Monster I

637 49 1
                                    


Pria bertopeng itu sudah tak terlihat sejauh jarak pandang Mavis dan Kinan, ia sudah lenyap ditengah lorong yang gelap itu.
Kinan berdiri dan berlari mendekati Mavis.
Memegang erat tangan Mavis dan meneteskan airmata.
Mavis masih berdiri pada posisi yang sama, tak bergerak dan pandangannya menusuk jauh kearah ujung lorong yang gelap itu.

"kau tak perlu takut Kinan, aku tak akan membiarkan siapapun menyentuhmu", Mavis meyakinkan kinan.

"aku tidak mau mati ditempat ini", Kinan mengutarakan ketakutannya seraya melihat 2 tubuh tak berkepala yang terletak dilantai.

"kau tidak akan mati, aku akan menyelesaikan permainan ini"

Kinan tak menjawab Mavis, ia langsung memeluk pria yang berjanji melindunginya itu dari belakang.

Tubuh Mavis tak merespon pelukan perempuan berparas cantik itu, emosi membalut pikirannya.

"hei, kau ingin membunuhku ?", Mavis berteriak kearah salah satu kamera.

"datanglah, dan akan kukirim kau ke neraka", nada suara Mavis lebih tinggi dari sebelumnya, urat tenggorokannya terlihat timbul.

Kinan terlihat mengencangkan pelukannya unuk menenangkan Mavis.

Mavis menarik nafas panjang agar bisa lebih tenang.

Namun pengeras suara itu kembali berbunyi,

"hai Mavis, apa kau baru saja mengancamku?
Apa kau sudah mendengar ocehan teman bertopeng itu, apa yang dia katakan itu benar Mavis. Kurahap kau mengenali pria bertopeng itu.
Kami biasa menyebutnya Mr. X, tapi itu hanya julukan.
Pria itu sungguh tidak bisa mengikuti perintah. Mavis, kau boleh anggap informasi yang diberikan Mr. X itu adalah bonus untukmu karena telah membunuh Ben.
Cukup sekian obrolannya Mavis, aku akan mengumumkan hadiah"

"turunlah bajingan, akan kubuat kepalamu jadi cendramata dari tempat terkutuk ini", Mavis memotong ucapan pengeras suara itu.

Mavis sudah tau jika, apapun yang ia katakan dan lakukan dapat terdengar dan terlihat dari kamera dan pengeras suara itu.

"Mavis, bisakah kau tidak memotong pembicaraan orang lain !
Aku akan turun jika jumlah peserta tersisa 10 orang, aku tidak mau membunuh kotoran jadi aku hanya membunuh kategori terbaik. Kau harus membunuh 10 orang lagi Mavis jika ingin aku bergabung dengan kalian.
Diana hadiahmu Rp.8.000.000 dan Mr. X hadiahmu Rp.70.000.000
Sekian.
Mavis kau harus menjadi Monster jika mengiginkanku", pria itu menutup pembicaraannya.

"kau menginginkan monster, kau dapat satu", Mavis membuang ludah setelah ucapannya.

Kinan melepas pelukannya dan melihat mata Mavis yang benar-benar menyeramkan.

"Mavis, apa yang akan kau lakukan", Kinan mempertanyakan tindakan Mavis selanjutnya.

"aku akan membuat pria yang menyebut dirinya leader keluar dari tempat persembunyiannya"

"tapi kita harus menunggu ada sepuluh orang lagi yang terbunuh", Kinan mempertanyakan keputusan Mavis.

"kita tidak perlu menunggu, karena kita yang akan membunuh sepuluh lagi"

"Mavis kau tidak perlu melakukan itu, sebaiknya kita menunggu dan bersembunyi. Kau tidak bisa melawan mereka semua seorang diri", Kinan memberi saran pada Mavis.

"tidak, aku harus segera membuatnya turun", Mavis mempertegas keinginannya.

"tapi, kenapa?", Kinan terlihat semakin penasaran.

"karena, kurasa aku tau siapa pria dibalik pengeras suara itu", Mavis tetap terpaku pada pengeras suara itu.

"tapi.."

"Kinan apakah kau meragukanku?", Mavis membalikkan badannya lalu tersenyum pada Kinan.

Kinan seperti terhipnotis dengan senyuman Mavis.
Perempuan itu hanya menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan sebagai tanda ia tidak ragu dengan Mavis.

"aku berjanji tidak akan ada yang menyentuh kita", sekali lagi Mavis meyakinkan Kinan dan melempar senyuman.

Kinan menganggukkan kepalanya, sekali lagi ia memeluk Mavis dan menangis.

"Terimakasih Mavis", Kinan merengek manja dipelukan Mavis.

Beberapa saat setelah pelukan itu Mavis memegang tangan kanan kinan sedangkan tangan kanannya sendiri memegang kampaknya.
Mereka berjalan menyusuri terowongan gelap itu dan akan memulai permainan ini.

"Jika seorang manusia tertekan, ia bisa lebih ganas daripada binatang"
Mavis Gilbert

Can You Kill Me ? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang