancur tak berbentuk seketika.

Ia membalikkan badannya mengambil kembali tongkatnya dan mengambil pedang Harry lalu pergi dari tempat itu.

****

Mavis tetap berjalan bersama Kinan dan belum menemukan siapapun.
Kali ini tidak ada suara dari pengeras suara sehingga mereka tidak tau apa yang terjadi ditempat ini.
Berapa peserta yang tersisa, dan bagaimana cara mengetahui permainan ini sudah berakhir.

Apa jaminan permainan ini berakhir ketika peserta tersisa lima orang.

"Kinan, kurasa mereka tidak berniat mengakhiri permainan ini"

"apa maksudmu Mavis?"

"Kurasa mereka akan mengakhiri permainan ini jika sudah membunuh kita semua. Permainan tidak selesai jika kita masih hidup"

Wajah Kinan terlihat putus asa. Ia benar-benar takut menghadapi kematian.

"Kinan aku berjanji akan melindungimu walaupun nyawaku taruhannya, dan aku akan menepatinya", Mavis kemudian tersenyum untuk menghilangkan rasa takut yang melanda Kinan.

Kinan menarik wajah Mavis dan memberinya ciuman dibibir.
Mavis diam tidak menolak.
Kinan melepaskan ciumannya kemudian menatap mata Mavis yang masih kebingungan kemudian ia berkata,
"terima kasih Mavis, kurasa aku jatuh cinta padamu"




Can You Kill Me ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang