Sang pelopor hati menyanjung cinta
Berkuasa atas hati yang jatuh sedalam palung
Dua samudra memaksa bersatu
Kita tak sanggup melawannya
Ribuan tangis menerpa kita berdua
Bersama kita sakit, tak bersama pun kita semakin sakit
Harus dengan apa kita melawannya?
Ya, melepaskannya...
- - -Berdiri nya Solaris pada sebuah mading kampus yang menjadi sumber informasi bagi para mahasiswa. Didapatnya sebuah poster tentang adanya sebuah pameran yang diadakan di Perpustakaan Nasional RI yang berhadapan langsung dengan Monumen Nasional. Solaris tersenyum tipis, inilah hal yang disukai olehnya. Dengan mendatangi sebuah pameran, Solaris akan lebih mudah mendapatkan sebuah imajinasi untuk membuat beberapa tugas seni rupanya. Niatannya sudah bulat, Solaris segera melakukan registrasi sebagai syarat seseorang dapat memasuki pameran tersebut dan pameran itu segera berlangsung tepatnya pada esok hari.
Hari ini Solaris tampak lebih sibuk dari biasanya, membuat tugas kuliah tidaklah mudah untuknya apalagi membuat sebuah nirmana Trimatra, yang dimana membuat sebuah nirmana dengan wujud 3 dimensi dan dapat dipandang dari segala arah. Sedangkan nirmana Dwimatra hanya bisa dipandang melalui satu arah. Objek yang digunakan Solaris dalam membuat sebuah nirmana Trimatra ini adalah korek api kayu.
Dua cangkir coklat hangat sudah ia seduh sebelum memulai membuat tugasnya. Kenapa tidak meminum kopi saja?
Karena seorang Solaris jika meminum kopi yang seharusnya menangkal kantuk malah menjadikannya mudah kantuk dan tertidur. Entah bagaimana cara kopi bekerja pada tubuhnya, namun, itulah yang dirasakannya ketika ia meminum kopi.Tak lupa akan lagu-lagu kesukaannya berputar pada sebuah speaker kecil dengan volume sedang, memutarkan lagu-lagu soundtrack dari anime kesukaannya. Diantaranya adalah Demon Slayer, Violet Evergarden, dan juga Attack On Titan, beberapa musikal dari soundtrack tersebut membuat bara api pada Solaris menyala. Rasa semangat yang menggebu-gebu ketika mendengar lagu dari Demon slayer juga Attack on Titan, kadangkala berubah menjadi sedih dan merenung ketika soundtrack pada Violet Evergarden giliran berputar yang dimana musikalnya dominan dengan piano juga orchestra kecil membuat hangat juga haru pada musikal tersebut.
Solaris menghabiskan waktunya seharian untuk membuat tugas tersebut, tak hanya habis tenaga dan waktu namun juga kantung uang yang terkuras untuk membeli ribuan batang korek api juga alat yang ia gunakan. Nirmana itu tidak mudah selesai dalam waktu 1 hari, Solaris masih memiliki beberapa minggu untuk menyelesaikannya dengan hasil terbaik. Pameran di esok hari menjadi tempat untuk me-refreshing kan dirinya, tak hanya itu, memikirkan gadis yang ia cintai merupakan sebuah hal sederhana sebagai alasan ia bertahan hidup dan masih bernapas hingga hari ini.
Ketika jam pada ponselnya menunjukkan pukul 03.30 dini hari, ia segera menyeduh sebuah kopi untuk membuatnya tertidur lebih cepat dikarenakan pameran akan dimulai pada pukul 9 pagi dan itu hanya berlangsung selama 3 jam yang dimana pameran itu akan selesai tepat pada pukul 12 siang.
Setelah meminum kopi itu, Solaris masih membuat pondasi pada nirmana nya sembari menunggu efek dari kopi itu bekerja pada tubuhnya. Dan benar saja, efek itu bekerja pada tubuhnya setelah kurang lebih 1 jam kemudian, Solaris sempat risau tidak bisa terbangun pada lagi harinya. Karena apa? Yap! karena jam weker Solaris rusak. Namun tak apa, ia akan segera terbangun beberapa jam lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARNALLA
Teen FictionAnalla, sang gadis rembulan menciptakan sebuah jalannya hanya dengan secercah cahaya yang dipancarkan oleh dirinya sendiri. Analla sangat yakin bahwa hari itu akan datang tanpa sedikit pun bantuan dari elemen maupun planet lain untuk membangun jalan...