Namun, sudikah kau menerima akibat dari beberapa sebab?
Pengecualian atas hal di luar batas lintas
Relung rasa menyelimuti penyesalan
Bah kalbu dirayu sang dermaga, melibatkan arus
Kejam adanya
Beberapa pinta di patahkan, musnah, dan hilang dalam lambat laun pertumbuhan
Menggapai awan dalam kegigihan jiwa
Menggapai mu dalam keegoisan jiwa
- - -
Cuaca yang syahdu sangat mendukung untuk Ana dan Nebula beristirahat setelah menjalani aktivitas seharian. Mempersiapkan pakaian yang akan dikenakannya di hari esok membuat dirinya terlihat lebih siap dalam menjalani hari. Nebula sudah bisa mengikuti pelajaran kembali di esok hari, ia rutin dalam meminum obatnya tiap malam sebelum tidur dan sesudah makan.
Lampu tidur berbentuk bintang laut menerangi kamar Nebula, gadis itu sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan hewan spesies lautan. Pemberian hadiah dari Ana pada ulang tahun Nebula saat berusia 12 tahun masih Nebula simpan dengan baik hingga saat ini, lampu itu masih bekerja dengan baik setelah beberapa tahun dipakainya.
Sebelum mereka tertidur, Ana menceritakan apa yang terjadi di hari ini adalah suatu keajaiban. Tiba-tiba saja Ana berkenalan dan tiba-tiba saja Ana ingin tergabung pada sebuah organisasi. Tentunya Nebula sangat ekspresif akan hal ini, seperti sebelumnya, Nebula melompat-lompat sembari menatap kakaknya dengan tatapan tidak percaya. Semoga hari esok akan ada hal baik menyertai sang kakak.
Sang mentari pun menyambut pagi. Ana sudah lebih dahulu terbangun sebelum sinar matahari datang lebih tinggi. Membuatkan sarapan untuk Nebula sebelum gadis itu berangkat menuju sekolah, Ana harus mengantar Nebula pergi ke sekolahnya. Mengingat beberapa hari lalu Nebula sempat drop, jadi Ana harus lebih siaga menjaga adiknya dalam masa pemulihan ini.
Nebula beranjak dengan langkah yang terdengar kasar, seperti langkah yang terburu-buru.
"Kak, lihat kaus kaki ku tidak?" tanya Nebula.
"Yang mana bul, kaus kakimu banyak" ujar Ana tidak beralih pandang dari wajan yang sedang ia gunakan untuk memasak.
"Jelas yang warna hitam dong kak, hari ini hari rabu alias kaus kaki pramuka"
"Aduh, aku tidak tahu persis dimana nya. Coba kamu cari pelan-pelan Bul, pasti tidak jauh dari laci kaus kaki" ujar Ana sembari bertolak pinggang saat berbicara pada Nebula.
Nebula membuka laci ke sekian kalinya yang berisi kaus kaki, mencari dimana letak kaus kaki pramuka nya itu. Satu persatu tumpukan kaus kaki itu dibuka olehnya, namun tak terdapat kaus kaki yang dicarinya.
Namun, terdengar suara menggelegar yang sedang menutup pintu kamarnya sembari bertanya pada Nebula, "Cari apa?"
Sontak, Ana dan Nebula menoleh ke sumber suara secara bersamaan. Dalam sekejap pula Ana mengembalikan pandangannya ke masakan yang sedang dibuatnya.
"Kaus kaki pramuka pah. Papah lihat?" tanya Nebula.
"Papah rasa, itu kaus kaki yang kamu cari" ucap Gamar sembari mengarahkan telunjuknya pada rak buku yang ada di hadapannya. Benar saja, kaus kaki Nebula tergeletak tepat di dalam rak buku, di hadapan buku-buku yang tersusun rapih.
![](https://img.wattpad.com/cover/359197746-288-k309142.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARNALLA
Teen FictionAnalla, sang gadis rembulan menciptakan sebuah jalannya hanya dengan secercah cahaya yang dipancarkan oleh dirinya sendiri. Analla sangat yakin bahwa hari itu akan datang tanpa sedikit pun bantuan dari elemen maupun planet lain untuk membangun jalan...