Bayangan

676 41 0
                                    

Ayo ramaikan, biar semakin semangat nyelesaiinnya.

Selamat menikmati.

"dasar jalang, kau tidak tau aku lelah. Bisakah kau tidak membuatku emosi sekarang?"

"aku tidak memancing emosimu, tapi bisakah kau sedikit menghargaiku, aku ini istrimu !"

Tiba-tiba laki-laki itu menendang perut wanita itu.
Wanita itu terjatuh dilantai dengan lemas.

Mavis menutup lubang telinganya dengan kedua tangan, jongkok disudut ruangan dengan wajah menghadap tembok

Ketika mendengar suara jeritan ibunya ia seperti merasakan akhir dari bumi.

Sempat terniang dikepalanya untuk mengakhiri penderitaan ibunya dengan membunuh bajingan yang secara biologi adalah ayahnya.

"ayah kenapa kau memukul ibu?", Dea adik Mavis mempertanyakan perlakuan ayahnya pada ibunya.

"dasar bocah, tidak usah ikut campur urusan orang dewasa"

"tapi"

"bisakah kau diam?", pria itu membentak gadis berusia 12 tahun itu.

"jangan-jangan kau sentuh adikku", Mavis menggerutu berulang-ulang dan masih berada diposisi yang sama.

"kau lihat sayang bocah laki-laki itu mengancamku",
ayahnya berbicara dengan perempuan yang ia peluk mesra disampingnya.

Pria itu sudah sering pulang dengan wanita itu tanpa memikirkan perasaan ibu Mavis dan Dea.
Ia seperti ingin membunuh istrinya perlahan-lahan.

"apa kau mengancamku bocah?"

Pria itu menampar gadis kecil yang ada didepannya.
Membuat gadis itu menangis sekuat tenaga.

"kenapa kau selalu menyakiti orang-orang yang aku sayang?",
Mavis berdiri, memabalikkan badannya dan menatap pria itu dengan sorotan kebencian.

"apa yang akan kau lakukan bocah?"

"aku tidak akan membiarkan manusia sepertimu hidup"

"dasar bocah tengik, biar kuberi kau pelajaran"

Mavis terlihat tidak gentar dengan ancaman ayahnya
Ia mengambil sebuah gunting diatas meja yang berada tepat disisi kanannya.

Pria itu melepas pelukannya dari wanita itu, berjalan mendekati bocah itu dengan raut wajah emosi.

"mati kau bocah sial" pria itu meninju wajah Mavis hingga ia terjatuh.

Mavis mencoba berdiri, namun pria itu membantunya dengan menarik rambutnya.
Mavus meringis kesakitan dengan wajah yang penuh airmata.

"jangan kau sakiti anakku", ibu Mavis berteriak dari jarak yang tidak terlalu jauh.

"kakak, ayah hentikan !"

"hei anak lemah, kuberitahu kau sesuatu. Ibu yang sangat kau sayang itu dulunya hanyalah pelacur", pria itu berkata tepat didepan wajah Mavis.

"aaaaaa..",
Mavis berteriak, wajahnya berang, ia mengayunkan gunting yang ia pegang kearah paha pria itu.

Serangan Mavis membuat pria itu melepas jambakkannya dan mengerang kesakitan.

"bocah sial", ia memegang pahanya yang dialiri darah.

"sayang..", wanita perusak rumah tangga itu ikut andil.

Mavis tidak berhenti disitu.
Dijangkaunya sebuah vas keramik kemudian dilontarkannya tepat dikepala pria itu.
Mavis mengambil kembali guntingnya dan ingin mengakhiri pria ini.

Namun pelukan ibunya menghentikannya.

"cukup Mavis"

Mavis menjatuhkan guntingnya dan tetap menangis tersedak-sedak.
Pria itu terkulai di lantai, penuh darah dan mendesah kesakitan.

Mavis memalingkan pandangan kearah perempuan murahan yang dibawa ayahnya.

"kuharap kau segera pergi dengan bajingan ini sebelum aku berubah fikiran"

***

"Mavis.. Mavis.."

Suara itu terdengar samar-samar menembus gendang telinga Mavis.
Matanya pelan-pelan terbuka.
Ternyata Kinan dan seorang laki-laki berambut mohawk yang tidak dikenalnya.

"apa yang terjadi?", Mavis mengajukan pertanyaan yang ia sangat ingin tahu jawabannya.

"aku tidak tau pasti, tapi aku dan jon menemukanmu dilorong"

"kurasa itu disebabkan luka-luka diseluruh tubuhmu", pria berambut mohawk itu angkat bicara.

Mavis segera mengalihkan pandangannya pada pergelangan tangan pria itu.

"apa kau curiga?", pria itu menunjukkan jam tangannya pada Mavis.

"tidak, maksudku kita hanya perlu waspada pada setiap orang ditempat ini. Karena aku hampir saja mati", Mavis coba meyakinkan.

"Mavis, maafkan aku", kinan ikut serta.

"tidak kinan itu semua bukan salahmu", Mavis menghusap wajah murung Kinan.

"Permisi apa aku mengganggu?"

Seorang pria memegang tongkat perak mengagetkan mereka.

Can You Kill Me ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang