Ada yang Datang

825 46 0
                                    

Aku menulis, hanya sebatas untuk kepuasan diri.
Jika ada yang membaca tulisan ini saya ucapkan terima kasih.

Kita sudah sampai di part 6, mulai dari sini cerita akan semakin menegangkan.

°°°
Mavis menatap pelan mata Kinan yang terlihat marah, sedih dan takut yang bercampur aduk,

"aku tidak heran, menurut apa yang pernah kupelajari hanya manusia yang dapat membunuh tanpa alasan. Berbeda dengan binatang yang membunuh karena lapar atau merasa terancam bahkan ada manusia yang membunuh tanpa hobby. Menurutku mereka adalah kumpulan orang sakit yang tidak seharusnya berkeliaran disekitar kita"

Mavis berdiri dan melihat keadaan sekitar.

"ada apa?", kinan mempertanyakan pergerakan Mavis yang tiba-tiba.

"apa kau ingat perkataan pria itu sebelum memulai permainan ini?"

"yang mana?"

"bahwa semua senjata diperbolehkan, dan mereka juga telah menyimpan senjata yang bisa digunakan"

"iya aku ingat, dan juga jam yang kita gunakan adalah petunjuk permainan ini", Kinan terlihat memperhatikan jam tangan yang ia gunakan. Hanya ada angka 17 yang juga tidak berubah.

"kurasa kita harus mecari senjata Kinan!"

"apa kau mau melawan mereka?"

"pilihannya hanya dua, mati konyol atau melawan untuk pergi"

Mavis terlihat membongkar lemari-lemari itu dan mendapati sebuah peti besi yang lumayan besar.

"bisakah kau membantuku mengeluarkan peti besar ini Kinan"

"tentu, dengan senang hati"

Mereka mengeluarkan peti besi itu dari lemari. Mavis membuka penutup peti itu dan mendapati berbagai senjata tajam maupun tumpul.
Beragam jenis pisau, pedang dan juga tongkat baseball.

"mereka serius dengan ini kinan!"

Mavis mengambil sebuah amok kukri (golok militer) dan sederet pisau lempar yang sudah terpasang pada sebuah sabuk.
Ia mengikatkan sabuk itu di pinggangnya.

"kuharap kau juga mengambil sebuah senjata kinan!"

"aku tidak ingin membunuh siapapun"

"kau tidak harus membunuh siapapun, senjata ini akan menjadi pelindungmu"

Kinan diam dan terlihat fokus pada kumpulan senjata.

"sebaiknya kau memilih senjata yang sesuai denganmu"

"Kurasa tongkat baseball ini sesuai denganku", kinan terlihat mengambil tongkat itu.

"ini berat"

"Itu terlalu berat. Ini pakai ini aja", Mavis menyodorkan sebilah bayonet (pisau militer).

"aku tidak yakin akan menggunakan benda ini"

Mavis hanya melempar senyum pada wanita polos itu.

"Mavis, aku masih bingung dengan jam tangan ini", kinan kembali melihat detail jam itu.

"aku juga belum terlalu paham",

Mavis menyenderkan tubuhnya pada dinding ruangan itu.
Ia merogoh saku mengambil kotak rokok dan sebuah pematik, karena hanya rokok dan pematik yang tidak mereka ambil darinya.
Mavis beramsusi karena pematik bisa digunakan sebagai senjata dan rokok hanya kebutuhan orang sepertiku dan tidak berbahaya untuk mereka.
Telepon genggam merupakan ancaman yang memungkinkan kami menelpon pertolongan keluar maka dari itu mereka mengambil telepon genggamku dan Kinan.

"apa kau keberatan?", Mavis memperlihatkan rokoknya kepada Kinan.

"tidak"

"terima kasih", mavis menyulut rokok dengan pematiknya dan menarik puas asap dari rokok itu.

"apa kau tidak akan menawariku?",

Mavis sedikit kaget dengan pertannyaan kinan , "kau merokok?"

"Terkadang, hanya pada saat stres dan sekarang aku benar-benar stres"

"Silahkan", Mavis menyodorkan rokok beserta pematiknya.

"terima kasih"

Mavis membalasnya dengan senyuman.

"Kinan, aku boleh bertanya?"

perempuan itu menghembuskan asap pertamanya,

"tentu"

"kenapa kau bisa ada di pesta ini?"

"pacarku yang mengajakku, dan yang berulang tahun adalah teman pacarku"

"kau sudah punya pacar?"

"kenapa? Kau cemburu?"

"bagaimana bisa? Kita saja baru kenal"

"haha.. iya aku cuma bercanda. Hubungan kami tidak terlalu baik dan aku mengakhiri hubungan kami dipesta itu karena suatu pertengkaran"

"ohh", wajah Mavis terlihat puas dengan pernyataan Kinan.

Kinan berbalik menatap Mavis "kau sendiri?"

"aku belum punya pacar"

"bukan itu Mavis, maksudku apa yang membuatmu datang kepesta ini"

"oh, maaf", mavis menggaruk-garuk kepalanya dan wajahnya sedikit memerah.

"aku disini karena Andi"

"Andi?"

"iya, Andi yang mengajakku kesini karena yang ulang tahun adalah pacar Andi"

"dimana Andi sekarang"

"aku tidak tau, kami datang bertiga bersama Reyhan dan aku juga tidak tau dimana Reyhan sekarang"

"sepertinya Andi, Reyhan, dan mantan pacarku masih ada disini, kita hanya dibuat terpisah"

"iya"

"o..iya, apa kau mahasiswa?"

"iya, kau sendiri?"

Mavis dan Kinan bertukar cerita hingga hampir lupa peristiwa yang sedang menimpa mereka. Canda tawa saling mereka lempar dengan penuh bahagia.

Namun pintu ruangan itu seperti ingin didobrak dan menghancurkan momen mereka. Kinan terlihat ketakutan dan memegang erat lengan Mavis.

"tunggu disini", Mavis melepaskan tangan Kinan.
Ia berdiri mengambil goloknya, membentuk kuda-kuda menyerang dan menanti orang yang akan muncul dari balik pintu itu.

siapa yang ada dibalik pintu itu ?

°°°

Can You Kill Me ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang