Leader

601 41 0
                                    

Leader Game.

Banyak kalangan menganggap kaum-kaum sepertiku adalah manusia dengan gangguan mental.
Tapi kenyataannya kami adalah manusia jenius yang mencoba menjalani kehidupam dengan cara yang berbeda.
Pernahkah kau berfikir orang dengan gangguan mental bisa berfikir untuk menciptakan permainan sempurna ini?

Aku adalah ketua permainan ini, dan akulah yang selama ini menceritakan semuanya pada kalian.

Aku hanyalah seorang yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Aku tidak mengenal orang tuaku. Namun sebuah keluarga kaya mengangkatku sebagai anak mereka ketika berusia 7 tahun.
Aku satu-satunya anak mereka dan mereka sangat menyayangiku.

Aku tidak butuh alasan untuk membunuh orang lain, bahkan aku sangat menikmati ketika orang yang didekatku tersiksa dan mati.
Apa kalian berfikir ini penyakit?
Tidak ini bukan penyakit, ini hanya hobi.
Pertama kali aku membunuh sewaktu berusia 11 tahun.
Aku membunuh anjing kesanyangan ibu angkatku dengan sebuah pisau tanpa alasan.
Ketika aku membunuh anjing itu, tidak tau kenapa perasaanku sangat bahagia.
Ketika pisauku menusuk perutnya dan mendengar suaranya yang merintih kesakitan aku senang luar biasa, layaknya seorang anak yang baru dibelikan mainan.
Tentu, aku memiliki hobi yang sedikit berbeda dari anak seusiaku.

walaupun aku seperti ini, tidak ada seorangpun yang tahu sifat binatangku ini.
Aku sangat bisa bersembunyi dibalik wajahku yang polos.
Kebanyakan menilaiku anak pintar dan baik.

Ketika berusia 15 tahun, aku mulai bosan dengan membunuh hewan.
Aku ingin sesuatu yang lebih menantang.
Pikiranku bergelut tentang, bagaimana dengan membunuh manusia?
Apakah akan menyenangkan?
Bagaimana kalau mencoba satu?

Aku membunuh seseorang, dengan menggunakan pisau dapur.
Aku membunuh teman perempuan seusiaku didalam kamarku.
Sensasi yang kudapatkan jauh lebih menyenangkan dari pada membunuh seekor anjing.
Namun aku belum terlalu mengerti tentang harus kuapakan tubuh manusia setelah dibunuh karena aku tidak ingin tertangkap oleh pihak berwajib.
Kuputuskan untuk meletakkan saja mayat itu didalam lemari.
dan mulai belajar tentang Psikopat. Mulai dari film, buku, ataupun internet.

Tentang bau bangkai, aku sudah terbiasa dan rumah kami jauh dari pemukiman warga jadi aku tak perlu khawatir tentang tentangga. Aku tinggal sendiri dirumah yang seperti istana ini.
Orangtua angkatku sedang diluar negeri selama 2 tahun karena urusan perusahaan.
Soal pembantu, ada 2 orang pembantu dirumah ini dan mereka sudah bersama temanku didalam lemari.
Jadi rumah ini benar-benar kosong.

4 hari setelah kejadian itu, aku menelpon orang tuaku dan minta dibelikan villa ditengah hutan.
Yang akan menjadi tempat penyimpanan mayat-mayat yang telah kubunuh.
Tentu sebuah vila bukan masalah bagi mereka. Mereka menyetujui dan membelikannya untukku
Di vila itu terdapat sebuah ruang bawah tanah yang sangat luas.
Awalnya aku hanya menjadikan ruangan bawah tanah itu sebagai tempat penyimpanan mayat.
Namu sebuah ide muncul dikepala untuk membuat sebuah Game.
Sebuah game yang sangat menegangkan.
Aku mulai merancang permainan dengan sistem musuh acak.
Tahun pertama aku hanya berdua setelah bertemu dengan orang yang memiliki hobi yang sama denganku, namanya Jerk Hollow. Kami bermain dengan 5 orang lawan, dan seperti perkiraan kami membantai mereka dengan mudah. Aku mulai benci dengan sistem acak karena tidak menimbulkan ketegangan. Aku mulai tahun kedua dengan sistem setiap anggota bisa mengajukan perserta. Perserta boleh dari perempuan atau laki-laki. Musuh, teman bahkan keluarga. namun pada tahun kedua permainan ini, Jerk mati setelah dibunuh Derek (Predator) yang tidak lain adiknya sendiri.

Tiap tahun jumlah anggota kami bertambah dan berkurang.

Namun percaya atau tidak, kukatakan tidak ada yang sanggup membunuhku!

Mavis Gilbert, ia hanyalah kotoran yang suka merendahkan orang lain.
Aku sudah mempersiapkan kematian yang indah untuknya.
Percayalah, ia akan mati dengan cara yang paling indah.

Kau masih berfikir bisa membunuhku?
Kuharap kau bisa menyimpulkan siapa aku.

***

Aku berjalan menuruni tangga vila, aku memegang sebuah katana panjang.
Aku akan turun dan menghabisi Mavis sialan itu.
Kusingkap sebuah karpet, dan sebuah lempengen baja lengkap dengan gembok besar terpampang.
Ya, itu adalah pintu masuk kepermainan.
Kubuka gembok itu dengan kunci yang hanya aku pemiliknya.

Aku akan menghampirimu Mavis, dan mari kita lihat apa kau bisa menepati perkataanmu.
Aku menjatuhkan pedang katana terlebih dahulu.
Lalu mengambil sebuah topeng kain bermotif badut dari saku dan kemudian memakainya.
Aku bersiap melompat turun sambil menutup plat baja itu.

"Drukk"

Sang Leader telah memasuki permainan.

"sebaiknya kau menemukan tempat bersembunyi Mavis"
Leader Game.

Can You Kill Me ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang