Akhirnya post lagi..
Selamat membaca, dan menikmati
Dada Mavis terasa sakit, ia berada diposisi yang tidak menguntungkan.
Kaki Ben serasa akan meremukkan badannya.
Mulut Mavis mulai mengeluarkan darah. Ia memegang kaki Ben dan berusaha menggesernya.Ben mengangkat kakinya dari dada Mavis. Ia menatap Mavis dengan kedua bola matanya yang sengaja ia buka selebar-lebarnya.
"aku kira kau pria yang kuat, ternyata hanya sampah"Mavis merangkak mundur dengan kedua tangannya.
"kau mau kemana Mavis", Ben berlari mendekatinya dan mendaratkan sebuah tendangan keras diwajah Mavis.
Hidung Mavis patah seketika dan langsung mengeluarkan darah."apa kau takut Mavis?"
Mavis menatap pria itu dengan tajam.
"Cuih..", hempasan ludah itu mempertegas bahwa Mavis tidak gentar."anak bodoh",
sekali lagi tendangan Ben mendarat diwajahnya. Kali ini tepat dipelipis kiri.
Mavis terlentang lagi dilantai dan kondisinya kali ini benar-benar kacau."Mavis Gilbert, aku akan mengakhiri ini dengan siksaan",
Ben mengambil golok yang merupakan senjata Mavis.
Kemudian kembali mendekati Mavis yang masih dengan posisi yang tidak berubah."aku akan mulai dari jari dan akan selesai dikepala"
Mavis hanya tersenyum sinis melihat perawakan pria itu.
Ben membuka sepatu kiri Mavis. Ia memegang ibu jari Mavis dan mengirup udara disekitarnya layaknya seekor serigala.
Ia mengankat golok dan menyanyikan sebuah tembang dengan nada datar.
Kemudian ia meletakkan golok itu dilantai dan mencabut pisau kecil dari saku dicelananya.
Menyayat pelan jempol kaki mavis dengan pisau itu.Mavis mencoba menahan rasa sakit yang diterimanya, hanya sedikit desah kesakitan yang ia redam sesekali keluar.
Ben menyayat lagi ibu jari itu dengan pelan, dan kali ini ia menarik nafas kuat, seperti menghirup darah yang keluar dari jari Mavis.
Kali ini Ben tidak menyayat ia memotong pelan tepat diruas ibu jari Mavis.
Mavis berteriak dan menganyunkan kaki kanannya kekepala Ben.
Ben terjatuh akibat serangan itu.Mavis mengambil sedikit mundur dengan posisi duduk.
Ia melihat ben kembali mencoba berdiri dengan pelan.
Mavis segera mengambil posisi berdiri dengan cepat, walaupun ia berdiri dengan posisi yang tidak stabil akibat luka dikaki kirinya."seharusnya kau tidak melakukan itu Mavis"
Tatapan pria itu mempertegas omongannya.Mavis kembali tersenyum,
"walaupun aku harus mati, aku tidak akan mati tanpa perlawanan, bodoh""kau telah mengotori upacara paling suci Mavis"
"upacara katamu, itu hanya tindakan idiot, dengan bahasa idiot yang dilakukan orang sakit sepertimu"
Pria itu membungkuk untuk mengambil golok di lantai.
Mavis mengambil dua buah pisau lempar dari sabuknya.Pria itu berlari cepat kearah Mavis dengan posisi golok terangkat.
Mavis tak bergerak sedikit pun menatap tajam pada mata Ben.
Ben berada tepat didepan Mavis,"pergi keneraka", mengayunkan goloknya kekepala Mavis.
Mavis menanggapi argumen Ben dengan senyum sinis.
Ia mengambil sedikit langkah mundur dan golok itu mengoyak bagian bahu Mavis cukup panjang. Menyobek baju dan tubuh Mavis. Mavis sengaja menerima serangan itu.
Ia memanjangkan tangannya kedepan, dengan pisau lempar yang ia pegang kearah mata Ben.Pisau lempar itu tepat mengenai mata kiri Ben. Erangan dari mulut ben terdengar jelas digendang telinganya.
Mavis tidak berhenti ia kembali memanjangkan tangannya yang satu lagi kearah mata kanan Ben.
Sekali lagi pisau itu menancap tepat dimata Ben.
Kali ini Ben benar benar menjerit. Menjatuhkan goloknya dan melangkah mundur tak menentu akibat pisau yang di tancapkan Mavis.Ben tersandar lemah ditembok.
Mavis mengambil goloknya dan mendekati Ben."apa kau punya permintaan", Mavis berbisik di telinga Ben.
Ben diam tak menjawab.
"kurasa tidak"
Mavis menjerit sekuat tenaga dan mengayunkan goloknya mengarah tepat pada leher Ben.
Kepala Ben terlepas dari tubuhnya, terjatuh tepat di kiri kaki Mavis.
Mavis berjalan meninggalkan ruangan itu dengan golok berlumuran darah ditangannya.
Namun pria dari pengeras suara itu kembali dan menghentikan langkah Mavis.
"Bravo.. Ben telah gugur di permainan ini.
Tim penjahat hanya tersisa 11 orang.
Kalian dapat melihat jam tangan yang kalian gunakan.
Selamat kepada tim pahlawan.
Terutama selamat kepada Mavis Gilbert karena berhasil membunuh Ben.
Bagaiamana Mavis, apa kau menikmatinya?
Haha"Suara itu berhenti.
"aku akan membunuhmu",
Mavis menatap pengeras suara itu.Kondisi Mavis benar-benar kacau. Dengan luka gores panjang dibagian bahu, luka dipergelangan tangan yang mulai mengeluarkan darah lagi.
Pelipis mata kiri sobek, tulang hidung yang hampir patah, ibu jari kaki yang hampir terpotong setengah dan darah Ben memenuhi tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You Kill Me ? (END)
Mystery / Thriller"hewan membunuh karena insting ia lapar atau merasa terancam" sedangkan "manusia satu-satunya mahkluk hidup yang dapat membunuh tanpa alasan, bahkan ada yang membunuh karena hobi" Tempat ini bagai kurungan paling mengerikan. Tergabung dengan segerom...