Rahasia Permainan

619 41 0
                                    

"hai, apa kalian takut padaku?", pria dibalik topeng itu mulai berbicara pada Mavis dan Kinan.

Mavis dan Kinan tak menjawab dan tetap pada posisi mereka.
Persaaan mereka bercampur aduk, takut, bingung dan penasaran.

"Mavis dan Kinan, maukah kalian mendengar sebuah dongeng tentang permaninan ini?", pria dibalik topeng itu mengajukan sebuah pertanyaan.

"siapa kau?", Mavis mulai angkat bicara.

"itu tidak terlalu penting Mavis, aku akan menceritakan sejarah dari permainan ini, dan bagaimana cara kerja permainan ini. Apa kau bersedia mendengar dongengku Mavis ?"

Mavis diam tanpa menjawab pertanyaan pria itu. Ia hanya tidak tau harus menjawab apa, dan perasaan takut menghalangi mulutnya berbicara.

"tapi sebelum aku memulai cerita sebuah rahasia ijinkan aku mengakhiri penderitaan temanmu", pria itu mengajukan satu permintaan sambil menunjuk Jon yang masih terkapar dilantai.

"jika kau berani menyentuhnya aku akan membunuhmu", Mavis mencoba mengancam pria itu  dengan dipertegas sorot mata yang tersorot pada satu titik fokus yaitu topeng pria itu.

"jangan bodoh Mavis, kau tidak akan sanggup membunuhku, jangan samakan aku dengan Ben.
Ben hanyalah seorang kriminal dan aku jauh lebih baik darinya"

Pria itu berjalan mendekati Jon yang masih tak sadarkan diri.

Mavis segera melepas genggaman Kinan dan berlari kearah pria bertopeng itu.

Pria itu tetap berjalan karena mungkin posisinya lebih dekat dengan Jon ketimbang Mavis.
Pria itu mengangkat kampaknya dan mengayunkannya kearah Jon.

"Kau terlambat Mavis", kampak pria itu telah memisahkan kepala Jon dari tubuhnya.

"aaaaaaa...", Mavis berteriak dan melesatkan tinjunya ke topeng pria itu.
Pria itu terpelanting cukup kuat, karena tinju itu dilesatkan Mavis dengan semua tenaga dan emosi yang ia muntahkan.
Tapi sia-sia, Jon sudah kehilangan nyawanya dan pukulan Mavis seperti tidak ada artinya.

"hahaha, Mavis ternyata pukulanmu cukup kuat dan aku memiliki sedikit masalah dibalik topeng ini", pria itu berdiri dengan topengnya yang retak dibagian dahi hingga mulut akibat pukulan Mavis.

Tangan mavis masih terkepal dan mulai mengeluarkan darah dari kepalannya akibat memukul topeng yang sangat keras itu.

Mavis seperti kehilangan rasa takutnya. Ia tak merasakan sakit ditangannya.

"Mavis aku tak ingin membunuhmu, jadi sebaiknya kau mulai mendengar dongeng ini. Aku akan menepati janjiku tadi", pria itu duduk bersila dan meletakkan kampak dan tongkat disisi kiri dan kanannya.

"Mavis sebaiknya kau duduk karena cerita ini cukup panjang. Kinan kau juga boleh duduk", pria itu mempersilahkan.

Kinan terlihat duduk dan Mavis tetap berdiri dan tidak bergerak dari tempatnya.

"cepat selesaikan ceritamu dan aku akan membunuhmu setelah itu", Mavis membantah permintaan pria itu.

"kau terlihat bersemangat, tapi terserah!", Pria bertopeng itu terlihat tak acuh dengan ancaman Mavis.

Sorotan mata Mavis tak berubah hanya terpaku pada satu titik fokus yaitu topeng pria itu.
Kinan terlihat duduk sedikit jauh dari mereka dan masih dengan raut wajah ketakukan.

"Jadi bisa kita mulai ceritanya?", Pria itu mengajukan sebuah pertanyaan.

Mavis dan Kinan tidak menjawab.

"Baiklah, yang pertama permainan ini adalah permainan membunuh dan dibunuh.
Siapa yang bisa membunuh adalah yang akan bertahan dan yang dibunuh adalah yang ter-eliminasi. Permainan ini sudah berlangsung 4 tahun, diadakan setahun sekali dan didanai beberapa konglomerat yang sedang menyaksikan permainan ini dengan siaran lansung.
Kau tentu bisa melihat semua kamera disudut setiap ruangan ini. Mereka sedang menyaksikan kita dari tempat yang kita tidak tau keberadaannya.
Semua peserta yang ada ditempat ini tidak terdaftar secara acak. Tim kami boleh mengajukan satu orang sebagai peserta untuk satu orang anggota.
Tim kami ber-anggotakan 12 orang dan hal itu yang membuat keseluruhan peserta sebanyak 24 orang.
Kinan kau tentu sudah tau siapa yang mengajukanmu, dan Mavis aku tidak bisa memberitahu siapa yang mengajukanmu karena itu dilarang.
Setiap peserta permainan ini memiliki harga kepalanya sendiri-sendiri.
Harga kepala tertinggi dipegang leader atau orang yang sering berbicara dari pengeras suara itu. Aku sendiri berada diposisi kedua. Untuk tim kalian masih memiliki harga yang relatif sama kecuali kau Mavis.
Harga kepalamu naik, karena telah membunuh Ben. Harga nyawamu sekarang berada diurutan 10, dengan kata lain akan semakin banyak yang memburumu.
Ben memiliki harga termurah ditim kami, dan predator diurutan 7. Harga kepalanya sudah menjadi hadiahku begitu juga temanmu itu. Sebentar lagi leader akan mengumumkan hadiahnya",
pria itu nenjelaskan dengan panjang lebar.

Mavis diam dan menunggu lanjutan cerita pria ini.
Sedangkan Kinan terlihat sangat ketakutan mendengar penjelasan pria ini.

"ini yang terpenting Mavis dan Kinan", pria itu akan melanjutkan ceritanya.

"Jam tangan yang kalian gunakan tidak terlalu berpengaruh pada permainan ini. Sebenarnya kami juga mendapatkan jam tangan itu untuk mengetahui jumlah anggota tim kita tapi kami tidak menggunakannya karena itu omong kosong. Karena permainan ini akan berakhir jika jumlah peserta yang tersisa adalah 5 orang. secara tidak langsung, membunuh anggota tim sendiri diperbolehkan dalam permainan ini. Jumlah tim kami yang tersisa sekarang adalah 10 dan kalian 10. Dengan kata lain harus ada korban  sebanyak 15 lagi agar permainan ini berakhir.
Tapi kau harus tau Mavis, semua ini bukan hanya tentang uang tapi juga tentang kesenangan.
Kami hanyalah manusia yang memiliki kesenangan dan hobi yang berbeda dari manusia kebanyakan.
Kurasa kau juga bagian dari kami Mavis", pria itu menyelesaikan ceritanya.

Pria bertopeng itu berdiri pelan dan mengangkat kedua senjatanya dimasing-masing tangannya.
Ia melempar kampak ditangannya kearah kaki Mavis.

"Mavis ambil senjata itu dan lindungi dirimu dan mengenai pertanyaanmu tentang siapa aku, jawabannya kau mengenalku", pria itu membalikkan badannya dan berjalan menjauh kearah lorong yang sangat gelap.

Mavis masih berdiri terdiam ditempatnya dan bingung dengan perilaku pria bertopeng itu.
"aku mengenalnya?"

Kenapa pria itu menceritakan semuanya pada Mavis?

Kenapa ia memberi mavis senjata?

Dan kenapa ia tak membunuh Mavis?

Siapa sebenarnya pria bertopeng itu ?

Can You Kill Me ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang